1 -Radio 21.00-

75 27 12
                                    

"Selamat malam wahai pendengar – pendengar setiaku! Kembali lagi bersama aku Rico yang akan menemani malam kalian..."
"Oke untuk memulai segmen malam ini ayo kita dengarkan lagu terbaru dari Sza yaitu Kill Bill, selamat mendengarkan semuanya..."

Setelah mengganti volume di audio mixer aku langsung melenggakan punggungku ke kursi yang tidak pernah diganti padahal sudah 10 tahun lamanya. Aku masih kelelahan setelah perjalanan dari rumah ke stasiun radio kantorku ini. Lumayan membuat letih karena harus terkena angin malam dan harus duduk di motor selama 30 menit. Perjalanan yang cukup panjang dalam malam gelap itu juga tidak membuatku ingin pindah ke kos yang ada di sekitar stasiun radio tempatku bekerja. Stasiun radio tempatku bekerja sudah berdiri sejak akhir tahun 1990-an, tepatnya kapan aku sudah lupa lagian tidak perlu mengingat hal – hal seperti itu karena bisa kita cari di google nanti. Tidak lupa aku langsung mengambil botol minumku yang berwarna biru tua yang sudah ku bawa dan langsung menghabiskan setengah dari isinya.

"Leganya.." kataku setelah minum.

Oopps hampir saja aku kelupaan untuk segera mengganti volume di audio mixer karena lagu dari Sza sudah hampir habis.

"Nahh... itu dia lagu terbaru dari Sza! Gimana enak kan ya lagunya? tapi arti dari lagu Sza ini cukup ngeri – ngeri dikit gitu hehehe, aku coba translate beberapa baris ya..
I might kill my ex, not the best idea
His new girlfriend's next, how'd I get here?
Nah artinya adalah, aku mungkin akan membunuh mantanku dan mungkin aku juga akan membunuh pacar barunya. Nah serem kan teman – teman? Kalian jangan sampai kepikiran untuk bunuh mantan atau orang lain ya hanya gara – gara putus hahaha..."
"Okay sekarang saatnya untuk sesi yang kalian tunggu – tunggu yaitu... RANDOM CALL! Okay Let's go yang mau telepon tetap di nomor biasanya ya yaitu 08xxxxxxx34.
Wah sudah ada yang langsung telepon nih.."
Aku mengangkat telepon tersebut sambil bersenandung ria agar pendengarku tidak merasa bosan dengan jarak waktu yang aku gunakan untuk mengangkat telepon.

"Yak halo! Selamat ya kamu jadi penelepon pertama di hari ini. Boleh perkenalan dulu yuk.."
"Ha- halo.. namaku Kei umurku 24 tahun, maaf ya kalau gugup soalnya ini pertama kalinya aku telepon hehehe." Kata seseorang dari sebrang telepon sana dengan suara rendah gugup.
"Wah halo Kei! Seneng banget ada penelepon yang baru pertama kali gini hehehe, ada cerita apa yang mau kamu sharing-kan hari ini?" tanyaku.
"Oh iya, ada satu cerita yang mau aku bagikan untuk para pendengar. Tapi sebelumnya, aku suka banget sama segmennya Kak Rico! Soalnya aku jadi lebih banyak belajar dari pengalaman orang – orang" kata Kei dengan nada bersemangat.
"Seneng banget kalau segmenku bisa bawa hal yang positif buat kalian! Makasih banyak yaa.. Silahkan Kei mau cerita apa?" kataku.
"Yahh, aku mau membagikan pengalaman burukku semoga para pendengar lainnya tidak ikut – ikutan kayak aku ya.. jadi tadi aku sempat hampir tertabrak motor saat akan menyebrang, ya itu juga kesalahanku sih karena lampu untuk pejalan kaki belum berubah hijau tapi aku asal jalan aja. Akhirnya aku nyaris ditabrak motor dan dapat makian dari pengguna jalan lain, malu banget sih aslinya" cerita Kei.
"Waduhh bahaya banget ya.. hari apes itu nggak ada di kalender jadi kalian tetap harus hati – hati ya, untung Kei masih dikasih selamat sama Tuhan coba kalau tadi beneran kecelakaan udah pasti saat ini dia nggak bisa jadi penelepon pertama kita" balasku.
"Nah iya, walaupun ini sepele banget tapi tolong untuk tetap hati – hati ya.. jangan sampai mati konyol karena nggak ikutin lampu pejalan kaki" sambung Kei.
"Yup yupp.. nah Kei untuk menutup hari ini, kamu ada request lagu kah?" tanyaku ke Kei.
"Oh ada, aku mau request lagunya Taylor Swift yang Don't Blame Me!" jawab Kei.
"Okay Kei terima kasih untuk cerita dan lagunya, langsung saja kita play Don't Blame Me by Taylor Swift" jawabku.

