Suasana riuh dan kacau.
Dua kata itu menggambarkan situasi saat ini.
Krak..Krak..
"SEGERA EVAKUASI KE DECK DEPAN!"
BLAM!
Pintu kamar terbuka paksa, membuat Taehyung yang hampir tertidur langsung terjaga. Ada apa ini?
Ia mengesampingkan rasa kantuknya dan melirik ke samping. Yoongi, adik kelasnya, tetap tertidur nyenyak, sama sekali tidak terganggu oleh keributan itu.
"Ya ampun, bisa-bisanya dia tidur," gumam Taehyung.
Dia segera menyibak selimut, memasang sandal di samping tempat tidur, dan beranjak untuk membangunkan Yoongi.
"Yoon! Hei!" Taehyung menepuk pundak Yoongi dengan lembut.
"Mmhm... 5 menit lagi, bantet," gumam Yoongi setengah sadar.
Jelas, tepukan pelan tidak akan berhasil.
"Ah, langsung aja, keburu lama kalau nungguin dia bangun."
Tanpa pikir panjang, Taehyung menggendong Yoongi ala koala. Seketika, Yoongi terbangun dengan terkejut.
"H-hyung! Apa-apaan ini!" seru Yoongi panik.
"Pegangan! Kita harus segera evakuasi!" jawab Taehyung dengan tegas.
Kalimat Taehyung yang lantang membuat Yoongi langsung terdiam. Dia menutup mulutnya rapat-rapat dan mematuhi perintah Taehyung tanpa banyak tanya.
"Anak pintar, kalau nurut begini, kan enak," ucap Taehyung sambil tersenyum.
Pujian itu membuat wajah Yoongi memerah.
•••
"Hyung..."
"Kau akan baik-baik saja, hyung janji," bisik Jungkook lembut, mengecup tangan mungil Jimin yang terus-menerus meremas tangannya dengan erat.
Jungkook sudah menduga ini. Laut yang tidak tenang, ombak tinggi, dan angin kencang yang tiba-tiba datang. Semuanya terasa tidak wajar.
"Hyung! HYUNG!" suara Jimin yang keras menyadarkan Jungkook dari lamunannya.
"Ah, mianhae. Ada apa, sayang?" jawab Jungkook, tersadar dari pikirannya.
Jimin menunjuk ke arah sebuah figur yang mendekat.
"Kook!"
Drap drap drap...
"Sst, jangan banyak ngomong dulu. Pegangan, kapal ini goyang banget," ucap Jungkook cepat, menghentikan Taehyung yang hendak memulai percakapan.
Taehyung memutar bola matanya malas, lalu merapat ke pagar pembatas kapal dan berpegangan kuat. Sambil berbisik ke belakang, dia sedikit berjongkok.
"Hyung bawa siapa—EH ANJIR, YOON!"
Yoongi dengan cekatan turun dan ikut berpegangan pada pagar, berdiri tepat di samping Jimin.
"Jangan heboh, Jim," ucap Yoongi dengan nada kesal.
Cuaca yang buruk ditambah hujan deras membuat mood Yoongi semakin buruk, setidaknya menurut Jimin. Untungnya, mereka berada di bawah atap kapal, terhindar dari guyuran hujan.
"Kook, ini ada apa?" tanya Taehyung, melirik sekeliling yang kini dipenuhi orang-orang.
"Cuacanya aneh," jawab Jungkook singkat, membuat Taehyung bingung dan memiringkan kepalanya.
"Aneh? Maksudnya aneh kenapa—"
Sebelum Taehyung bisa menyelesaikan kalimatnya, teriakan terdengar.
"AIRNYA MASUK!"
Hal terakhir yang diingat Taehyung adalah kapal mereka dihantam ombak besar, dan pandangannya langsung gelap.
•••
"Hyung..."
"Erm..."
"Hyung, bangun..."
Taehyung mendengar suara samar-samar. Ia berusaha membuka matanya, melawan silau cahaya yang masuk.
"Huft... Aku kira hyung sudah nggak ada," suara itu terdengar lagi, membuat Taehyung terkejut.
Huh?
Dengan susah payah, Taehyung memaksa tubuhnya untuk duduk.
"Hyung, pelan-pelan saja," suara itu jelas milik Yoongi.
Taehyung menoleh, dan matanya bertemu dengan netra indah Yoongi yang berada tepat di depannya.
"Hyung? HYUNG!"
Pundak Taehyung bergetar kaget.
"Ck! Sempat-sempatnya melamun," keluh Yoongi kesal.
Taehyung ingin membalas omelan Yoongi, namun kepalanya mendadak pusing. Efek dari terlalu cepat mendudukkan diri tadi.
"Nah kan," Yoongi menghela napas.
Taehyung mencoba memegang kepalanya, tetapi tangan Yoongi lebih cepat.
"Sudah, biar aku yang urus," ucap Yoongi sambil menyentuh dahi Taehyung, yang langsung dibalas dengan senyuman kecil dari Taehyung.
"Omelannya sudah selesai? Rasanya dulu kamu nggak segalak ini deh," ujar Taehyung sambil tersenyum lemah.
Yoongi menatap mata Taehyung sejenak sebelum kembali fokus mengusap dahinya.
"Terserah, Hyung. Image adik kelas baik-ku sudah hancur sejak kau menggendongku paksa tadi," kata Yoongi dengan nada datar.
Taehyung tertawa dalam hati. Sepertinya ke depannya akan menyenangkan menggoda Yoongi yang awalnya ia kira lembut, tapi ternyata galak dan blak-blakan.
"Hentikan senyuman bodohmu, Hyung. Ini bukan waktunya senyum-senyum," balas Yoongi, menyadari senyum Taehyung yang terpaku padanya.
Setelah selesai, Yoongi berdiri dan berjalan menjauh, seakan mencari sesuatu.
Tanpa aba-aba, Taehyung ikut bangkit dan mengikuti langkah Yoongi.
"Kita di mana?" tanya Taehyung.
Yoongi mengangkat bahunya.
"Huft... Sepertinya kapal kita hancur, dan kita terseret arus sampai ke sini," jawab Yoongi pelan, dengan nada yang penuh kesedihan.
Taehyung bisa merasakan kepedihan dalam suara Yoongi. Wajar saja, mereka baru saja kehilangan arah, teman-teman, dan yang terburuk, mereka kehilangan cara untuk pulang.
Pilihan mereka kini hanya satu: bertahan hidup atau menyerah pada nasib.