Suspicion

2.2K 196 85
                                    

Happy Reading!!

Bara sedang berdiri di balkon rumahnya dengan pandangannya yang terlihat kosong, ini sudah hampir tengah malam tapi ia belum ada niatan untuk pergi tidur. Rumahnya terasa kosong sekarang bahkan kamar yang ia tempati yang merupakan tempat paling nyaman adalah tempat yang paling ia hindari. Ia terus teringat dengan Kaira ketika masuk ke tempat dimana mereka banyak menghabiskan waktu disana.

Kaira juga belum ada kabar sampai sekarang, bisa saja Bara mencari tahu tentang tempat tinggal Kaira tapi ia tidak mau gegabah dan berujung Kaira risih dengannya. Penjelasan Kaira kemarin sudah cukup jelas dan dia akui kalau ia salah selama ini, Bara hanya meminta satu kesempatan lagi untuk menebus kesalahannya tapi sepertinya ia harus bersabar sedikit lagi untuk menunggu Kaira tenang terlebih dahulu.

"Hah...." Bara menghela nafas panjang untuk meredakan rasa sesaknya yang semakin menggerogoti dadanya.

Ini hukuman untuknya, ya? Kalau iya, Bara akan menjalaninya asal jaminannya ia mendapatkan Kaira lagi. Bara bahkan tidak pernah berpikir akan tinggal sendiri setelah menikah dengan Kaira, ia selalu memikirkan bagaimana mereka akan menua bersama dan mereka dipercayakan anak untuk meramaikan keluarga mereka.

Tapi semua angan-angan itu hampir saja pupus karena perbuatannya sendiri. Ia terlalu takut kehilangan Kaira sampai-sampai berperilaku berlebihan dalam menjaga Kaira. Ia begitu karena ia takut akan seperti Papa nya yang kehilangan Mama nya, ia tidak mau mengulangi kegagalan itu lagi.

Bara sibuk dengan pikiran yang merutuki dirinya sendiri sampai tidak sadar kalau ponselnya berdering dari tadi. Sudah dua panggilan ia lewatkan dan Bara baru menerima panggilan ketiga dari nomor rumah Papa nya. Ia segera mengangkat panggilan itu dan matanya membulat sempurna ketika mendapatkan kabar kurang mengenakkan tentang kondisi Papa nya.

"Saya ke sana sekarang, panggil dokter pribadi Papa buat datang dan ngecek kondisinya."

Bara langsung bergegas masuk lagi ke dalam rumah dan ia langsung bergegas mengambil kunci mobil yang akan membawanya ke rumah Papa nya. 

Kali ini apalagi? Pikir Bara. Belum selesai masalahnya dengan Kaira, ia kembali dikejutkan dengan kabar Papa nya yang ditemukan tidak sadarkan diri di rumah. Kepala Bara rasanya mau pecah sekarang karena memikirkan banyak persoalan dalam hidupnya. 

Ia mengendarai mobilnya dengan tidak memikirkan keselamatannya sendiri. Satu tujuannya yaitu ia tidak mau terlambat lagi dan ingin cepat sampai ke rumah Papa nya, bahkan sampai membahayakan dirinya sendiri sekarang.

******

Bara masuk ke dalam rumah utama tempat Papa nya tinggal dengan terburu-buru, beberapa pelayan yang bekerja di rumah Papa nya sudah berdiri di dekat kamar Papa nya. Bara langsung menemui salah satu dari mereka untuk menanyakan kondisi Papa nya itu.

"Tuan Besar sedang di periksa oleh dokter yang baru saja datang." Ucap kepala pelayan untuk mewakili bawahannya yang dicerca pertanyaan oleh Bara.

"Kenapa bisa sampai pingsan gitu? Papa memang gak enak badan atau gimana? Kenapa gak ada yang ngabarin saya?" Bara berbicara dengan suara meninggi membuat pelayan yang ada di depannya menunduk dalam.

Memang Bara sangat di segani disini, biarpun beberapa dari pelayan sudah bekerja cukup lama bahkan dari Bara masih kecil tapi tidak ada yang tidak sungkan dengan Bara karena sifatnya yang keras dan tidak banyak bicara. 

"Maaf tapi Tuan Besar tidak menunjukan tanda-tanda kalau dia sedang sakit, setelah makan malam Tuan Besar masuk ke dalam ruang baca dan ditemukan tidak sadarkan diri orang salah satu pelayan disini." Jelas sang kepala pelayan pada Bara

Not My Fault - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang