14. Titik tertinggi mencintai

124 13 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



"Bisa-bisanya aku cemburu kepadamu padahal belum tentu engkau menjadi takdirku."

-Eline Nazifa-

Melihat kedekatan Vinia dan Yara yang semakin erat hubungannya, bahkan hampir semua peristiwa yang Vinia alami ia ceritakan kepada Yara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kedekatan Vinia dan Yara yang semakin erat hubungannya, bahkan hampir semua peristiwa yang Vinia alami ia ceritakan kepada Yara.

Eline yang sedang perjalanan kerumah sakit tempat ia bekerja, ia melihat Yara yang tengah berhenti ditengah jalan dengan melambaikan tangannya menandakan ia ingin menghentikan mobil Eline, ia sudah hafal dan tahu bahwa itu mobil Eline ketika ia bertemu di sebuah cafe, Yara melihat Eline menaiki sebuah mobil sewaktu perjalanan pulang.

Seketika Eline yang melihat Yara melambaikan tangannya dengan wajah seriusnya menandakan sesuatu yang mungkin ini penting dan berhubungan dengan Eline. Yara seharusnya menghubungi Eline jika memiliki urusan penting yang ia ingin bicarakan, namun Yara tidak melakukan hal itu karena ia tidak memiliki nomor handphonenya. Ia mungkin lupa untuk meminta atau bahkan belum sempat untuk memintanya karena kesibukan masing-masing.

Akhirnya dengan sedikit keterpaksaan, Eline mengehentikan mobilnya dan ia turun dari mobilnya dengan mengajak Yara duduk ditempat lokasi yang selalu menjadi wisata sore di luar kompleks rumah Eline.

Yara dengan senang hati menuruti kemauan Eline atas ia sudah ingin memberikan sedikit waktunya untuk berbicara dengannya meskipun hubungan mereka kemarin sempat sedikit ada masalah namun hari ini, Yara akan mengatakan sesuatu yang ia ingin katakan, dan baru sekarang baru bisa sampaikan.

Duduk di tempat wisata sore yang selalu ramai pengunjung dengan berbagai banyak penjual makanan dan minuman itu, Yara menyampaikan permintaan maaf atas ucapan yang mungkin dapat melukai hati Eline. Meskipun begitu, Eline sudah tidak mempersoalkan akan hal itu, dan mungkin ia sudah lupa akan itu.

Lupakan dua perkara ini :
• Dosa orang lain.
• Kebaikan diri sendiri.

Dan ingat dua perkara ini :
• Dosa diri sendiri.
• Kebaikan orang lain.

Dengan wajah serius yang terpampang dari Yara membuat Eline penasaran dan menyuruh Yara agar segera mengatakan sesuatu yang membuat ia penasaran, karena mungkin waktu yang dimiliki Eline tidak banyak untuk berbicara yang mungkin Eline anggap tidak penting karena ia harus segera berangkat ke rumah sakit untuk bekerja. Hal ini dilakukan karena ia adalah seorang dokter psikologi baru di rumah sakit Yogyakarta.

Akhirnya permasalahan Yara dan Eline yang kemarin sempat bermasalah sudah teratasi dan selesai, ia melanjutkan pembicaraannya selama lima menit, meskipun tidak cukup lama. Hal ini membuat Eline seketika menjadi diam dan suasana menjadi hening. Ucapan yang mungkin sekali ucap dapat menampar Eline membuatnya seperti gila dan mengejar lelaki yang mungkin belum tentu menjadi takdirnya.

Takdir Illahi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang