Chapter 2 : Bis Dan Dermaga

107 11 0
                                    

"Jadi..."

"Enggak tahu, Jim, enggak tahu."

Entah sudah berapa kali Yoongi mendengar Jimin mengatakan hal itu—jadi. Yoongi jelas paham apa maksud dari kata tersebut.

"Ish, suka banget menyimpan rahasia sendiri," ucap Jimin kesal.

Dia memutuskan untuk memandang keluar jendela daripada berusaha menggoda sahabatnya lagi.

Melihat sahabat kecilnya yang sedang murung, Yoongi menghela napas berat.

"Lumayan."

"Huh?"

"Dia lumayan, Jim."

"Siapa?"

"Si biru tua itu."

Jimin membelalak lalu memandang Yoongi. Dia memasang wajah menyebalkan.

"Tae-hyung, ya?"

"Bukan, Jim, mas langganan nasi campur kamu... YA IYALAH TAE-HYUNG! Aku bisa saja banting kamu lama-lama," geram Yoongi sambil memutar bola matanya dengan malas.

Jimin tertawa puas.

"Kkk ~ Jangan galak-galak dong, Yoon. Sudah kubilang, lingkaran pertemanan Kookie hyung itu lumayan, lho," ucap Jimin ceria yang dijawab anggukan malas oleh Yoongi.

Kalau dipikir-pikir, Jimin tidak salah. Lingkaran pertemanan, atau bahasa KBBI-nya 'lingkungan sosial', kekasih Jimin ini cukup lumayan. Setidaknya, di atas rata-rata. Yoongi bahkan tak menyangka bahwa ada kakak kelas yang memiliki sifat sekalem dan sehangat itu. Belum tahu saja kamu, Yoon.

"Hoi! Hayoo, melamun apa? Tae-hyung, ya?"

"Berisik, Jim. Tahu, ah. Tuan putri butuh beauty sleep."

"Iya deh, iya, Tuan Putri."

Setelah itu, Yoongi menenggelamkan wajahnya ke boneka Kumamon yang dibawanya, dan tertidur selama perjalanan bus, meninggalkan Jimin yang tertawa puas dan kembali memandang ke luar jendela. Tanpa sepengetahuannya, sahabat pucatnya itu ternyata menyembunyikan pipi merahnya dan akhirnya tertidur lelap.

'Huft! Sesuka kamu, lah, Jim. Intinya, cinta itu melelahkan, dan aku enggan merasakannya... Iya, enggan. Sekalipun ada yang sehangat dan senyaman langit biru menjelang malam.'

•••

Slurp...

"Tetet babi, tolong bersikap manusiawi saat makan, ya," keluh Jungkook kesal, yang hanya dibalas tawa puas oleh Taehyung.

Sejak tadi dalam bus, Taehyung sibuk dengan mie instan favoritnya—mie kuah ayam geprek. Dia tahu kok, Jungkook juga menganggapnya wajar. Mungkin perusahaan mie itu menciptakan rasa khusus untuk spesies seperti Taehyung. Benar-benar inovasi bisnis yang cerdas.

"Ada apa, Kook? Mood kamu jelek banget dari tadi," tanya Taehyung sambil mengunyah adonan kenyal itu.

"Iya, siapa suruh makan mie seperti menyelam di laut," ucap Jungkook sambil menopang dagu dengan tangannya di atas pegangan kursi.

Ucapan Jungkook hanya dibalas dengan senyum kotak khas Taehyung.

Hening sejenak menyelimuti mereka. Jungkook terbenam dalam pandangan terhadap Taehyung yang masih sibuk menyeruput mie-nya. Apa sih istilah jaman sekarang itu? Ah, satisfying. Bukan berarti Jungkook tertarik pada Taehyung, ya. Kalau sampai begitu, mungkin Jungkook sudah gila.

"Jangan tatap aku kayak gitu, geli," dengus Taehyung, lalu meneguk kuah mie-nya sampai habis.

"Kok alien makan bisa satisfying sih?" gumam Jungkook, masih tenggelam dalam lamunannya.

Sementara itu, Taehyung sibuk mengatur bungkus mie instan. Untung saja guru mereka memperbolehkan Taehyung makan mie di bus. Kalau tidak, mungkin dia sudah mati kelaparan. Agak berlebihan memang.

Setelah selesai dengan 'ritual bersih-bersih sampah mie instan', Taehyung bersandar dengan nyaman. Menguap sedikit, wajar saja, dia mengantuk setelah kenyang.

Jungkook, yang melihat itu, tersadar dari lamunannya dan berbalik ke arah Taehyung.

"Jangan tidur, babi," bisik Jungkook keras, membuat Taehyung yang baru saja akan memejamkan matanya langsung meliriknya dengan tatapan terganggu.

"Apalagi?" balas Taehyung.

"Yoongi."

Alis Taehyung terangkat. Matanya sedikit membesar, tapi ia kembali menutupnya.

"Kenapa dengan dia?" tanyanya.

Jungkook mengernyit.

"Rating lah. Sudah susah-susah dikenalin," keluh Jungkook, menyandarkan punggungnya ke kursi empuk.

Taehyung terkekeh kecil.

"Mau dirating gimana? Ya, nggak mengecewakan sih, Kook," ucap Taehyung sambil tersenyum memandang ke langit-langit.

Jungkook memejamkan mata, lalu ikut tersenyum.

"Sudah kubilang kan, Jeon Jungkook alihnya menjodohkan."

"Heh, sono molor," tawa Taehyung sambil menyenggol lengan Jungkook.

Bibir tipis Jungkook terangkat, membentuk senyum tipis yang tampan. Dia mengangguk dan terlelap dalam dunia mimpi.

Taehyung melirik sahabatnya, lalu menaruh kedua tangannya di belakang kepala, menjadikannya bantal.

'Dasar putri salju,' batin Taehyung sebelum akhirnya ikut tertidur.

To Be Continue...

Survival - TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang