8° Naraksa Ghandira Danudaksa

10 1 0
                                    


Diem aja duit udah mengalir, apalagi kalau gak bisa diem

☘☘☘

Seorang anak lelaki berusia 13 tahun tengah menangis sembari memeluk boneka kelinci. Matanya yang telah membengkak dan hidung yang sudah berubah merah tak membuatnya berhenti untuk menangis.

"Adek, kenapa adek tinggalin abang?"

"Maafin abang kalo abang nakal."

"Adek pulang yahh! Abang janji gak nakal lagi!"

Wanita dewasa yang berdiri dibalik pintu yang sedikit terbuka itu menahan tangis mendengar betapa menyesakannya tangisan anak laki-lakinya itu. "Nana maafin bunda yang gak bisa jaga kamu dengan baik." lirihnya dalam hati.

"Sayang?"

"Mas, gimana pencariannya? Apa menemukan hasil?" tanyanya pada sang suami.

Morgan menghela napas berat. Ia kemudian membawa Isyana sang istri tercinta kedalam pelukannya. "Anak buah mas gak berhasil menemukan apa-apa. Maafin mas yah sayang yang gak bisa jagain anak perempuan kita dengan baik!"

Isyana menangis tanpa suara. Sungguh hatinya benar-benar terasa sesak. Ibu mana yang tak merasa sakit saat anak perempuannya yang baru berusia 5 tahun itu hilang begitu saja.

Morgan merasa sesak dan sangat sesak mendengar tangisan istri dan anak laki-laki nya. "Mas janji akan terus mencari keberadaan Annara dan memberi pelajaran pada orang yang berani mengusik keluarga kita sayang!"

☘☘☘

"Aksa! Aksa!! Ayo kita liburan ke tempat Hema!"

Aksa yang tengkurap diatas kasur sontak langsung menguburkan diri dibawah selimut. Sungguh mempunyai teman non-akhlakles seperti Kaivan dan Hema itu membuatnya frustasi.

Brak!

"Aksa oeyyy" pekik Kaivan setelah membuka pintu kamar dengan bar-bar.

"Aihhh tidur mulu."

Lalu kemudian Kaivan tersenyum lebar dan berancang-ancang untuk melompat ke atas kasur.

"Woy woyy bangun! Anak ayam sudah bertelur, kenapa Aksa bobo mulu dahh!"

Kaivan meloncat-loncat diatas kasur. "Bangun! Bangun! Bangun!"

"Ayo Aksa anak ayah bunda bangun!!"

"Aksa! Aksa! Aksa!"

"Naraksaaaaaa!"

"Bangun ihh! Kita bisa ketinggalan pesawat kalo kamu gak bangun-bangun terussss!"

"Aksa! Naraksa Ghandira anak ayah Morgan oeyyy!"

Aksa yang pada akhirnya kesal dan terganggu pun melemparkan bantal pada Kaivan hingga temannya itu oleng dan tersungkur diatas kasur.

"Berisik Kai!"

"Kita naik pesawat pribadi plisss dehh!!" ketusnya dengan mata mendelik kesal.

Kaivan bangun dan mengusap hidungnya yang tadi menancap dikasur. Lalu setelahnya bocah sipit itu pun cengengesan.

☘☘☘

Aksa melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah seorang diri. Dengan earphone yang terpasang di telinga nya, Aksa sama sekali tak menghiraukan hiruk pikuk yang ada disekitarnya.

Setelah sampai di rooftop, Aksa pergi menuju tempat yang biasanya ia pakai untuk tidur. Iya!! Setiap jam istirahat atau jamkos Aksa memang suka tidur. Meskipun kadang Kaivan dan Hema akan menyeretnya menuju kantin.

Whatever You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang