Aleon menahan nafas, dirinya sebisa mungkin tidak menggangu atensi dua orang yang sedang beradegan panas disana
Ia memilih melangkah mundur perlahan, namun sialnya, kakinya menyentuh sebuah kursi menyebabkan suara decitan, Aleon praktis membeku
Sedangkan Jinan dan Eve menghentikan permainan mereka, Jinan turun dari kasur dan bergerak mendekat, ia menyalakan lampu dan betapa kagetnya melihat ada Aleon disana
Aleon yang sudah bisa melihat dengan jelas pun memutuskan untuk bergegas keluar dari sana, menghiraukan Jinan yang memanggil dirinya
Sesampainya didepan bar, dengan hp yang sudah ia ambil di meja konter bar tadi, ia menelfon Surya untuk menjemputnya, lebih baik ia pulang saja
Sepuluh menit lebih berlalu, Surya datang dengan motornya, bersamaan dengan itu, suara Jinan terdengar mengalun dari belakang
Aleon menoleh sebentar kemudian segera menghampiri Surya, "Maaf ngerepotin malem-malem" Dirinya menampilkan senyum cepat sembari menerima helm
Ketika dirinya sudah dalam posisi yang baik diatas jok motor, Jinan tepat berada di dekatnya, Aleon hanya merentangkan tangannya dan menjatuhkan kunci mobil didepan pemiliknya, ia langsung menyuruh Surya melajukan motornya
Selama diperjalanan, mungkin karena kejadian yang dialami sangat cepat berlalu, keduanya masih berusaha menetralkan diri
"Lo gak papa?" Tanya Surya setelah dirasa suasana sudah cukup santai
Aleon mendongak menatap wajah Surya dibalik helm dari kaca spion, "Gak papa, gue harusnya yang nanya, lo gak papa jemput gue dadakan gini?" Aleon mendekatkan duduknya sedikit pada tubuh Surya karena kondisi yang dingin
"Serius gue, Al, bener dah gak papa, kaget aja tadi dikit, lo ditelpon kayak mau disiksa makanya gue juga ikut buru-buru" Canda Surya mengingat bagaimana suara grasak-grusuk dari Aleon membuatnya yang sedang santai tiba-tiba panik
Aleon tertawa mendengar itu, "Maaf, gak maksud, tadi beneran lagi gawat banget, makanya agak gak kondusif telponnya" Paparnya dengan senyum tak enak
"Gak masalah sih, cuma lo kenapa sampe buru-buru banget? Di bar juga ngapain?" Tanya Surya mulai mengudarakan rasa penasarannya
Aleon memberi jeda, ia mengecek hpnya yang ternyata Jinan menelpon dirinya, namun sengaja tak ia angkat
"Lagi after party abis acara perpisahan siangnya, tadi Jinan agak rese aja, mending pulang duluan" Aleon sedikit memutar bahasa yang ia gunakan, tak berbohong tapi mengubah arah pikir orang lain agar tidak berpikir macam-macam
Surya mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai respons puas atas jawaban yang didapatnya, dirinya kemudian membelokkan motornya ke jalan terakhir menuju apartemen Jinan, masih sedikit jauh
"Anak lo gimana kondisinya? Baik?" Surya kembali berbicara dengan topik baru, Aleon mengangguk sekali yang dilihat Surya dari kaca spion
"Baik kok, paling guenya yang harus jaga diri, bayinya malah lebih sehat daripada ibunya" Aleon dan Surya tertawa dengan gurauan ringan itu
"Kalo bayinya udah lahir, lo mau dipanggil apa? Om atau uncle?" Aleon bertanya random sambil memunculkan kepalanya di sisi kanan wajah Surya melalui bahu
"Kalo jadi bapaknya gimana?" Suasana hening untuk beberapa saat, Surya tersenyum karena tahu Aleon kaget dengan jawabannya
"Bercanda, gue dipanggil apa aja boleh, asal bener aja" Aleon tersenyum mendengar itu, ia menumpukan kepalanya di pundak kanan Surya
"Apa lo beneran jadi bapaknya aja ya? Kok kayak cocokan lo sih?" Asal anak itu karena sejenak terbuai dengan perlakuan Surya yang sangat lembut dengannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Way To Loving You | Jichen
Teen FictionApa yang ada di pikiran kalian ketika terbesit kata "tingkat akhir SMA"? Bukankah semacam bersenang-senang dengan teman, belajar untuk ujian akhir, dan berbagai macam kegiatan sekolah yang tak ada habisnya? Juga perasaan untuk bersenang-senang selay...