13. police station

381 31 0
                                    

Untuk pertama kalinya, Arin bermalam di kantor polisi setempat. Bersama dengan puluhan orang lain, termasuk teman Wilona yang terluka.

Aka bergeser mendekati Arin dan duduk disampingnya.

"Sorry, gara-gara gue Lo jadi disini." Ucapnya sedikit berbisik.

"No problem, gue gapapa."

"Ah iya, gue Aka. Anak basket juga."

"I know, Lo famous di sekolah. Gue Arin."

"Gue juga tau Lo." Keduanya bertukar nama dan seulas senyum.

Meski bisa bilang tidak kenapa-napa, Arin sebenarnya cukup takut karena ini pertama kali dalam hidupnya ia masuk ke kantor polisi. Apalagi membayangkan ekspresi mamanya saat melihat dia ada disini, dia jadi makin takut.

"Kamu! Walimu sudah datang." Seorang polisi menyuruh Arin untuk berdiri dan menemui walinya. Tentu saja wali yang dimaksud adalah mamanya.

Arin dengan kaki pincangnya berjalan. Soraya langsung terkejut dan berjalan cepat memeluk putri semata wayangnya itu.

"Arin! Kamu ngapain sampe seperti ini, sih!?!" Soraya bahkan mengeluarkan air mata melihat Arin yang malah cengengesan itu.

"Ibu tenang dulu. Kami sudah menghubungi pihak sekolah, dan ada list nama yang sudah kami berikan kesana. Mungkin kami tidak akan memberikan hukuman untuk sekarang, namun ini akan jadi peringatan. Inget ya, nak!!" Polisi itu menatap Arin diakhir kalimatnya.

"Baik pak, maaf sekali lagi." Soraya berpamitan pada polisi disana dan membawa Arin masuk kedalam mobil.

"Sekarang cerita ke mama. Kamu gak mungkin beneran ikut tawuran kan, Rin?" Soraya menatap Arin.

"Nggak ma!!! Aku ngga mungkin ikutan begituan." Cepat-cepat Arin menjawab.

Ia ceritakan setiap detail dari sepulang sekolah hingga malam dimana ia duduk di kantor polisi. Arin bahkan menambahkan sedikit bumbu agar dia terlihat lebih heroik lagi.

"Yaampun!!... Kamu ini bikin mama khawatir. Mama tadi hampir pingsan waktu polisi nelfon." Soraya sedikit memukul bahu Arin yang masih saja cengengesan.

"Kita pulang, obatin luka kamu." Arin mengangguk.

Masalah hari itu terselesaikan dengan tenang. Soraya memilih untuk percaya pada cerita Arin, meskipun masih tetap khawatir kalau-kalau Arin benar ikut tawuran.

Masalah kedua ialah antara Arin dan sekolah. Sekarang, hukuman apakah yang akan diberikan oleh sekolahnya. Arin bahkan tidak mau memikirkan hari esok.



































 Arin bahkan tidak mau memikirkan hari esok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Other cast revealed!!!
Introducing,

Aka

The main troublemaker and Ace of the basketball team

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The main troublemaker and Ace of the basketball team.

*Should i make some tangle with this two? it's kinda cute, tho.

lovenemy; [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang