⚠️TYPOO BERTEBARAN⚠️
"Dan terkadang, sebuah interaksi kecil adalah awalan dari masalah yang besar"
(Ariana Grande - God is a Woman)
Musik ini cuman sebagai pemanis biar ga suntuk bacanya wkwk__Happy Reading__
______________________________________
SMA Aditya Klasika...
Pagi yang cerah, angin segar, kicauan burung dan wangi bunga-bunga yang bermekaran. Gistara menarik nafas dalam-dalam, kemudian mulai menyusun kanvas dan alat lukisnya. Pagi ini jam kosong, karena itu Gistara memilih untuk melukis di sebuah taman yang tidak begitu jauh dari lapangan basket.
Sorakan dari arah lapangan basket sesekali membuat bahu Gistara terangkat karena kaget, namun gadis itu tetap memilih fokus pada lukisannya.
Gistara mulai mencorat-coret kanvasnya dengan berbagai warna sampai menghasilkan sebuah pemandangan yang sangat indah dan itu selalu membuat Gistara cukup puas dengan karyanya. Gistara hampir selesai, tinggal beberapa detail lagi yang perlu ia tambahkan. Tapi tiba-tiba saja...
BRAKK!!
Tubuh Gistara terlonjak kaget, matanya melebar ketika melihat lukisan yang ia lukis penuh effort hancur begitu saja setelah bola basket mendarat sempurna di lukisannya dan membuat kanvasnya robek, bahkan cat warnanya pun terjatuh dan tumpah.
'anak basket sialan!!'
Tangan Gistara mengepal kuat, ia berdiri dan hendak mencari siapa gerangan orang yang tega menghancurkan lukisan indahnya. Namun, saat Gistara berbalik ingin mencari si pelaku, pria tersebut sudah ada tepat didepan Gistara dan hanya berjarak beberapa senti. Mata coklat pekat bertemu dengan mata hitam keabu-abuan tanpa adanya kesengajaan, hening seketika.
"Maaf!"
Lirih pria tersebut.Mulut Gistara sudah bergetar ingin mengeluarkan uneg-uneg, sayangnya ia urungkan ketika melihat para anak basket serta siswi yang tadi menonton pertandingan basket itu ikut di belakang si pria. Gistara sontak mengurungkan niatnya, kemudian ia berbalik tanpa membalas permintaan maaf pria tersebut dan mulai memunguti alat-alat lukisnya yang hancur.
Semuanya bubar begitu saja, bahkan tak ada satupun yang ingin membantu Gistara. Sejenak Gistara berbalik dan melihat pria yang telah mengancurkan lukisannya semakin menjauh tanpa rasa bersalah.
'Brengsek!'
Pria itu, Dewangga Adiwinata, anak Club basket yang sangat tampan, mata hitam ke abu-abuan dengan tinggi 180 cm, rambutnya hitam berkilau dan kulit putih eksotis yang terkadang membuat beberapa pria iri pada Dewangga yang terbilang hampir sempurna. Sebenarnya bukan hanya itu yang membuat pria yang sering di panggil Angga begitu di kagumi banyak siswi, tapi karena kecerdasannya dalam ilmu matematika. Guru matematika saja angkat tangan jika harus berdebat perihal tumpukan angka dengan Angga. Selain itu Angga juga sering ikut olimpiade matematika dan pernah lolos sampai tingkat internasional di Bangkok. Angga dengan kecerdasannya dalam meneliti deretan Angka diberi julukan oleh para penghuni sekolah 'Si ahli Aritmetika dari Aditya Klasika'. Mungkin, hanya orang aneh yang tidak kagum pada Angga si sosok pria idaman dan kriteria banyak wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aritmetika Dan Kanvas (On Going)
Teen Fiction"Ngapain lo? Gak usah aneh-aneh deh!" ujar Gistara, menolak uluran tangan Angga yang tak kunjung surut. "Gue Angga, guru les privat lo mulai sekarang!" kata Angga dengan tegas. "WHAT!!?" Cerita ini bermula ketika lukisan Gistara yang tak sengaja dir...