Krek...
"Terima kasih, Hyung-nim," ucap salah satu murid yang keluar dari kurungan setelah Taehyung membukanya.
Taehyung hanya mengangguk sebagai balasan, sementara Jungkook menatap heran pada rombongan murid tersebut.
'1...2...3...4...5...6? Hanya segini?' batinnya penuh kebingungan.
"Sam, di mana teman-teman kalian yang lain?" tanya Jungkook sambil memiringkan kepalanya, tak habis pikir.
Sam membelalakkan matanya, lalu melirik teman-temannya yang lain, seolah bertanya apakah ia harus memberi tahu mereka soal nasib teman-temannya.
"Eung... Bukankah seangkatan kita cukup banyak? Ke mana yang lainnya?" tanya Jimin, kebingungan, mengingat bahwa angkatannya dan Sam jauh lebih ramai daripada angkatan Taehyung dan Jungkook.
"Beberapa meninggal karena kehabisan darah dan minimnya makanan yang diberikan oleh orang-orang di sini. Ada juga yang tewas saat dibawa ke penjara. Sisanya... sudah ditumbalkan terlebih dahulu, Hyung," jelas Sam dengan suara pelan sambil memainkan jari-jarinya, penuh rasa gelisah.
Yoongi menghela napas panjang, merasa beruntung terseret arus jauh dari para suku biadab itu bersama Taehyung. Lebih beruntung lagi, mereka masih selamat hingga saat ini.
"Gwaenchana," kata Yoongi, meletakkan tangannya di pundak Sam.
Sam tersentak, menatap Yoongi yang tersenyum kecil, berusaha memberikan semangat kepada juniornya itu. Yoongi kemudian mengalihkan pandangannya kepada yang lain, meskipun ia tidak mengenal mereka semua dengan baik, mereka tetaplah bagian dari angkatannya.
"Kita pasti bisa keluar dari sini. Jangan takut, kita akan pulang," kata Yoongi dengan penuh keyakinan kepada lima orang lainnya.
Mereka menatapnya dengan ragu, namun ucapan Yoongi perlahan-lahan mulai meresap.
"Aku bisa menjamin itu. Aku dan Jungkook sudah membuat rencana. Kita pasti bisa keluar hidup-hidup," tiba-tiba Taehyung menimpali.
Mendengar itu, harapan mulai tumbuh di mata mereka. Senior mereka bicara dengan penuh kepastian, dan seketika suasana berubah lebih optimis.
Taehyung menatap Yoongi yang tersenyum tipis, puas melihat adik kelasnya kembali memiliki harapan.
Pat.
Yoongi mendongak, melihat Taehyung yang tersenyum bangga. Bibir Taehyung bergerak perlahan.
"Anak pintar," ucapnya pelan.
•••
"Sial! Tempat ini ramai sekali," keluh Jungkook.
Mereka kini sedang bersembunyi, mengintip dari balik gua yang terhubung ke ruang tengah penjara. Ruangan itu dipenuhi oleh anak buah Vi, jelas upacara sudah dimulai, dan penjaga di sini bukan lagi suku primitif itu.
"Bagaimana ini, Tet?" bisik Jungkook, berusaha mencari solusi sambil menatap Taehyung yang berdiri di sampingnya.
Taehyung menatap Jungkook, lalu merenung, mencoba mencari cara untuk mengalihkan perhatian para penjaga.
"Psst, Yoon, lihat ini," gumam Jimin.
"Hah? Apa itu?" tanya Yoongi.
Jimin mengambil benda kecil yang tampak seperti toa, hanya saja lebih sederhana. Ia mencoba berbicara melalui ujung yang lebih kecil.
"Rawr," bisiknya.
Suara Jimin berubah menjadi berat dan serak, seperti suara iblis yang menakutkan. Yoongi terkesiap, namun tak bisa menahan diri untuk tertawa kecil.
"Dasar Bantet! Jangan berisik," bisik Yoongi, sudah bersiap-siap menampar Jimin karena terlalu ceroboh.
"Kkk~!! Jimin, kau terdengar seperti raja iblis. Seram sekali!" seru seorang yeoja dengan rambut dikuncir dari angkatan Yoongi.
"Ssst. Jangan ribut," bisik Sam, memberi isyarat kepada yang lain untuk diam.
...
Raja iblis?
IDE ITU DATANG!
Taehyung tiba-tiba beralih pada Jimin yang berada di sebelah kanan bersama Jungkook.
"Jim, boleh aku pinjam benda itu?" tanya Taehyung.
Jimin menatap benda itu sejenak, lalu menyerahkannya tanpa ragu.
"Alien gila, kau mau buat keributan?" Jungkook berbisik kesal.
"Ck! Lihat saja," balas Taehyung dengan malas.
Jungkook, Jimin, Yoongi, dan yang lainnya memperhatikan dengan seksama.
Taehyung menarik napas dalam-dalam, lalu meletakkan bagian kecil toa itu di depan mulutnya.
"Hrgg hahaha... pengikut-pengikutku yang setia, apa yang kalian lakukan di sini?" suara Taehyung terdengar menggelegar.
Anak buah Vi mulai celingukan, mencari sumber suara.
"Apa yang kalian lakukan di sini sementara upacara makan malamku sedang berlangsung?!"
Sebagian dari mereka tampak terkejut, berdiri tegak, wajahnya ketakutan.
"Pergilah, percepat upacara itu, atau... KALIAN SENDIRI YANG AKAN MENJADI MAKAN MALAMKU!"
"B-BAIK, TUAN RAJA!"
DRAP DRAP DRAP DRAP!
Dalam sekejap, ruangan itu kosong. Semua orang melarikan diri dengan ketakutan.
Seluruhnya memandang Taehyung dengan terkejut.
"Woah... Untuk sesaat, kau benar-benar seperti raja iblis, Hyung," puji Sam dengan nada antara kagum dan takut.
Taehyung hanya tersenyum tipis.
"Luar biasa, Tet! Ayo kita bergerak sebelum mereka kembali," tegas Jungkook.
Jungkook bergerak cepat menuju pintu keluar dan menariknya perlahan. Setelah itu, ia memberi isyarat kepada yang lain untuk segera keluar.
Langkah kaki mereka terdengar bergegas namun tenang, membawa mereka keluar dari gua itu, menyisakan Taehyung, Yoongi, dan Jimin.
Sebelum mereka menyusul, Yoongi berbisik pada Taehyung.
"kau benar-benar keren, Hyung," ucapnya dengan senyum manis.
Taehyung, yang terkejut oleh pujian mendadak itu, tak bisa langsung menjawab.
"Ayo cepat, Tet, Chim, Yoon! Mereka bisa kembali kapan saja!" bisik Jungkook dengan nada tegas.
Sebelum Taehyung sempat membalas, Jungkook sudah menariknya keluar. Mereka segera menyusul yang lainnya, meninggalkan gua itu dengan cepat.
•••
Sial! Mereka kabur!"
"Maaf, Tuan Vi, tapi—"
"Bodoh! Tuan Raja hanya bisa berbahasa Latin! TANGKAP MEREKA, HIDUP ATAU MATI!"
To Be Continue.