"Apakah masih jauh, Tet?" tanya Jungkook, diiringi dengan pandangan gelisahnya, yang hanya dibalas dengan gelengan pelan oleh Taehyung.
"Aku yakin, kita sangat dekat dengan tempat itu. Ayo, Kook," balas Taehyung, suaranya tenang tapi mendesak.
Di pelukan mereka masing-masing, Yoongi dan Jimin masih tak sadarkan diri, wajah-wajah mereka tampak lelah. Derap langkah Taehyung dan Jungkook terdengar tergesa-gesa, melaju ke suatu tempat di dalam hutan yang pekat.
Drap, drap, drap...
Setelah melangkah cukup jauh, Taehyung tiba-tiba berhenti, menutup pandangan di depan Jungkook. Jungkook yang tak siap, terhenti seketika, napasnya memburu. Baru saja hendak bertanya, Taehyung mendahuluinya.
"Ini tempatnya, Kook," kata Taehyung, matanya tak lepas dari depan.
Mata Jungkook melebar, terkejut.
Taehyung menyingkir, memberi ruang bagi Jungkook untuk melihatnya lebih jelas.
"T-tidak mungkin..."
Flashback
"Hanya ada satu cara untuk memusnahkannya, Tae, dengan air suci. Tapi, menurut legenda, air itu sudah lama hilang jejaknya," jelas Jungkook saat itu, nada suaranya getir.
Taehyung mengernyitkan alis. "Maksudmu?"
"Air itu hanya jadi angan-angan para tahanan di sini yang ingin bebas dari Vi. Begitulah yang dikatakan para tahanan lain yang sudah ada jauh sebelum kita."
Taehyung terdiam, lalu menatap Yoongi yang terbaring lemah, meraba punggungnya dengan penuh kekhawatiran.
"Air suci itu... bisa menyembuhkan segalanya, kan? Sama seperti yang Sam punya?" tanya Taehyung. Jungkook mengangguk pelan.
"Kita butuh kolam air suci itu, Tae. Tapi keberadaannya... tak ada yang tahu."
Taehyung menarik napas dalam-dalam, lalu bergegas menuju kemudi kapal.
"Aku tahu tempatnya."
Flashback End
"In... ini..."
"Ya, ya, cepat bawa Jimin ke air itu. Mereka akan sadar setelah terkena air ini," ucap Taehyung, matanya menyiratkan kelegaan yang dalam.
Jungkook mengangguk, lalu segera membawa Jimin ke dalam kolam suci itu. Begitu pula Taehyung dengan Yoongi, yang ia peluk erat.
"Cantik... bangunlah, kumohon..." bisik Taehyung lembut, membelai helai rambut Yoongi yang menutupi wajahnya yang damai.
Dengan hati-hati, Taehyung membenamkan Yoongi ke dalam air, memohon air suci itu mengembalikan kesadarannya. Jungkook melakukan hal yang sama dengan Jimin di sisinya.
Tak lama, gelembung-gelembung kecil muncul dari bibir Yoongi dan Jimin, tanda bahwa keduanya perlahan sadar. Tanpa menunggu, Taehyung dan Jungkook segera mengangkat mereka keluar dari air.
"Uhuk uhuk... T-tae hyung?"
Taehyung tersenyum lega, memeluk Yoongi erat, mengusap punggungnya dengan penuh kasih.
"Yoon, astaga... aku benar-benar khawatir," bisik Taehyung, suaranya sarat dengan kelegaan.
Yoongi membalas pelukan itu dengan erat, wajahnya tampak lelah namun berusaha tersenyum.
"T-tae hyung..."
Di sisi lain, Jungkook memeluk Jimin erat, merapatkan matanya dan menghela napas panjang saat ia tenggelam dalam pelukan hangat kekasihnya.
"Kookie hyungg... Uhuk uhuk! C-chim sesak, tahu!" keluh Jimin sambil mencoba melepaskan diri dari rengkuhan Jungkook.
Jungkook hanya tertawa kecil, begitu juga yang lain.
"Aku benar-benar mengkhawatirkanmu, sayang," bisik Jungkook, mengecup lembut kening Jimin.
Jimin mengerucutkan bibirnya, tapi tak lepas dari pelukan Jungkook.
"Kookie hyung ngutang mochi sama Chim karena tadi Chim ditangkap sama si iblis itu!" geram Jimin, mengancam manja.
Jungkook tertawa, mengusap kepala Jimin sayang dan mengangguk. Baginya, yang terpenting adalah mereka bersama kembali.
Krek... krek...
Sial. Tentu saja...
"DIMANA KALIAN?!"
"Sial, dia datang," bisik Taehyung waspada.
Yoongi merasa bagaimana Taehyung merangkul pinggulnya erat. Ia menunduk malu, berbisik pelan.
"Bagaimana ini, hyung?"
"Tenang, aku dan Jungkook sudah punya rencana," ucap Taehyung, suaranya penuh keyakinan yang menguatkan.