Kenapa? Mau coba?☘☘☘
Yemma memandang pemandangan dari atas rooftop. Not bad!
Tembok pembatas rooftop tingginya hanya sebatas pinggangnya. Ketebalannya pun hanya sekitar dua kepalan tangan.
Yemma memutuskan untuk naik dan duduk diatas tembok pembatas. Ia lalu mengeluarkan rokok dan menyalakannya. Tanpa perduli bila ada yang melihatnya dan melaporkannya pada guru BK, Yemma menyesap rokoknya dengan nikmat.
Hembusan angin di siang hari ini menambah poin plus untuk menutupi teriknya sinar matahari yang memercikkan panasnya ke bumi.
Rambut orange terang Yemma berterbangan mengikuti arah hembusan angin. Yemma kesal karna rambutnya menghambat kesenangannya dan ia semakin merasa kesal saat menyadari bahwa dirinya lupa membawa ikat rambut. Sial!
"Yemma?"
Yemma menoleh sejenak dan mendapati Kaivan tengah berdiri didepan pintu rooftop yang terbuka. "Kenapa?" tanyanya.
Kaivan mengerjap pelan. Dirinya terkejut saat melihat rokok ditangan gadis itu. "Lo ngerokok?" tanyanya sembari melangkah mendekat.
"Kenapa? Lo mau coba?" kekehnya Yemma yang kemudian menyesap rokoknya dengan nikmat dan menghembuskan asap rokok pada Kaivan yang kini telah berdiri didekatnya.
Kaivan terbatuk pelan. Anj*ng juga ni cewek!
"Lo gak tau tentang peraturan EHiS yang melarang keras siswa-siswinya merokok dikawasan sekolah?"
Yemma mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Kenapa kesini?"
Kaivan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. "Gue nyari Aksa, biasanya dia tidur di rooftop. Tapi gue malah ketemunya elo." jelas Kaivan saat dirinya mengingat tujuan awalnya mendatangi rooftop.
"Kemana Hema?"
Dengan wajah memberenggut kesal, Kaivan berdecak pelan. "Dia lagi menyambangi selir-selirnya."
Yemma terkekeh mendengarnya. "Cemburu?" ledeknya.
"Najis banget." protes Kaivan dengan nada sewot.
Yemma tak menyahutinya lagi. Dirinya malah melanjutkan kegiatan merokoknya.
Kaivan membalikan tubuhnya dan bersandar pada tembok pembatas. Ia menoleh pada perempuan disampingnya.
Melihat rambut panjang berwarna orange cerah itu bergerak-gerak mengikuti hembusan angin dan terlihat menganggu pemiliknya, Kaivan pun melepaskan gelang hitam ditangannya dan meraih helai demi rambut gadis itu dan mengumpulkannya menjadi satu. "Sorry?" ucap Kaivan yang kemudian mengikat rambut Yemma menggunakan gelangnya.
Yemma hanya diam tanpa melakukan perlawanan ataupun memberikan penolakan atas apa yang Kaivan lakukan.
"Sejak kapan ngerokok?" tanya Kaivan setelah dirinya selesai mengikat rambut Yemma dengan asal namun si pemiliknya pun tak melakukan protes apapun.
"Baru dua tahun lalu, maybe?" jawabnya sembari mencoba mengingat-ngingat.
Kaivan berohria. Dirinya bukan tipe orang yang akan menghardik seseorang tanpa alasan. Selagi itu tak merugikan dirinya, ia tak akan ikut campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whatever You Want
Teen Fiction"Putuskan tali dan bebas!" WARNING!! [ bullyng, kekerasan, kata-kata kasar dan vulgar, hal-hal tak pantas, pelecehan seksual, dan mengandung banyak pro-kontra ] Start : 01 Januari 2024 Finish :