Lihatlah aku bisa mengurusnya dengan amat sangat mudah☘☘☘
Pagi ini publik kembali digegerkan dengan kematian salah satu keluarga yang tinggal dikompek perumahan menengah.
Alasan kematiannya diduga karna bunuh diri. Entah apa alasan yang membuat satu keluarga tersebut memutuskan bunuh diri, polisi masih menyelidikinya lebih dalam. Namun menurut keterangan tenaga medis yang bekerja sama dengan pihak kepolisian, sebelum meninggal terduga dan keluarganya sempat menghirup sebuah cairan yang belum diketahui jenisnya.
Untuk kasus bunuh diri kali ini, pihak kepolisian mengatakan ada sebuah perbedaan besar dari kasus-kasus sebelumnya. Selain ditemukannya sebuah botol semprotan yang berisi cairan aneh, tim kepolisian juga menemukan sebuah kertas yang bertuliskan umpatan "Weldon Fuck You!" yang ditinggalkan oleh salah satu bagian dari keluarga itu.
Dan karena hal itu, publik dan pihak kepolisian mencurigai bahwa kematian mereka memiliki hubungan dengan salah satu keluarga yang berkecimpung didunia medis itu. Apalagi dengan ditemukannya cairan aneh yang tak dapat mereka identifikasi dengan mata telanjang memperkuat dugaan mereka.
☘☘☘
Shasha masuk kedalam kelas bersama Queen. Langkah kakinya langsung menuju tempat yang Harley tempati.
Menutup buku yang tengah dibaca Harley, Shasha duduk diatas meja tanpa peduli dengan raut kesal sang pemilik meja yang menempatinya.
"Heh Je, gue mau nanya dong!" Cara bertanya Shasha seperti sengaja dinyaringkan agar anak-anak kelas unggulan yang lainnya ikut mendengarkan.
Meskipun kesal, Harley mencoba bersabar. Ia sebisa mungkin menahan diri ditengah masalah yang menyangkut-pautkan keluarganya.
"Emang bener ya yang mati hari ini tuh ada hubungannya sama keluarga lo?" tanya Shasha dengan blak-blakan.
Queen menyenggol lengan Shasha mencoba menegur namun sama sekali tak diperdulikan.
Setelah berhasil menenangkan diri, Harley memberi senyuman tipis pada Shasha. "Enggak. Tapi kalo lo penasaran, salah satu orang yang meninggal hari ini itu adalah mantan pengasuh sekaligus kepala pelayan dirumah gue." jelasnya.
"Untuk alasan meninggalnya gue gak tau. Lo tau sendiri kan kejadian bunuh diri seperti ini udah terjadi beberapa kali. Jadi gue maupun keluarga gue sama sekali gak berhubungan sama alasan meninggalnya mereka. Sampai sini puas?"
Shasha berohria. Namun isi kepalanya berkata lain. Melirik singkat pada teman-teman kelasnya yang diam-diam memperhatikan, Shasha kembali bertanya. "Trus kenapa mereka ninggalin kertas berisi umpatan buat keluarga lo? Dan setau gue dari kasus-kasus sebelumnya, ini adalah pertama kalinya ada yang meninggalkan surat sebelum bunuh diri."
Harley terkekeh pelan mendengarnya. "Dari awal kasus seperti ini ada, gue selalu merasa kalau mereka gak bener-bener bunuh diri secara sadar. Dan kalau tebakan gue benar, itu berarti si orang dibalik kasus ini memiliki dendam atau mungkin dia sedang mengibarkan bendera perang ke keluarga gue." ujarnya sembari tersenyum miring.
"Sekarang, bisa lo pergi dari tempat gue? Gue mau lanjut untuk belajar."
Shasha berdecak pelan mendengar pengusiran Harley. Sembari mengibaskan rambutnya, Shasha turun dari meja dan melangkah untuk duduk ditempatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whatever You Want
Teen Fiction"Putuskan tali dan bebas!" WARNING!! [ bullyng, kekerasan, kata-kata kasar dan vulgar, hal-hal tak pantas, pelecehan seksual, dan mengandung banyak pro-kontra ] Start : 01 Januari 2024 Finish :