Happy Reading!!
Kaira meringis pelan merasa tubuhnya bahkan susah untuk digerakkan. Dia menoleh ke samping dan melihat Bara yang masih terlelap setelah pergulatan mereka di ranjang. Kaira bangun dan duduk sambil meringis sakit, kakinya bahkan susah digerakkan ditambah perutnya masih nyeri.
Kaira turun dari ranjang dan mengambil kameja putih milik Bara yang tergeletak di lantai. Dia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Kaira berdiri di depan westafel untuk melihat wajahnya yang pucat, dia menundukkan kepalanya merasa hancur sekali dengan perbuatan Bara tadi. Dari sejak pernikahan mereka, baru kali ini Kaira merasa di rendahkan oleh suaminya sendiri.
Selesai berlarut dengan kesedihannya, Kaira memutuskan untuk membersihkan dirinya segera. Ia takut Bara terbangun dan malah mencari dirinya.
Selesai mandi, Kaira keluar dengan hanya menggunakan bathrobe. Bara masih setia menutup matanya dan Kaira melihat ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam. Perutnya bergemuruh dari tadi, ia membutuhkan makanan sekarang.
Kaira memakai pakaiannya dengan cepat dan saat baru saja ia ingin keluar dari kamar, Bara bangun dari tidurnya. Bara menoleh ke arah Kaira yang berdiri kaku di dekat pintu.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Bara dengan suara serak.
"J-jam sepuluh." Bara bangun dari posisi tidurnya dan menatap Kaira.
"Mau kemana?"
"Ke bawah, aku lapar."
Tidak ada sahutan dari Bara, Kaira memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan menuju ke dapur. Jujur saja, jalannya sedikit aneh sekarang karena ia menahan sakit di sekujur tubuhnya. Tapi ia juga tidak mau berlama-lama berduaan dengan Bara apalagi itu di kamar.
Setelah memasak seadanya, Kaira baru mau berjalan ke meja makan, dia melihat Bara berjalan turun dari tangga dengan rambut yang setengah basah. Kaira berusaha mengabaikan Bara dan duduk di meja makan.
Bara cuma melewati Kaira lalu mengambil sekaleng bir yang entah sejak kapan tersedia di kulkas untuk ia minum. Kaira melirik dan sedikit terkejut saat Bara menegakkan minuman beralkohol itu di depannya.
Kaira cuma menunduk dalam dan melanjutkan makannya. Ini makanan pertamanya setelah seharian dia memuntahkan setiap makanan yang masuk di perutnya.
Bara duduk dihadapan Kaira yang masih menunduk tidak mau menatap Bara. Bukannya tidak tahu kalau Kaira menghindarinya cuma Bara tidak mau mengindahkan sikap Kaira, hatinya masih panas karena sikap Kaira kemarin.
"Malam ini tidur di kamar utama."
Kaira mendongak terkejut dan menggeleng ribut. Ia tidak mau mengulang kejadian tadi siang. Ia takut kalau bayi dalam kandungannya kenapa-kenapa karena Bara sudah menggaulinya cukup lama tadi.
"Aku bakal tidur di kamar tamu."
"Kamar tamu berantakan dan gak mungkin diberesin malem ini juga. Aku bakal tidur di ruang kerja aku."
Bara ada benarnya, dia tidak mungkin membereskan kekacauan mereka tadi. Kaira tidak berbicara apapun lagi setelahnya, Bara juga sudah pergi ke ruang kerjanya meninggalkan Kaira sendiri.
Setelah selesai makan, Kaira langsung menaiki anak tangga menuju kamar utama, kamar yang ia rindukan karena banyak kenangannya dan Bara disana. Mungkin malam ini dia akan tidur dengan nyenyak karena kembali 'dikamarnya' setidaknya untuk malam ini.
Baru masuk saja, Kaira sudah bisa mencium wangi khas Bara di dalam kamar ini dan itu yang membuatnya rindu. Kaira mendudukkan dirinya di atas ranjang dan termenung sebentar sebelum ia akhirnya berbaring di tempatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Fault - Haruto
FanfictionDi bohongi memang sakit tapi bagaimana kalau seseorang harus menanggung kesalahan yang bahkan ia tidak pernah perbuat sampai-sampai ia dibenci oleh orang yang ia cintai? Bukan kah itu jauh lebih menyakitkan? ⎯ 100% fiction, kinda 🔞, cheating, fami...