10 - Rumah Sakit 21.00 -

12 7 3
                                    

Hari ini terasa sangat membosankan karena aku hanya menghabiskan waktu tidur - tiduran di rumah sakit. Aku baru diperbolehkan untuk pulang besok dengan syarat kondisiku sudah harus fit. Harapannya sih besok aku sudah fit jadi bisa segera pulang dan bersih - bersih badan.

***

Aku tidak masuk kerja untuk beberapa hari ini, sebenarnya aku merasa kasihan dengan Nuel karena dia masih anak baru dan harus langsung menggantikan ku siaran sendirian. Keadaan kamar rumah sakitku sangat sepi hanya ada suara kipas angin dan terkadang suaraku dan bapak di sebelahku saat kami mengobrol. Aku memutuskan untuk mendengarkan siaran yang dilakukan oleh Nuel untuk menggantikanku.

"Oke selamat malam semuanya! Namaku Nuel, aku akan menemani kalian untuk beberapa hari kedepan ya dikarenakan Kak Rico sedang ada halangan, semoga kalian nggak bosen sama aku ya hehehe"

Nuel cukup baik dalam siaran tapi dia terdengar sedikit kaku, yahh tapi sudah lumayan bagus untuk anak baru dan ini juga pertama kalinya dia terjun langsung ke radio yang didengar oleh orang - orang banyak. Aku mendengarkan siaran radio yang dibawakan oleh Nuel bersama dengan bapak yang tidur di kasur sebelahku.

"Heee jadi yang siaran ini temenmu kemarin yang kesini? Yang wajahnya paling muda itu?" Tanya si Bapak.
"Iya benar pak, dia yang paling muda diantara kami" jawabku.

"Nah itu dia pesan - pesan dari teman - teman yang masih mau kirim pesan bisa langsung chat ke 08xxxxxxx34 yaa... semoga kalian nggak bosen sama siaranku hehehe"

"Drrtt.... Drrrtt... ssssshhhh...."

Tiba - tiba sinyal radio menghilang. Aku dan bapak di sebelahku langsung saling hadap - hadapan. Aku mencoba untuk memindah - mindahkan saluran tetapi semua saluran sama saja tidak ada suaranya hanya bunyi sssshhh.

"Walah, rusak kah radionya?" Tanya si Bapak.
"Hmm mungkin sih pak..." jawabku.
"Yasudah, saya mau tidur dulu kalau gitu nak" kata si Bapak.
"Iya pak, selamat tidur" kataku.

Aku akhirnya merebahkan tubuhku di ranjang rumah sakit itu sambil menatap langit - langit. Aku tidak bisa tidur karena terus kepikiran dengan Nuel yang melakukan siarannya hari ini, seharusnya aku bisa memberikan saran - saran tapi malah radioku rusak. Yah aku akan tetap memberikan saran ke dia tentang bagaimana kakunya dia dan bagaimana dia kurang leluasa saat berbicara rasanya seperti template.

Ring... Ring... Ring

"Halo? Ini dari siapa ya?"
...
"Hmm? Penipu kah?" Kataku sambil melihat layar ponselku.
"Halo? Siapa ya?"

"Hi... You... Check... Your bed..."

Tit... tit... tit...

Telepon itu langsung terputus. Bulu kudukku langsung berdiri semua dan aku langsung mengeluarkan keringt dingin. Apa maksdunya itu? Periksa kasur ku? Kasur di rumah sakit ini? Tapi ada banyak kasur di ruangan ini...

Saat ini jam menunjukkan pukul 22.57 yang artinya 3 menit sebelum jam 11 malam. Aku yang masih merinding langsung memanggil bapak yang ada di sebelahku tapi kurasa dia sudah tertidur karena tidak menjawab panggilanku. Aku berusaha untuk menenangkan diri dengan menarik napas, akan aku usahakan untuk tidak menelepon Mas Azka dan Mas Aron karena aku sudah tidak mau merepotkan mereka lagi. Akhirnya aku sudah lumayan tenang setelah menarik napas dalam - dalam selama kurang lebih belasan kali. Aku kembali berbaring dan menatap langit - langit.

"KAK RICO!! TOLONG KAMI TOLONG BALASKAN DENDAM KAMI!!"

Hantu perempuan itu kembali muncul di hadapanku. Aku yang terkejut langsung berteriak tapi suaraku tidak bisa keluar, apa nama kondisi ini? Ketindihan kah? Aku juga tidak bisa menggerakkan tubuhku, aku hanya bisa menggerakkan mataku, membuka dan menutupnya saja. Aku benar - benar ketakutan saat melihat hantu perempuan itu berubah menjadi perempuan tua dan dia mulai mencekik leherku, jemari dengan kuku panjang itu melingkar pas di leherku. Aku berusaha untuk meronta - ronta tetapi tidak bisa, akhirnya aku bisa menggerakkan tanganku dan berusaha melepaskan cekikan itu. Tanganku menyentuh tangan hantu perempuan itu, tangannya seperti tangan orang yang sudah tua yang penuh keriput dan kuku panjangnya yang tajam itu terasa dingin sekali seperti es. Sepertinya kaki ku juga bisa digerakkan, aku meronta - ronta dengan memukul kasur menggunakan kakiku agar bapak yang tidur di sampingku terbangun tapi hasilnya nihil, dia tidak terbangun sama sekali. Sampai akhirnya aku bisa mengeluarkan suaraku, aku berteriak kesakitan dengan suara yang tersedat - sedat.

