Agreements

2.3K 177 27
                                    

Happy Reading!!

Kaira melangkahkan kakinya ke sebuah tempat yang asing baginya, ia tidak akan pernah menjejakkan kakinya kesini kalau bukan karena kedua orang tuanya yang memberikan beban begitu berat bagi dirinya dan sang kakak, Marco Valerino.

Sampai di depan lobby, dirinya sudah disambut oleh satu perempuan yang berpakaian rapi ala kantoran. Perempuan ini menyapanya dengan ramah dan sopan lalu membawanya ke lantai paling atas gedung ini, tempat Alvaro berada.

Awalnya Kaira ragu untuk mengikuti ucapan Alvaro yang menghubunginya tadi pagi untuk mendatangi kantornya karena suatu urusan yang Kaira tidak ketahui dengan jelas apa tapi berhubungan dengan 'hutang' yang akan Kaira tanggung.

Lift berdenting lalu Kaira dan perempuan tadi berjalan keluar dari lift. Perempuan itu berjalan mendahului Kaira, Kaira menatap setiap sudut tempat ini dan sedikit takjub dengan interiornya yang benuansa gelap namun terlihat sangat mewah dan elegan.

"Silahkan masuk, Pak Alvaro sudah menunggu anda di dalam." Kaira mengangguk mengerti lalu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada perempuan itu.

Kaira masuk ke dalam ruangan yang terasa hening dan dingin, ia dapat melihat seorang laki-laki sedang duduk di kursi kerja sambil matanya sibuk menatap layar laptop yang ada di depannya.

"Alvaro." Panggil Kaira membuat laki-laki yang tadinya fokus dengan layar laptopnya mendongakkan kepala.

Pandangannya lurus menatap Kaira lalu ia berdiri dari kursi yang ia duduki. Tanpa sepatah katapun dan melalui tatapan mata, Alvaro meminta Kaira untuk duduk di sofa yang ada di ruangannya.

Alvaro tampak berbeda hari ini, dia terlihat begitu dingin. Berbeda dari pertemuan pertama mereka yang dimana Alvaro tampak begitu emosi dan tatapannya begitu mengintimidasi.

"Ada apa?" Tanya Kaira saat dirinya sudah duduk di depan Alvaro.

Sebelum Alvaro menjawab, pintu ruangannya diketuk dan muncul seorang laki-laki yang menggunakan setelan jas rapi sambil membawa sebuah map ditangannya.

"Tanda tanganin surat perjanjian dulu."

"Perjanjian apa?"

"Perjanjian kalau lo yang bakal lunasin hutang keluarga lo."

Kaira tidak menyangka kalau dirinya akan terlibat sejauh ini, dirinya menyangka Alvaro hanya memegang ucapannya kemarin. Ternyata Alvaro tidak sebodoh itu untuk tidak mengikat Kaira dalam perjanjian tertulis agar Kaira tidak bisa mengingkari omongannya kemarin.

"Bacakan isi nya." Perintah Alvaro kepada laki-laki yang berdiri di dekat Alvaro duduk.

Laki-laki itu membacakan isi perjanjian dan semua sesuai dengan apa yang mereka bicarakan tempo hari.

"Apabila pihak kedua tidak memenuhi tanggung jawabnya maka pihak pertama berhak memberikan sanksi kepada pihak kedua..."

"...Baik itu sanksi yang akan dilakukan melalui jalur hukum maupun sanksi yang sudah di sepakati oleh kedua belah pihak."

Kaira menatap kearah Alvaro ketika isi surat perjanjian itu sudah selesai dibacakan. Alvaro menatap datar ke arah Kaira yang terlihat sedikit tidak setuju dengan isi perjanjian itu.

"Tanda tangan, gak ada perubahan sama sekali biarpun lo protes. Ini udah jadi kesepakatan kita kemarin." Alvaro memberi kode kepada laki-laki yang berada di sampingnya untuk memberikan surat perjanjian itu ke Kaira untuk ditanda tangani.

"Maksud dari sanksi yang udah kita sepakati itu apa? Kita gak ngomongin apa-apa soal itu."

Surat perjanjian yang berada di depan Kaira belum di sentuh sama sekali oleh Kaira. Ia masih membutuhkan jawaban Alvaro.

Not My Fault - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang