18 - Radio 21.37 -

12 7 3
                                    

"Halo pendengar - pendengar setiaku! Aku, Rico dan partnerku..."
"Nuel!"
"Kami akan menemani malam kalian!"
"Malam yang cerah dan sejuk ini cocok banget dengerin lagu yang semangat ya..."
"Eh tapi udah malem bukannya harusnya lagu yang slow biar bisa tidur?"
"Eh bener juga ya hahaha tapi nggak apa - apa kita tetep harus punya SEMANGAT PAGI! Nah Nuel, hari ini bakal kita buka pakai lagu apa nih?"
"Hmm gimana kalau lagunya The Vamps yang featuring Demi Lovato yang judulnya Somebody To You?"
"Boleh! Nah sekarang saatnya kita untuk..."
"HAPPY LISTENING!"

Nuel dengan cepat mengatur volume di audio mixer kami. Kami pun menghela napas bersamaan setelah Nuel selesai mengatur volume.

"Nice udah bisa cepet ngatur volume nya" kataku.
"Hehehe makasih mas" kata Nuel.

Nuel yang sudah terbiasa pun mengatur volume kembali tanpa menunggu aba - aba ku. Makin lama makin jago saja dia mengoperasikan audio mixer padahal belum lama dia bergabung ke stasiun radio ini.

"Nahh! Gimana lagu tadi? Asik kan! Lagu tadi menceritakan tentang seseorang yang lagi jatuh cinta, jadi awalnya dia tu ngejar egonya sendiri misal pengen jadi kaya, pengen punya uang ber-M-M-an tapi setelah lihat si doi dia cuman mau ada di sampingnya doi aja, dia cuman mau jadi sesuatu si doi aja" kataku.
"Waduh habis ini kalau tiba - tiba ada yang confess ke doi nya asik nih hahaha... yang mau confess ke doi bisa nih pake lagu Somebody To You tadi!" Kata Nuel.
"Bener - bener! Eh tapi kalian juga bisa loh confess lewat chat ke 08xxxxxxx34 yaa.. pasti kita bacain kok segala chat kalian mau titip pesan, tanya kabar atau bahkan random juga kita tetep baca ya!"
Nah sekarang waktunya buat apa nih Mas Rico?"
"Waktunya..."
"RANDOM CALL!" Kata kami bersamaan.
"Nah bagi kalian yang mau telepon bisa ke nomor yang sama ya yaitu 08xxxxxxx34 kita tungguin nih"

Mas Aron memberi tanda bahwa sudah ada penelepon yang masuk. Malam itu hingga hampir pukul 11 malam berjalan lancar, rasanya aku juga tidak mendapatkan telepon yang ganjal atau aneh. Yah tapi lagi - lagi nasib sial selalu membututi ku.

"Wahh ini dia penelepon terakhir kita! Halo deng—"
"KAK RICO KAK NUEL TOLONG!! dddrrrtt... TOLONG!!! dddrrrtt..." penelepon itu adalah perempuan, suaranya sangat ketakutan seperti di kejar - kejar sesuatu.

Mas Aron dengan cepat mematikan siaran dengan mengalihkan ke playlist yang sudah disiapkan. Aku dan Nuel saling menatap dengan wajah ngeri dan saat itu Mas Aron langsung masuk ke studio dan menanyai keadaan kami.

"Ayo ke ruang santai dulu" kata Mas Aron.

Selama kami berjalan ke ruang santai kami saling terdiam dengan perasaan takut dan ngeri, bagaimana tidak ngeri? Kita baru saja dapat telepon ganjal di mana orang itu meminta tolong ke kami dengan berteriak - teriak. Bos kami yang tahu tentang kejadian itu langsung menelepon dan menanyakan kondisi ku dan Nuel.

"Kalian di sini dulu ya, makan minum apapun pokoknya tenangin diri dulu ya... aku mau balik ke ruangan bentar" kata Mas Aron.

Aku dan Nuel duduk terdiam. Tidak lama kemudian Nuel tiba - tiba berdiri dari kursinya dan menarik napas berkali - kali sepertinya itu metodenya untuk menenangkan diri.

"Mas Rico... nggak apa - apa"

Aku bingung dengan kalimat Nuel, sebenarnya dia sedang bertanya aku tidak apa - apa atau dia sedang menenangkan diriku?

"Iya El, nggak apa - apa... kamu mau langsung pulang?" Tanyaku.
"Nggak mas, aku mau ngambil barangku aja di studio sama istirahat lagi di sini" jawabnya.

Nuel dan aku pun mengambil barang - barang kami yang tertinggal di studio. Kami mengambil barang kami dalam diam sambil sesekali menengok ke arah headset dan mic kami, takut - takut terjadi sesuatu yang tidak mengenakan lagi.

***

Aku kira masalah telepon aneh itu sudah selesai di hari itu, tapi ternyata selama beberapa hari kita selalu mendapatkan telepon yang sama. Waktu terima telepon itu tidak menentu, kadang kami menerima telepon teriakan minta tolong itu di penelepon pertama tapi di hari berikutnya kami menerima telepon itu di penelepon ketiga. Hal itu membuat stasiun radio ku memutuskan untuk meniadakan segmen random call hingga waktu yang ditentukan.

Kurasa sudah satu minggu sejak kejadian telepon minta tolong itu. Anehnya selama semingguan ini aku tidak mendapat gangguan aneh dari hantu - hantu tapi sebagai gantinya aku mendapat telepon minta tolong itu.

Sekarang saatnya untuk kami pergi jalan - jalan. Malam sebelum kami pergi jalan - jalan, aku menyiapkan segala keperluan seperti baju, perlengkapan darurat, snack dan bahkan jas hujan. Aku rasa malam itu adalah malam yang tenang, kapan terakhir kali aku merasakan malam yang tenang seperti ini? Akhir - akhir ini suasana selalu mencekam yang membuatku tidak bisa tidur.

***

"TOLONG! PERGI! JANGAN IKUTI AKU!!"
"Nona, kalau kamu menurut pasti rasanya tidak sakit kok"
"DASAR ORANG GILA! AAAAAA!"
"Aku kan sudah bilang untuk menurut! Salah nona sendiri karena tidak menurut jadi kesakitan"

Klang...

Aku tidak sengaja menendang kaleng kosong saat aku ingin mendekat ke arah mereka.

"SIAPA DI SANA?!" Kata pria itu.

Jantungku berdebar - debar saat pria itu semakin mendekatkan langkahnya ke aku. Sepatu boots hitam itu menerjang jalanan yang dipenuhi genangan air.

***

Aku terbangun dengan keadaan penuh keringat dan jantung berdebar - debar. Rasa takut itu masih membekas padahal itu hanya mimpi. Hah? Mimpi? Tapi kenapa terasa sangat nyata dan bahkan pembunuh itu menyadari keberadaanku?

Mata dan tanganku mencari keberadaan HP ku. Saat kulihat jam di HP sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Aku pun memutuskan untuk pergi mandi dan mengecek barang - barangku lagi. Kami harus berkumpul di stasiun radio pada jam 7 karena perjalanan yang cukup lama dan jauh.

***

"Wih Mas Rico, pagi mas"
"Pagi juga El, bawaanmu banyak banget"
"Iya mas, aku bawa banyak cemilan hahaha" kata Nuel.
"Loh bukannya nanti kita dapet cemilan ya?" Tanyaku.
"Iya mas, tapi aku suka makan banyak jadi pasti kurang cemilan dari kantor" jawab Nuel.
"Astaga hahaha"

Aku dan Nuel terus berbincang mengenai ekspektasi - ekspektasi kami karena akhirnya kami akan pergi ke pantai. Nuel terlihat sangat bersemangat karena mungkin akhirnya dia bisa berenang di pantai dan berjemur. Aku juga melihat Mas Azka dan Mas Aron yang sedang berbincang dengan tim mereka. Semua orang kelihatan sangat senang, aku benar - benar tidak sabar untuk naik bus dan meninggalkan kota ini.

Wahh ramai sekali jalanan di depan, banyak sekali... darah?...

THE CALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang