Chapter 9

34 20 2
                                    

⚠️TYPOO BERTEBARAN⚠️

"terimakasih, senang bisa berinteraksi denganmu lebih lama lagi"

(The Chainsmokers - Closer)

__Happy Reading__

______________________________________

"bunda pulang yah, makanannya jangan lupa di habiskan. Satu lagi, kamu jangan lupa perkataan bunda tadi!"

"Bunda pulang sama siapa? Kan udah malem gini!"

Sejenak Gistara memandangi jam di dindingnya, 6:30 , kemudian beralih pada arah pintu keluar yang memang sudah gelap.

"Ada om mu yang jemput!"

"Gak disuruh masuk dulu?"

"Kamu berharap dia ikut mengomeli kamu? Bukan cuma bunda, tapi om mu juga tau soal ini!"

Gistara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lantas ia hanya bisa terkekeh bodo.

"Yah udah, bunda pergi!"

"Hati-hati bunda!"

Gistara memandang punggung Aruka yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang ditelan gelap malam, setelahnya ia menghela nafas gusar. Benar-benar tidak ia sangka jika Aruka bertemu dengan Lisia si wali kelasnya dan itupun membahas tentang nilai matematikanya yang anjlok.

'pantes perasaan gue dari tadi gak enak'

Ingat saat Gistara bilang tidak menyukai Fisika dan seperangkat rumus-rumus sialannya? Yah begitu pula dengan matematika. Otak Gistara itu tidak bisa mengingat lama dengan angka  bertumpuk-tumpuk di tambah simbol yang saling berkaitan karena bisa dibilang Gistara mengalami yang namanya Demensia. Bukan keinginannya, hanya saja memang otak Gistara ini kurang mampu.

Lama terdiam mencerna setiap omelan yang keluar dari mulut Aruka tadi, kedatangan Angga yang tiba-tiba saja berdiri disampingnya membuyarkan lamunan Gistara.

"Bikin kaget aja!"
Lirih Gistara yang hampir tidak terdengar di telinga Angga.

Angga berbalik arah pada Gistara, benda di tangannya membuat cewe itu terlihat bingung. Lantas Angga menjulurkan tangan seolah ingin berkenalan padanya membuat kebingungan Gistara bertambah dua kali lipat.

"Ngapain lo? Gak usah aneh-aneh deh!"
Peringatnya tak kunjung menerima juluran tangan Angga.

"Gue Angga, guru les private lo mulai sekarang!"

"WHAT!!?"

°°°

Disinilah Gistara sekarang, duduk beralaskan lantai dingin dengan meja kecil bertumpuk buku diatasnya. Di depan Gistara sudah ada Angga tengah duduk bersila mengamati sudut demi sudut kamar milik Gistara. Ini kali pertama Angga menginjakkan kakinya ke dalam kamar itu namun berhasil membuat ia tercengang dengan setiap lukisan-lukisan abstrak yang tertempel di dindingnya. Bukan hanya lukisan, tapi banyak cat-cat warna berbagai merek dan kuas-kuas berbagai macam bentuk serta ukuran tersusun rapi di meja belajar Gistara.

Cukup lama Gistara memantau manik mata yang setia berputar mengitari sudut demi sudut bagian kamarnya, segera Gistara mengetuk-ngetuk meja menyadarkan.

"Bentar lagi jadi museum gambar!"
Sindir Angga bernada kecil namun terdengar menjengkelkan ditelinga Gistara.

Coba saja yang didepannya ini seorang cewek centil atau pria lemah letoy kayak kerupuk seblak, sudah Gistara cakar-cakar sampai mamposs! Sayangnya yang  sekarang di depannya adalah pria dengan bahu lebar, otot terbentuk dan sudah pasti perut sixpack kotak-kotak. Membayangkan pukulannya saja sudah berhasil membuat Gistara menggidik ngeri.

Aritmetika Dan Kanvas (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang