My Epiphany, Sagra

11

Assalamu'alaikum BESBIE 😍

WELCOME BACK!!!

HAPPY READING OLL
🤸🤸🤸

💛💛💛

Sesuai permintaan sang mertua, hari ini Zerrin akan berkunjung ke rumah Mama Sindi atau lebih tepat nya rumah yang Sagra tempati berpuluh puluh tahun lalu. Pasangan suami istri ini berangkat setelah menunaikan sholat maghrib.

"Ke rumah Mama mau bawa apa, kak?" Tanya Zerrin.

"Bawa mantu aja udah cukup" balas Sagra yang membuat Zerrin jengkel.

"Serius ihh!! Masa ke rumah Mama ga bawa apa apa?"

"Bawa buah buahan aja, Papa sama Mama lebih suka nyemil buah" jelas Sagra yang dijawab anggukan oleh Zerrin.

Keadaan lalu lintas malam ini lumayan lancar. Mungkin karena sudah lewat dari jam kerja? Zerrin dan Sagra menikmati perjalanan malam hari sambil mendengarkan lagu hasil dari playlist yang Zerrin buat sendiri. Sampai terdengar lagu andalan Zerrin dahulu ketika lost contact dengan Sagra. Galau cerita nya neng, xixixixi😋😁

"Kak Sagra mau denger lagu andalan Zerrin ga?" Celetuk Zerrin.

"Lagu andalan?"

"Iya, lagu yang setiap hari Zerrin dengerin pas lagi galau"

"Kamu galau kenapa?"

"Omaigat!! Sopan kah faktor utama dari kegalauan Zerrin bertanya seperti itu?!!!" Zerrin mulai mendramatisir keadaan.

"Maksudnya apa sih, istri? Aku ga paham"

"Dulu kita lost contact kan?" Sagra mengangguk.

"Itu penyebab Zerrin galau, makanya Zerrin punya lagu andalan. Mau denger ga?"

"Boleh"

Zerrin mulai menyalakan lagu tersebut dari ponsel nya yang terkoneksi dengan radio mobil Sagra.

"Sedih banget, yang, intro nya" tutur Sagra.

"Lagu galau mana ada yang ngerock!" Kesal Zerrin.

Zerrin mulai menghayati lagu tersebut dan bersiap siap untuk nyanyi dihadapan sang pembuat galau dahulu kala.

Tapi tahukah kamu?
(Dygta)

Bagaikan bintang di langit
Yang takkan bisa ku raih
Begitu pun kamu
Yang tak mungkin bisa aku miliki

Ku tau siapa dirimu
Ku tau siapa diriku
Kita yang berbeda
Kau dan aku bagai
Langit dan bumi

Tapi tau kah kamu
Betapa ku mencintai dirimu
Tak sanggup ku melawan hatiku
Yang slalu menginginkanmu

Tolong yakinkan aku
Perjuangkan atau ku menyerah
Namun bila tak bisa bersama
Lebih baik menghilang