Happy Reading!!
Siang ini Marco kembali ke rumah sakit untuk menemui Kaira, ia terus mencoba meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk Kaira setelah kejadian Kaira dan Bara bertengkar kemarin membuat Marco menggertak Bara hari itu. Marco tidak mau kondisi Kaira semakin parah dan berujung fatal jadi ia berusaha sebisa mungkin menjaga dan menemani Kaira yang baru saja kehilangan separuh jiwanya.
Tangan Marco terulur untuk membuka pintu ruang rawat Kaira, senyum menghiasi bibirnya saat melihat Kaira tampak berbinar matanya ketika melihat Marco datang. Segera Marco menghampiri Kaira dan mengusap lembut pucuk kepala Kaira.
"Aku kira kamu datangnya malam, Kak."
"Hari ini gua gak terlalu sibuk jadi bisa datang lebih awal, udah makan siang?"
Kaira mengangguk dan menunjuk nampan bekas makan siangnya yang disediakan dari rumah sakit.
"Bagus. Gua bawain buah buat lu, mau gua kupasin sekarang?"
"Aku aja."
Marco langsung menggelengkan kepalanya sambil menjauhkan sekantong buah yang ia bawa dari jangkauan Kaira.
"Gua aja, lo istirahat aja."
"Udah capek istirahat."
"Ck, istirahat aja capek lu."
Marco mengacak rambut Kaira dengan gemas. Sudah lama mereka tidak berinteraksi sedekat ini, ya semenjak Kaira menikah dengan Bara dan di saat yang bersamaan Marco suka tidak ada kabar. Marco sedikit menyesali keputusannya yang mempercayai Bara untuk menjaga Kaira karena ia melihat sendiri bagaimana laki-laki itu menghancurkan Kaira.
"Kak, kalau kamu sibuk gak usah maksain tiap hari kesini. Aku kondisinya udah lumayan membaik kata dokter tadi pagi."
"Gua masih ada waktu buat jagain lu."
"Iya aku tau kamu selalu nyempetin waktu buat jaga aku, tapi kamu juga butuh istirahat kan? Kamu tiap malam tidur di sofa, apa gak sakit badannya?"
Marco tidak menjawab, ia sibuk mengupas apel di tangannya dan Kaira melihat sendiri betapa lihainya sang kakak menggunakan benda tajam di tangannya membuat Kaira teringat tentang perkataan Bara soal pekerjaan Marco.
"Kak..."
"Gua gapapa mau tidur dimana pun asal gua jagain lu, gua gak mau lu ngerasa sendirian, Kai."
Kaira mematung mendengar ucapan Marco. Marco memang beberapa kali memergokinya sedang menangis karena merasa bersalah serta merindukan anaknya dan Bara yang pergi karena kelalaiannya. Itu yang membuat Marco terkadang khawatir meninggalkannya sendirian.
Sebenarnya Kaira juga merasa aman kalau Marco ada disini, dia takut kejadian saat Bara datang waktu itu. Kaira belum siap bertemu dengan Bara lagi karena ia benar-benar tidak mau melihat wajah laki-laki yang sangat ia cintai dulu.
"Udah gak usah banyak pikir, gua udah biasa kayak gini."
Marco menyodorkan garpu yang terdapat potongan apel di atasnya kepada Kaira. Kaira menerima dengan wajah lesu, ia melihat Marco yang sedang sibuk mondar mandir sana sini untuk merapikan ruangan yang sebenarnya tidak terlalu berantakan cuma sebagai pengalihan Marco saja supaya Kaira tidak mengajaknya bicara soal tadi.
"Kak."
"Apa lagi?"
"Tadi kata dokternya aku bentar lagi boleh pulang..."
"Terus? Bagus dong."
"Aku mau tinggal sama kamu."
Marco menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Kaira, "Pasti, gua bakal bawa lo buat tinggal bareng gua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Fault - Haruto
FanficDi bohongi memang sakit tapi bagaimana kalau seseorang harus menanggung kesalahan yang bahkan ia tidak pernah perbuat sampai-sampai ia dibenci oleh orang yang ia cintai? Bukan kah itu jauh lebih menyakitkan? ⎯ 100% fiction, kinda 🔞, cheating, fami...