Disclosed

2.4K 219 65
                                        

Happy Reading!!

Mobil milik Bara berhenti di basement kantor tempat Ivy berada, ia langsung keluar dari mobil dan menuju ke arah lift yang ada di basement. Ekspresi wajahnya tidak terbaca sama sekali karena suasana hatinya sedang kacau sekarang, ia menekan tombol lift di lantai paling atas gedung ini untuk segera menemui Ivy.

Bara sibuk memikirkan dia harus bersikap bagaimana dengan Ivy kalau sampai benar Ivy merencanakan sesuatu pada dirinya maupun Kaira. Sebenarnya Bara tidak mau berpikir negatif tapi ia harus memikirkan kemungkinan terburuknya. Tak lama kemudian, lift berdenting tanda ia sudah sampai di lantai yang dituju dan pintu lift terbuka.

Dengan langkah lebar, Bara langsung menuju ke ruangan Ivy. Ia melirik ke arah sekretaris Ivy dan langsung membuka pintu ruangan Ivy tanpa ijin terlebih dahulu. Ia melihat Ivy sedang duduk di meja kerjanya dan terkejut melihat Bara yang tiba-tiba masuk, gerak gerik Ivy terlihat aneh karena ia langsung menyimpan sesuatu di dalam laci mejanya membuat Bara menatap Ivy dengan tatapan curiga.

"Bara, kok tumben kesini tapi gak ngabarin."

Bara berjalan mendekat ke arah Ivy membuat Ivy langsung bangkit berdiri, ekspresi wajah Bara tidak terbaca tapi Ivy belum pernah melihat ekspresi ini. Biasanya Bara akan selalu mengulaskan senyum pada wajahnya ketika bertemu dengannya tapi sekarang tidak membuat Ivy sedikit gugup.

"Memangnya kenapa kalau aku gak ngabarin? Takut aku ketemu sama Alvaro lagi?" 

Ivy menggeleng ribut dan matanya bergulir tidak tenang, "E-enggak apa-apa, kan kalau tau kamu mau kesini aku bakal-"

"Gak perlu, disini aku cuma datang sebentar buat tanya sesuatu ke kamu dan tolong jawab jujur."

Mendengar ucapan serius Bara membuat Ivy tidak tenang, apalagi kali ini Bara sedang dalam suasana hati buruk. Jujur saja Ivy tidak pernah melihat Bara seperti ini tapi dia tau kalau Bara orang yang cukup seram kalau sudah marah. Ia menatap Bara dengan pandangan bertanya untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Mau tanya apa? Aku usahakan bakal jawab jujur."

Bara mengangguk singkat, "Tau dari mana kamu kalau anak aku dan Kaira gak selamat? Kamu cari tau tentang aku dan Kaira?"

Ivy mematung mendengar pertanyaan Bara, ia terkejut dengan pertanyaan Bara dan dirinya tidak memperkirakan akan seperti ini. Ia menatap Bara yang masih menunggu jawabannya, matanya bergerak tidak tenang untuk mencari jawaban masuk akal agar dirinya tidak ketahuan oleh Bara.

"Aku tau dari Alvaro." Jawab Ivy sekenanya.

"Alvaro? Dia tau dari mana?" Ivy menggeleng pelan sebagai jawaban.

Bara berdecak kesal, rupanya dua minggu ia menghindari Kaira membuat dirinya lengah. Tapi Kaira di jaga oleh Marco dan tidak mungkin Marco selengah itu sampai-sampai anak buah Alvaro dan Alvaro berhasil mencari tau tentang Kaira. Ia menatap Ivy sekali lagi dalam-dalam untuk menemukan sesuatu yang ia masih cari.

"Kamu curiga sama aku? Kamu nuduh aku ngelukain Kaira sampai dia keguguran? Aku gak segila itu, Bara."

"Jelas aku curiga, dari awal aku datang disini dan ketemu sama Alvaro aja aku udah curiga sama kalian berdua. Aku tau Alvaro mau ngerebut Kaira dari aku dan secara kebetulan dia ternyata kenal sama kamu juga? Aku bisa aja berpikir kalau kamu sekongkol sama Alvaro buat pisahin aku sama Kaira. Aku gak bisa berpikir positif sekarang, Ivy."

Ivy mendorong bahu Bara agar menjauh darinya, "Kamu udah keterlaluan, Bara. Kamu bahkan berani buat nuduh aku  yang udah lebih dulu kamu kenal demi perempuan kayak Kaira? Aku bingung kenapa kamu mau menikah sama Kaira? Jelas-jelas dia cuma pembawa masalah entah buat kamu dan orang disekitar kamu."

Not My Fault - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang