Chapter 1

77 42 5
                                    

⚠️TYPOO BERTEBARAN⚠️

"dan hal baiknya, aku tetap memilih menjadi aku, setelah dikhianati oleh Takdir"

(MRLD - An Art gallery could never be as Unique as you)

__Happy Reading__

______________________________________

Galery lukis..

Galery lukis, sebuah toko dengan banyak lukisan-lukisan indah di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Galery lukis, sebuah toko dengan banyak lukisan-lukisan indah di dalamnya. Bukan hanya indah, tapi antik, penuh makna, serta lukisan-lukisan berseni tinggi banyak ber tempelan di dinding toko tersebut. Banyak hasil tangan seniman terkenal dan itu membuat para kolektor seni berbondong-bondong kesana untuk mencari yang kiranya cocok dengan nuansa rumah atau bahkan untuk bahan lelangan para milyarder yang tentunya suka dengan sebuah seni lukis.

°°°

Pemilik toko sekaligus pendiri toko sejak beberapa tahun silam, bapak-bapak yang lumayan keras namun berhati lembut, pak Asdanul namanya.

Pria itu mengeluarkan tiga buah lukisan dari balik mejanya, sontak seorang gadis yang baru saja masuk ke Galery Lukis tersebut melebarkan mata.

"Loh kok gak di pajang?"
Sahut gadis itu tergesa-gesa ke arah dimana sang pemilik toko berdiri.

Pak Asdanul menghela nafas, kemudian memberikan lukisan tersebut pada si gadis.

"Lukisan kamu itu nggak ada yang laku!"

"Kok bisa?"

"Nggak ada peminatnya!"
Jelas pak Asdanul ingin kembali ke kegiatan awalnya yakni menyusun lukisan-lukisan baru, namun gadis itu dengan cepat menghalang langkahnya.

"Dicoba lagi pak, siapa tau besok laku!"

"Halah, lukisan kamu disini udah seminggu tetap aja gak ada yang mau beli! Saran bapak yah, kamu kan masih muda, mending cari pekerjaan lain dari pada ngelukis gak jelas, laku enggak capek iya!"
Saran pemilik toko tapi tak di indahkan gadis itu.

Ia duduk disebuah kursi kemudian bertopang dagu, terdiam sejenak sembari menghela nafas berkali-kali.
"Pekerjaan apa coba yang mau nerima Anak SMA kayak aku!"

"Kecil lagi!"
Sambung pak Asdanul terkekeh riang namun berhasil membuat si gadis menggembungkan pipinya kesal.

°°°

Gistara menyimpan lukisan yang ia bawa dari Galery Lukis ke atas meja belajar kemudian menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Sedih rasanya melihat kamar yang penuh lukisan namun tidak pernah ada yang mengapresiasi hasil karyanya itu. Padahal Lukisannya bisa dibilang tidak ada yang asalan, semuanya tergambar rapi dengan warna-warna penikmat mata, sayangnya kembali lagi pada tempat tinggal dan lingkungan yang kurang minat pada sebuah seni lukis.

Aritmetika Dan Kanvas (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang