Chance

3.3K 234 12
                                        

Happy Reading!!

Kaira baru sampai dirumah kediaman Kenward pada sore menjelang malam hari. Setelah menyelesaikan urusannya dengan Alvaro tadi, ia sempat menenangkan diri sebentar dan berakhir membantu Derren di meja kasir. Sekarang badannya sangat lemas karena tenaganya suda terkuras begitu banyak dari kemarin.

Langkah Kaira membawanya masuk ke dalam rumah, satu yang ingin ia lakukan yaitu tidur.
Ia menaiki anak tangga dengan langkah pelan agar dirinya tidak kehilangan keseimbangan. Baru sampai di depan kamar tamu, pintu kamar utama tempat dirinya dan Bara tempati terbuka. Kaira melihat Bara keluar dari kamar dan pandangan kalian bertemu.

Kaira tidak memiliki tenaga untuk berdebat apalagi menjelaskan sesuatu yang menguras emosi, akhirnya Kaira cuma tersenyum tipis dan di balas dengan tatapan datar dari Bara.

Setelahnya Bara pergi turun ke bawah dan Kaira hanya berdiri mematung karena mendapatkan perlakuan dingin dari Bara membuat hatinya berdenyut sakit.

Akhirnya Kaira memutuskan untuk masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Badannya lemas sekali sekarang karena dirinya belum sempat makan apapun dari pagi tadi karena tidak nafsu makan akibat segala hal yang menimpanya.

Baru saja Kaira memejamkan matanya, ia mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Mata Kaira terlalu berat untuk mengecek siapa yang masuk jadi ia memutuskan untuk tetap berdiam diri sambil memejamkan matanya.

"Bangun. Minum obat dulu baru tidur."

Kaira membuka matanya perlahan saat mendengar suara Bara. Kening Kaira berkerut bingung dengan sifat Bara yang tiba-tiba datang sambil membawa obat serta makanan untuknya.

Setelahnya Kaira hanya menurut saja, dirinya dibawa untuk duduk di atas ranjang dan Bara menyuapinya dengan telaten. Sikap Bara yang seperti ini yang masih belum hilang, pikir Kaira.

"Dari mana tadi?" Kaira terpenjat saat mendengar suara berat milik Bara ditengah keheningan mereka.

"Aku ke kafe." Helaan nafas terdengar dari Bara lalu Bara menatap Kaira lurus.

"Kalau sakit gak usah maksain buat kerja." Kaira cuma mengangguk sebagai jawaban.

Selesai makan, Bara langsung menyodorkan obat untuk Kaira minum. Kaira menatap ragu karena dirinya agak susah minum obat sebenarnya. Bara menaikkan sebelah alisnya saat melihat Kaira cuma mematung menatap obat yang ia sodorkan.

"Di minum kalau mau sembuh."

Kaira dengan berat hati mengambil obat itu dan meminumnya dengan wajah mengernyit tidak suka. Dia dengan cepat mengambil gelas berisi air putih untuk meneguknya dengan cepat.

"Udah." Ucap Kaira sambil menatap Bara yang dari tadi cuma memandanginya saja.

"Istirahat, aku keluar dulu."

Kaira menahan tangan Bara yang hendak beranjak pergi.

"Kenapa?"

"Soal semalem, aku minta ma-"

"Gak usah dibahas."

Nada suara Bara berubah menjadi geram saat Kaira membahas soal kejadian semalam. Kaira cuma tertunduk lesu, dirinya cuma mau minta maaf dan sedikit berharap Bara dapat mengubah keputusannya.

"Aku emang mutusinnya dengan emosi kemarin, tapi bukan berarti aku bakal ubah keputusan aku dengan mudah."

Kaira menggeleng ribut dan menatap Bara dengan tatapan tidak percaya.

"Bara, aku berani sumpah, aku gak selingkuh."

Bara tidak bergeming mendengar ucapan Kaira, tatapan mata Kaira memang sungguh-sungguh kalau dirinya sedang tidak berbohong tapi Bara masih muak dengan semua kejadian kemarin.

Not My Fault - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang