Happy Reading!!
Dengan wajah yang kusut, Bara merapikan penampilannya untuk pergi ke kantor hari ini. Semalaman dia tidak tidur setelah pertengkarannya dengan Kaira. Bara semalam terlalu emosi dan mementingkan ego nya sampai-sampai ia sangat percaya diri kalau Kaira akan kembali ke rumah.
Tapi sampai pagi hari, Bara tidak melihat Kaira kembali ke rumah membuat dirinya menjadi gusar. Kepalanya sakit memikirkan kemana Kaira pergi dari semalam, Kaira bahkan tidak membawa apapun saat pergi dan meninggalkan semuanya di rumah Bara. Bara memijit keningnya yang berdenyut sakit, entah karena dia belum tidur atau karena beban pikiran tentang Kaira dan masalah mereka semalam.
Baru saja Bara hendak beranjak pergi, matanya terfokus pada ponsel yang tergeletak di meja nakas samping tempat Kaira biasa tidur. Bara segera mendekat dan mengambil ponsel Kaira. Bara menimbang-nimbang untuk membuka ponsel milik Kaira, tapi dirinya memutuskan untuk membawa saja ponsel Kaira dan akan mengeceknya nanti karena ia hendak singgah disuatu tempat sebelum pergi ke kantor.
Bara keluar dari kamarnya dan berjalan menuju pintu depan. Bara meminta meminta supirnya untuk pergi ke kafe milik Kaira dulu, dia harus mengecek apakah Kaira ada disana atau tidak. Baru sampai di kafe, dirinya di sambut oleh para pegawai kafe yang ada di tempat Kaira. Wajah Bara meneliti setiap sudut kafe, sudah lama ia tidak kesini karena ia mempercayakan sepenuhnya kepada Kaira.
"Kaira ada disini?" Tanya Bara pada salah satu barista laki-laki yang ada di dekat meja kasir.
"Kak Kaira belum datang, Pak." Bara mengangguk mengerti lalu segera masuk ke dalam ruangan Kaira dan mendapati ruangan itu kosong yang artinya Kaira benar-benar tidak ada disini semalam.
Bara duduk di kursi kerja yang biasa digunakan oleh Kaira, ia menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya untuk memikirkan langkah yang akan dia lakukan setelah ini.
Kekhawatiran tentu Bara rasakan saat ini, Bara sudah keterlaluan semalam tapi maksud Bara adalah agar Kaira mengetahui seberapa gentingnya situasi sekarang. Tapi Kaira terlalu naif dan malah membuat masalah ini semakin runyam.
Bara keluar dari ruangan Kaira dan melihat beberapa sudut ruangan yang terpasang CCTV, ia menoleh ke arah dua pegawai di kafe Kaira yang melirik dirinya dengan pandangan bingung.
"Boleh saya minta akses untuk melihat CCTV di kafe ini? Saya mau ngecek sesuatu." Keduanya saling pandang seolah ragu untuk menjawab.
"Rekaman CCTV ada di ruangan Kak Kaira."
"Kalian bisa akses?"
Bara melihat salah satu dari mereka mengangguk dan membuatnya tersenyum tipis. Bara memintanya untuk ikut masuk bersama dengan Bara di ruangan Kaira, walaupun sempat ragu tapi Bara menyakinkan keduanya kalau Kaira sudah mengijinkannya untuk mengakses CCTV dan menatap mereka berdua dengan pandangan seolah Bara tidak menerima penolakan.
Disini mereka berdua berada, di depan pc komputer yang ada di meja Kaira. Bara mengecek satu persatu CCTV dan keningnya berkerut bingung melihat seorang laki-laki yang datang dan masuk ke ruangan Kaira.
"Dia sering datang kesini?" Tanya Bara dengan nada suara sudah tidak bersahabat. Bara melihat anggukan dari lawan bicaranya membuat ia semakin geram.
"Dari kapan?"
"Kurang lebih sejak satu bulan yang lalu kalau gak salah."
Satu bulan yang lalu? Tepat sejak Kaira dan dirinya bertengkar. Niat Bara hanya ingin memastikan apakah Kaira datang ke kafe semalam atau tidak untuk mengetahui setidaknya Kaira baik-baik saja tapi berujung mendapatkan sesuatu yang mengejutkan dari rekaman CCTV di kafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Fault - Haruto
FanfictionDi bohongi memang sakit tapi bagaimana kalau seseorang harus menanggung kesalahan yang bahkan ia tidak pernah perbuat sampai-sampai ia dibenci oleh orang yang ia cintai? Bukan kah itu jauh lebih menyakitkan? ⎯ 100% fiction, kinda 🔞, cheating, fami...