Aku menutup telepon sambunganku dengan Kei dan mengatur volume radio di audio mixer yang ada di hadapanku.

***

"Oke barusan dari Taylor Swift dengan lagunya Don't Blame Me! Nah beberapa pesan request udah masuk nih aku bacain satu – satu ya...
Ada dari Erwin, hai Kak Rico semangat ya malam ini jangan ngantuk ya hahaha aku mau request lagunya Charlie Puth yang We Don't Talk Anymore soalnya lagi galau nih.. Waduhh Erwin malem – malem gini emang enaknya galau ya, tapi besok harus balik semangat soalnya ada realita yang harus kita jalanin lagi hahaha...
Lanjut ada dari Nita, hai Kak Rico malem – malem gini enaknya makan mie nggak sih kak? Btw, aku mau request Heather-nya Conan Gray dong kak makasih... Halo Nita, wah ini udah ada dua orang yang request lagu galau yaa...
Oke sekarang pesan terakhir sebelum aku play lagu request kalian ada dari Mike, Kak Ricooo... wah panjang juga O-nya hahaha, aku mau request lagu Indonesia boleh? Boleh banget dong, kalian semua bisa request lagu dari negara manapun ya... jadi Mike mau request Melukis Senja dari Budi Doremi... nah akhirnya ada lagu yang semangat juga ya! Oke mari kita play semua lagu yang udah di-request. Buat temen - temen yang mau chat atau request lagu bisa di nomor 08xxxxxxx34 yaa... happy listening!" Aku mengatur audio dan menaikkan volume bagian lagu dan mengecilkan volume speakerku.

Stasiun radio tempatku bekerja bukanlah dari bangunan yang bagus, melainkan hanyalah bangunan biasa yang didepannya ada reklame bertuliskan nama radio kami dan nomor saluran radio. Papan reklame itu memiliki warna dasar putih dan nama radio kami dibuat dengan warna biru muda dan diberi lampu LED yang mengelilingi tulisan nama radio, sedangkan untuk nomor saluran menggunakan warna hijau neon yang tentu saja sangat kontras dengan warna nama radionya. Bangunan stasiun radio ini bisa dibilang kecil dan karyawan yang dimiliki mungkin hanya sekitar 20-an orang saja? Walaupun begitu fasilitas yang diberikan ke karyawan juga seperti kantor – kantor lain seperti ada galon air, teh, kopi dan masih banyak lagi.

"Mbak Riska, boleh tolong bantu bikinkan kopi nggak mbak?" tanyaku ke Mbak Riska salah satu staff yang saat ini bertugas di malam hari.
"Oh boleh kok mas, pahit atau manis?" tanya Mbak Riska yang langsung berdiri dari kursinya di seberang kaca sana.
"Agak manis mbak, makasih ya mbak." Kataku.
Mbak Riska yang sudah membuatkan kopi untukku langsung masuk ke dalam studio dan memberikan kopi yang sudah ia buatkan.
"Makasih ya mbak, maaf kalau ngerepotin." Kataku.
"Halah santai aja mas, sama – sama." Jawab Mbak Riska.

***

Akhirnya sudah jam 11 malam yang berarti segmenku telah selesai dan akan dilanjutkan dengan segmen yang berisi lagu – lagu saja sampai besok pagi. Benar sekali aku adalah penyiar radio segmen terakhir yang artinya hanya ada aku satu – satunya penyiar radio yang tersisa disini bersama dengan beberapa staff saja. Setelah membereskan meja dan tas kini aku siap untuk mengendarai motor kesayanganku yang berwarna merah dan pulang kerumah, tentu dengan waktu perjalanan 30 menit lagi. Biasanya aku sampai rumah pada pukul 23.45 setelah itu aku masih harus bersih – bersih dan akhirnya baru bisa berbaring di kasur. Biasanya aku tidak langsung tidur dan masih scroll sosial mediaku, tetapi hari ini rasanya sangat lelah seperti energiku tiba – tiba habis dan aku langsung tertidur.

Seharusnya saat itu aku tidak tidur saja agar tidak mendapat mimpi yang membuat semua bulu kuduk ku berdiri.

THE CALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang