Chapter 5 : Lebih Dekat (2)

68 6 0
                                    

Slurp...

"Sudah mendingan?"

Yoongi hanya mengangguk pelan, masih terkejut dengan keadaannya saat ini—duduk di kamar bersama Taehyung, menyeruput teh hangat. Ia bahkan tidak tahu bagaimana situasi bisa berubah secepat ini. Kini, tubuhnya sudah dibalut sweater yang tadi ia kenakan, ditambah selimut yang tersampir menutupi tubuh mungilnya. Duduk di atas ranjang, Yoongi menghadap Taehyung yang duduk dalam posisi serupa. Bedanya, Taehyung sesekali tersenyum hangat, tampak lega melihat Yoongi tak lagi menggigil kedinginan.

"Gomawo, hyung. Maaf jadi merepotkan hyung buat teh segala," ucap Yoongi, merasa sedikit bersalah sambil meletakkan cangkirnya di nightstand.

Taehyung mengangkat alis, tampak tak setuju.

"Merepotkan apa? Cuma bikin air panas, celup teh, selesai," canda Taehyung, diikuti tawa kecil Yoongi.

"Emm, hyung..."

"Ya, Yoon?"

Yoongi mulai memainkan ujung selimutnya, ragu.

"Soal cerita yang mau hyung sampaikan... kalau nggak nyaman, nggak apa-apa, hyung," cicit Yoongi pelan.

Taehyung hanya menggeleng pelan.

"Hei, nggak apa-apa. Seperti yang aku bilang tadi, aku merasa berutang cerita karena sudah membangunkanmu," jelas Taehyung dengan nada santai.

"Tapi, kan—"

"Yoon, ayo kita saling mengenal lebih dalam, oke? Hyung benar-benar nggak keberatan cerita. Kadang lebih enak berbagi masalah daripada memendam sendiri, kan?" Taehyung memotong ucapan Yoongi dengan suara lembut namun tegas.

Mendengar kata-kata Taehyung, Yoongi menelan kembali semua penolakan yang ingin ia utarakan.

‘Ya sudah, dengarkan saja cerita si biru tua ini,’ batin Yoongi, pasrah.

Ekhem.

Taehyung berdehem, membuat Yoongi sedikit terkejut.

"Mikirin apa?" tanya Taehyung, dan Yoongi buru-buru menggeleng.

Ketahuan ngelamun, Yoongi hanya bisa tersenyum canggung.

"Hmm, mulai dari mana, ya..." gumam Taehyung, membuat Yoongi menunggu dengan penuh kesabaran.

"Aku dijodohkan."

"Eung?"

Kata-kata itu membuat mata Yoongi membesar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata-kata itu membuat mata Yoongi membesar. Ya, dia terkejut.

Bukan karena tiba-tiba merasa tak ada harapan dengan si biru tua ini—bukan, Yoongi juga tidak menginginkan itu :p. Dia lebih terkejut karena Taehyung, yang masih muda, harus dijodohkan seperti ini. Di zaman sekarang, masa masih ada perjodohan? Rasanya seperti cerita lama yang tak seharusnya terjadi lagi.

Taehyung melirik ke arah Yoongi.

"Kaget, ya?" tanyanya, sedikit tersenyum.

Yoongi mengangguk pelan, masih memproses kata-kata Taehyung.

"Iya, begitulah," jawabnya.

etra hazel Taehyung terlihat kosong, seolah pikirannya sedang melayang di tempat lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

etra hazel Taehyung terlihat kosong, seolah pikirannya sedang melayang di tempat lain. Dia tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Yoongi, yang merasa masih penasaran mendengar cerita tentang perjodohan itu, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Hyung... benar-benar menerima perjodohan itu?" tanya Yoongi dengan nada iba.

Pertanyaan itu langsung menarik perhatian Taehyung. Dia, yang tadi tenggelam dalam lamunan, kembali menatap mata Yoongi.

"Huh? Kenapa? Kamu mau denganku?" balas Taehyung dengan nada menggoda.

"Heh, MANA ADA!" seru Yoongi, suara lantangnya membuat Taehyung tertawa keras. Wajah Yoongi seketika memerah karena malu.

"Kenapa? Nggak mau? Hyung kurang tampan, ya?" goda Taehyung, mengerucutkan bibirnya dengan gaya pura-pura sedih.

"N-nggak," jawab Yoongi gugup, mencoba menyembunyikan dirinya di balik selimut.

Taehyung tertawa lagi, lalu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Sebelum masuk, dia berhenti sejenak, menoleh ke arah Yoongi.

"Nggak, Yoon. Soalnya kalau bukan sama kamu, hyung nggak mau," ucap Taehyung pelan namun penuh arti.

"TAE TAE HYUNG!!" teriak Yoongi kesal, merasa semakin dipermainkan.

•••

Di bagian lain, Jungkook mendengar suara kekasihnya yang serak memanggil namanya.

"Kookie hyung," panggil Jimin dengan suara pelan. Jungkook, yang sedang memandang keluar jendela, langsung menoleh.

"Hyung di sini, Chim," bisik Jungkook lembut, lalu naik ke ranjang di samping Jimin.

Ranjang mereka memang twin bed, tapi Jimin, dengan bandelnya,  menyatukan dua tempat tidur itu dan menyebutnya "two in one-bed." Jungkook tidak bisa menahan senyum ketika Jimin melakukan hal itu. Ia langsung menghujani kekasihnya dengan kecupan gemas.

Tangan besar Jungkook perlahan mengusap lembut rambut pirang Jimin. Keringat membasahi dahi kekasihnya, tampaknya Jimin baru saja mengalami mimpi buruk, dan kekhawatiran memenuhi hati Jungkook.

SRASH...

Di luar, cuaca semakin tak bersahabat. Ini jelas bukan kondisi yang aman untuk berada di tengah laut, di atas kapal.

Survival - TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang