Happy Reading!!
CW// Kinda 🔞
Kaira pulang ke rumah tempat ia dan Bara tinggal setelah berdebat dengan Marco saat dirinya ingin tinggal lebih lama tapi Marco tidak mengijinkannya. Kaira masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya. Ponselnya berdering lagi dan Kaira segera mengeluarkan ponselnya dari tasnya.
Tertera nama Bara yang menghubunginya Tanpa pikir panjang, Kaira langsung mengangkat panggilan tersebut.
'Halo?'
'Akhirnya kamu angkat juga, kamu kemana aja Kaira? Kenapa baru bisa di hubungin sekarang?'
Kaira mengerutkan keningnya bingung, Bara menghubunginya? Bahkan tadi pagi saat dia mengecek ponselnya sekilas, tidak ada sama sekali notif dari Bara.
'Kamu ngehubungin aku? Aku gak liat hp dari semalem.'
'Kamu dari mana emangnya? Kenapa gak pulang ke rumah?'
Tau dari mana Bara kalau dirinya tidak pulang? Kaira menegakkan tubuhnya sebelum menjawab pertanyaan Bara.
'Maaf, aku gak ngabarin kalau aku habis dari tempat Kak Marco. Semalam aku terlalu sibuk-'
'Sibuk? Aku bahkan khawatirin kamu tapi kamu malah sibuk sama hal lain?'
'Bara, aku udah lama gak ketemu sama Kak Marco jadi aku gunain waktu sebaik mungkin sama kak Marco.'
Keduanya sama-sama sedang di rudung emosi. Kaira tidak terima dengan ucapan Bara yang seolah meremehkan pertemuannya dengan Marco.
'Kamu yakin kamu ketemu Marco? Bukan laki-laki lain?'
'Bara, ngomong apa sih? Kita lagi jauh dan jangan sampai kita berantem lagi karena masalah sepele kayak gini.'
Bara mendengus mendengar ucapan Kaira. Emosinya memuncak sekarang. Bara pun tidak mau bertengkar dan lepas kendali seperti waktu itu tapi Kaira malah meremehkan rasa khawatirnya pada perempuan itu semalam.
'Sepele kata kamu? Aku gak tidur semalaman karena khawatirin kamu dan kamu bilang itu sepele? Kamu masih tanggung jawab aku dan aku dapet kabar kalau kamu gak pulang ke rumah semalam! Kamu ngeremehin rasa khawatir aku?'
Kaira memejamkan matanya saat mendengar bentakan Bara. Kaira sedang berusaha menenangkan hatinya supaya tidak terpancing emosi juga.
'Oke, aku salah udah gak ngabarin kamu tapi kamu lupa siapa yang gak ngabarin aku dari semenjak ke Jepang? Aku yang nunggu kabar kamu, Bara.'
'Semalaman gak ada apa-apanya buat kamu dibandingin aku yang tiga hari gak kamu kasih kabar.'
Dari seberang sana tidak mengeluarkan sepatah kata pun setelah mendengar ucapan Kaira tadi. Kaira mengatur nafasnya yang terengah-engah karena baru saja meluapkan emosinya.
'Kamu... kamu malah nuduh aku ketemu sama cowok lain. Apa belum cukup waktu itu aku bilang aku gak selingkuh? Kamu belum puas setelah nyakitin aku malam itu? Aku... capek, aku capek hidup sama kamu kalau begini terus.'
'Lepasin aku kalau emang itu mau kamu.'
Kaira sudah tidak tahan sekarang, dia bahkan ingin berteriak frustasi di depan Bara karena segala tekanan yang dibuat oleh Bara untuknya. Kaira menutup mulutnya agar isakan tangisnya tidak terdengar oleh Bara.
'Kalau gak ada aku, kamu gak akan bisa sampai di titik ini. Ingat itu, Kaira. Jadi hati-hati sama ucapan kamu.'
Bara langsung mematikan panggilan telfon. Kaira langsung menutup wajahnya dan menangis dengan keras. Belum selesai kesedihannya semalam, sekarang hatinya tambah risau dengan pertengkarannya dengan Bara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Fault - Haruto
FanfictionDi bohongi memang sakit tapi bagaimana kalau seseorang harus menanggung kesalahan yang bahkan ia tidak pernah perbuat sampai-sampai ia dibenci oleh orang yang ia cintai? Bukan kah itu jauh lebih menyakitkan? ⎯ 100% fiction, kinda 🔞, cheating, fami...