"AAAAAA"

Aku kira dengan aku berteriak seperti itu si bapak akan terbangun tapi tenyata nihil juga hasilnya. Mulutku terus komat - kamit membaca doa, sambil berharap ada seseorang yang akan membantuku. Cekikan itu perlahan melemah dan akhirnya terlepas. Napas ku terengah - engah karena saat itu napasku juga ikut tertahan. Aku merasa pusing dan tidak berani membuka mataku langsung tertidur saat itu juga.

***

Aku terbangun dengan keadaan terkejut saat jam menunjukkan pukul 08.13 sedangkan bapak di sebelahku sepertinya sudah bangun dari tadi karena ia sedang melihat video - video yang mungkin dikirimkan ke grup keluarganya.

"Selamat pagi pak" kataku.
"Oh, selamat pagi mas, hari ini pulang ya mas?" Tanya si Bapak.
"Iya pak hehehe... ehmm... pak, tadi malam... bapak nggak denger saat saya teriak dan pukul - pukul kasur ya?" Tanyaku.
"Hah? Nggak tuh mas, masnya semalem tidur nyenyak kok.." jawab si Bapak.
"Oh iya kah pak?" Tanyaku lagi.
"Iya mas, malahan masnya teriak - teriak tu pas hari pertama masuk rumah sakit mas, saya takut banget pas itu" jawab si Bapak.
"Ohh iya, maaf banget ya pak buat kejadian itu" kataku.
"Iya mas santai - santai, udah biasa juga kejadian - kejadian kayak gitu di rumah sakit. Nggak usah terlalu dipikirin lah mas" kata si Bapak.
"Iya pak, terimakasih"

Aku membereskan barang - barangku yang sebenarnya hanya ada tas yang ku bawa saat ke stasiun radio kemarin saja. Setelahnya aku berpamitan ke bapak yang tidur di kasur sebelahku. Aku mengurus administrasi dan membayar biaya - biaya tambahan saat perawatan. Yah beginilah nasib anak rantau, setelah sakit pun masih harus pulang ke rumah dengan kendaraan sendiri tidak ada yang mengantar. Dalam perjalanan pulang aku membeli sate yang ada di dekat rumahku, memang aneh makan sate siang - siang tapi saat itu aku benar - benar sudah lapar dan makanan yang ada di dekat rumahku hanya itu jadi aku beli saja.

Sesampainya di rumah, aku langsung beres - beres dan pergi mandi. Selesai mandi aku langsung makan sate yang barusan aku beli tadi, aku makan sambil melihat tv berharap ada acara yang bagus tapi aku tidak menemukannya dan akhirnya beralih ke saluran berita. Dalam siaran itu menunjukkan beberapa informasi seperti bencana alam, kasus terbunuhnya mahasiswi secara misterius, ekonomi, politik dan masih banyak lagi. Yah walaupun aku kurang tertarik dengan pembahasan berita - berita ini tetapi tetap aku tonton karena aku sungguh tidak ada kerjaan.

Mas Azka mengirimiku pesan agar nanti malam tidak datang kerja dahulu, aku disuruh untuk menjaga kondisiku terlebih dahulu. Aku hanya mengiyakan suruhan dari seniorku itu. Semoga besok aku sudah diperbolehkan untuk masuk kerja lagi, karena aku sangat khawatir dengan Nuel kalau aku tinggal lama - lama.

"Halo buk?"
"Iya Ric? Ada apa Ric?"
"Buk, kemarin Rico masuk rumah sakit buk, tapi hari ini sudah keluar kok" kataku.
"HAH?!? KAMU SAKIT APA???" Tanya ibukku dengan nada keras tapi khawatir.
"Ehh Rico nggak apa - apa buk... aku juga kurang paham buk, soalnya kata temen tiba - tiba aku pingsan waktu siaran radio buk, dokter juga bilang mungkin cuman kelelahan bekerja buk" jelasku.
"YAAMPUN LE!! Kamu tu harusnya banyak - banyak istirahat!" Marah ibuk.
"Iya buk, ini Rico lagi istirahat kok buk... ohya buk, ada yang mau aku tanyain" kataku.
"Mau tanya apa le?" Tanya ibuk.
"Waktu kecil Rico apa biasa lihat hantu ya buk?" Tanyaku.
....
"Halo buk?"
"Ehh iya Ric..." kata ibuk.

Ibuk terdiam cukup lama, seperti ragu - ragu untuk memberitahukan hal itu. Apakah memang benar aku selama ini selalu berinteraksi dengan hantu - hantu...

THE CALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang