Kretek..
Slash..
Setiap derapan kaki mereka meruntuhkan beberapa tanaman untuk mempermudah perjalanan.
Taehyung dengan telaten menggunakan pisau lipat yang ia bawa, bersama dengan keychain pengaman berwarna hitam malamnya. Semalam bukanlah malam yang panjang. Setelah sesi berpelukan yang hangat, suasana menjadi sedikit canggung, dan mereka memutuskan untuk beristirahat agar kecanggungan itu tidak terasa. Kini, saat matahari menyapa, mereka akhirnya memasuki hutan yang dipenuhi tanaman liar dan pohon-pohon yang menjulang tinggi.
"Huft, huftt."
"Hmm?"
Napas berat Yoongi mengalihkan konsentrasi Taehyung. Ia memutuskan untuk membuka pembicaraan sambil melangkah semakin dalam ke dalam hutan.
"Ada apa?" tanyanya pelan.
Yoongi menggeleng.
"H-hanya dingin, h-hyung," balas Yoongi, sedikit terbata-bata karena menahan dingin.
Mendengar itu, Taehyung berhenti berjalan, membuat Yoongi bingung.
"Hyung, kenapa berhen—"
"Sini."
"Huh?"
Uluran tangan itu mengejutkan Yoongi. Ia menatap tangan Taehyung, lalu beralih ke wajahnya.
"Sudah, jangan terlalu lama menatap. Sini," ucap Taehyung lagi, kali ini dengan senyuman yang memberikan rasa tenang bagi Yoongi.
Dengan ragu, Yoongi menggapai tangan Taehyung, dan perlahan Taehyung menariknya mendekat.
'A-apa ini?'
Ia menutup matanya, mengikuti tarikan Taehyung. Seketika, ia merasakan tangannya menyentuh pundak tegap Taehyung.
"Haha, tutup mata kenapa, hayo?" canda Taehyung sambil menatap wajah lucu Yoongi.
Mata Yoongi tertutup rapat dan bibirnya terkunci. Ekspresi itu benar-benar lucu.
Mendengar candaan Taehyung, Yoongi membuka matanya perlahan dan melihat Taehyung yang asyik menertawakannya.
"Hey, tenang. Hyung nggak berbuat macam-macam kok."
Niat Taehyung untuk menghibur dan menenangkan Yoongi justru berujung pada tepukan keras di pundaknya. Pipi Yoongi memerah malu; nampaknya adik kelasnya ini antara malu dan marah.
"Malahan dipukul," ucap Taehyung dengan nada sedih, bermaksud menggoda Yoongi.
"E-eh.. auh, mianhaeyo, hyung ah," bisik Yoongi merasa bersalah.
Taehyung tersenyum.
"Ya.. cara minta maafnya itu..."
Ia menyentuh dagu Yoongi dan mengangkatnya agar mata kucing yang menggemaskan itu dapat ia lihat.
"Terima tawaran piggyback dari hyung, ya?" tanya Taehyung sedikit memohon.
Yoongi yang tak punya pilihan, apalagi dalam keadaan malu, hanya dapat mengangguk. Lagipula, ia merasa lebih hangat jika digendong Taehyung. Entah mengapa, tubuh Taehyung benar-benar hangat. Ia sampai bertanya-tanya, apakah hyung ini api unggun berjalan?
Setelah persetujuan Yoongi, keduanya melanjutkan perjalanan dengan Yoongi di punggung Taehyung. Saking hangatnya, Yoongi merasa dirinya akan terlelap dengan cepat.
"Yoon, mulailah makan lebih banyak lagi. Tubuh kecilmu ini kekurangan lemak, sepertinya. Makanya mudah merasa dingin," jelas Taehyung, kemudian diserang tabokan-tabokan menyakitkan dari Yoongi.
Yah, rasanya Yoongi tak ingin piggyback ini berakhir.
"Yoon, hey."
"H-huh?"
Guncangan tubuh Taehyung membangunkan Yoongi yang tertidur dalam perjalanan. Ya, ia benar-benar tertidur saking hangatnya. Taehyung tersenyum melihat ekspresi bangun tidur Yoongi yang membuatnya terlihat seperti anak kucing.
'Apa mungkin dia jelmaan siluman kucing?' batinnya sambil menikmati pemandangan Yoongi yang tengah terlelap.
"Ck! Kenapa kamu terus lihat-lihat?!" cicit Yoongi pelan saat ia menyadari Taehyung yang sibuk menatapnya.
Taehyung hanya tertawa sebagai balasan. Ya, Yoongi mulai curiga, Taehyung ini mirip harabeoji yang suka tertawa, jauh berbeda dari kepribadiannya yang biasa ia tunjukkan di Seoul School.
Sial! Yoongi merona saat menyadari perbedaan sikap Taehyung terhadapnya dibandingkan dengan yang lain. Apa mungkin Taehyung menyukainya? SHIBAL! TIDAK, TIDAK! Ingat, mereka hanya berdua di sini untuk tetap waras. Bukan karena saling suka… kan?
"Hey! Kau demam, Yoon? Kenapa wajahmu merah seperti itu?" tanya Taehyung dengan nada khawatir sambil memandang Yoongi dengan lembut.
'SIAL HYUNG BIRU TUA, JANGAN MEMBUAT BAPER!' teriak batin Yoongi saat jarak antara mereka semakin menyusut.
Apalagi matanya secara tak sengaja terkunci pada bentuk bibir Taehyung yang indah dan menggoda—
BRUGH…
"Yoon! Kau tak apa-apa?"
Taehyung bergegas mendekati Yoongi yang terjatuh. Yoongi, yang tergesa-gesa, mundur sedikit sambil mengangguk, membuat Taehyung menatapnya dengan aneh dan bingung.
Ya, ia sengaja menjatuhkan dirinya dari gendongan Taehyung agar pikirannya berhenti memikirkan hal-hal aneh. Gimana caranya?
"Kenapa kamu mendorong hyung seperti itu? Akhirnya terjatuh ke belakang kan?" omel Taehyung dengan nada cukup keras.
Nah! Begitulah cara Yoongi melepaskan diri.
Yoongi terdiam lalu berdiri sambil memegang lengannya.
"M-mianhae, hyung," cicit Yoongi pelan.
Ia jelas ketakutan mendengar nada suara Taehyung, namun tampaknya Taehyung tidak menyadarinya. Kakak kelasnya hanya menghela napas kasar dan berjalan pergi, lalu terhenti.
"Jalan atau ku tinggal," ucapnya singkat, lalu melanjutkan langkahnya masuk ke sebuah bangunan tua.
Ancaman itu menakutinya, menghilangkan rasa aman yang diberikan Taehyung dengan cepat.
"E-eung," jawabnya singkat.
Mata kucingnya menangkap pemandangan bangunan tua yang anehnya berada di pulau ini. Namun, dirinya lebih merasakan sakit dan ketakutan dibandingkan rasa penasaran. Tae-hyung, apa dia marah?
Apa Yoongi telah berbuat salah?
Setiap langkah kecil yang dibuatnya mengikuti Taehyung masuk ke dalam bangunan. Semakin dalam ia tenggelam dalam berbagai pertanyaan tentang hyung biru tua yang kini marah padanya.
Mungkin, hyung hanya lelah, kan?