Tap tap tap
Suara langkah kaki berat itu terus mendekatiku. Bulu kudukku berdiri semua karena suasana yang dingin dan angin malam yang dingin. Aku mendengar "orang" itu seperti mengangkat sesuatu, sepertinya dia ada di belakang ku, rasanya tubuhnya lebih besar dariku. Instingku berkata untuk menghindar ke arah kanan dan langsung saja tubuhku meresponnya, selaginaku menghindar ke arah kanan aku melihat pria itu menghunuskan pisaunya tapi untungnya pisau itu tertancap ke lemari. Kepalaku menghadap kearah kiri dan bola mataku pun melirik ke arah pria di belakang ku tapi tidak terlihat apapun hanya warna hitam saja yang mengelilingi kami.
Pria itu tiba - tiba lari keluar rumahku dan aku tidak sempat mengejarnya karena masih terkejut dan kaki ku tiba - tiba lemas. Selang 10 detik setelah pria itu keluar dari rumahku tiba - tiba lampu rumahku menyala semua dan aku melihat ke arah lemari yang tertancap pisau itu. Tentu saja aku tidak berani memegangnya langsung karena aku yakin itu bisa jadi barang bukti untuk kasus pencobaan pembunuhan. Aku hanya mengamati pisau itu sampai aku tersadar bahwa pisau itu sama seperti yang aku temukan di bawah kasur beberapa hari yang lalu. Apakah ini tandanya pria itu adalah pria yang mencoba membunuh hantu perempuan itu?
"Kak Rico, aura pria itu sama seperti aura pria yang membunuhku"
"Hah maksudnya? Pria itu sekarang mau membunuhku?"
"Bisa jadi begitu kak"
"Tapi apa motifnya? Aku selama ini merasa kalau aku nggak ada salah sama siapapun?"
"Aku juga nggak tahu kak, aku pun nggak kenal dengan pria itu tapi dia tetap bunuh aku kan... kurasa dia memang seorang psikopat yang hobi membunuh orang"
"Hahhh... iya juga"
"Kak Rico sebaiknya kamu hati - hati, perhatikan juga orang - orang terdekatmu"Aku menghela napas dan buru - buru mengunci rapat semua pintu dan jendela rumahku. Masih dengan tubuh yang gemetar aku pun pergi mengelilingi ruangan - ruangan yang ada di rumah untuk mengecek apakah ada barang yang hilang dicuri tapi ternyata semua barang masih ada lengkap dan bahkan masih tertata seperti sedia kalanya. Pria itu benar - benar hanya ingin membunuhku tanpa niatan mencuri. Akan tetapi motifnya aneh sekali, benar - benar acak seperti hanya keisengan saja. Setelah memastikan semua barang dan ruangan aman aku pergi untuk bersih - bersih di toilet. Aku pun tidak langsung loncat ke kasur tapi aku masih harus mengecek berulang kali untuk memastikan bahwa kasur ku aman tidak ada jebakan apapun. Setelahnya aku bisa terlelap.
***
Tok tok tok
"Kak Ricooo... main yuk??"
"Kakk ayo main dong"
"Kita udah lama nggak main kan? Ayo main kak"
"Kakak nggak kangen kita?"Tok tok tok
Aku sebenarnya sudah terbangun sejak ketukan awal, bulu kudukku berdiri dan suasana menjadi sangat dingin. Suara tawa anak - anak kecil terdengar jelas di telingaku, mereka sedang main di luar kamarku menungguku untuk membukakan pintu kamarku. Mereka mengetuk pintu lagi sambil merengek mengajakku bermain.
"Kak Rico ayo bukain pintu kak, nanti kita kasih sesuatu lohh"
"Kak kalau dibukain nanti aku ajak ke tempat main deh kakk""PERGI KALIAN JANGAN GANGGU AKU!"
"Hahaha jangan takut kak... ayo main"
Aku terus berteriak menyuruh agar "anak - anak" itu pergi dari rumahku sambil membaca doa. Saat aku cek jam di HP ku menunjukkan sudah pukul 01.27 malam dan aku masih terus meneriaki "anak - anak" itu. Aku kira waktu sudah berjalan lama setelah akhirnya "anak - anak" itu pergi tapi ternyata baru berjalan 3 menit dari aku melihat jam terakhir. Aku rasa memang benar saat kita bertemu atau merasakan kejadian supranatural waktu terasa lama padahal hanya sebentar di dunia asli.
Rasanya aku hampir gila, apa yang membuat hantu - hantu ini menjadi agresif dalam mengganggu ku? Biasanya mereka hanya menunjukkan wajah mereka dan terkadang mereka juga mengajakku ngobrol tapi tidak hingga menggangguku seperti ini. Aku teringat dengan Bapak yang ada di rumah sakit, sekarang aku ingat wajahnya yang memiliki mata hitam menyeluruh tidak ada putih sama sekali, saat itu aku sedang berbicara dengan hantu.
***
Aku terbangun dengan keadaan seluruh badanku terasa sakit. Rasanya sama seperti ketika aku habis main seharian di taman hiburan. Bagaimanapun juga aku tetap harus menjalani hari ini, aku bangun dari kasurku dan pergi ke kamar mandi. Saat mandi tiba - tiba aku teringat kejadian tadi malam bahwa aku hampir saja di bunuh. Setelah mandi aku langsung buru - buru pergi ke lemari yang tertancap pisau tadi malam, tapi anehnya pisau itu menghilang. Aku mencari ke seluruh ruangan tapi pisau itu tidak ada, hanya ada pisau yang ku temukan di bawah kasurku. Aku kembali mengecek lemariku dan aku melihat bahwa masih ada bekas pisau tertancap di lemari kayu ku itu.
Apakah pria pembunuh itu kembali lagi tadi malam untuk mengambil pisaunya? Tapi bukankah seharusnya itu juga jadi kesempatannya untuk membunuhku saat aku tertidur? Aku yang kebingungan pun langsung mengecek semua pintu dan jendela rumahku tapi hasilnya adalah semuanya terkunci dengan rapat dan tidak ada tanda - tanda bahwa telah dirusak. Jika begini maka akan sulit untuk melaporkan kejadian pembunuhan di polisi karena posisi rumah terkunci rapat semua tanpa celah dan bukti pembunuhannya juga telah hilang secara misterius.
***
"Halo Rico"
"Halo Mas Azka, ada apa mas?" Tanyaku.
"Minggu depan kita bakal ada jalan - jalan kantor ya" kata Mas Azka di telepon.
"Eh seriusan mas? Dibayarin full kantor?" Tanyaku.
"Jelas! Kamu bisa ikut Ric?" Tanya Mas Azka.
"Pasti bisa dong mas hahaha" jawabku.
"Oke Ric, aku data yaa"Setelah Mas Azka menutup telepon aku langsung lompat - lompat kegirangan karena akhirnya aku bisa jalan - jalan bersama teman - teman lainnya. Setidaknua aku bisa keluar dari rumah dan kota ini untuk sementara waktu, semoga saja dengan kegiatan jalan - jalan ini aku bisa mendinginkan otakku agar tidak menjadi gila. Apakah aku sebenarnya adalah sasaran yang empuk bagi mereka? Sehingga mereka bisa seenaknya menggangguku. Ahh tapi bagaimana ya kabar temanku itu, aku sudah lama tidak chat atau stalk media sosialnya lagi.
"Kamu kira dia masih hidup? Naif sekali manusia ini" suara pria atau mungkin hantu pria itu sangat berat dan menggema di telingaku.
Deg
Hah? Dia pasti masih hidup kan? Kalau dia sudah meninggal pasti grup angkatanku sudah ramai. Orang itu memang tinggal sendirian karena dia anak rantau tapi seharusnya kalau sudah meninggal pasti banyak orang yang tetap tahu kan? Misal seperti tetangganya yang merasa aneh karena dia sudah lama tidak keluar rumah atau rekan kerjanya yang pasti mencarinya karena dia sudah lama tidak masuk, aku benar kan?
Aku berusaha untuk menghubunginya tapi...
Tit tit tit...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CALL
HorrorBagaimana rasanya bekerja di stasiun radio dan selalu menerima panggilan dari pendengarnya? Bagi Rico hal itu tentu mengasyikkan, tapi Rico harus mendapat beberapa panggilan yang cukup ganjal. Apakah Rico bisa menyelesaikan misteri panggilan ganjal...