44

5.8K 576 25
                                    

Chika sudah didalam ruangan tian dianterin shani.

Chika menangis dengan menunduk, rasa bersalah nya kian besar ketika melihat keadaan adiknya yg gak baik2 aja.

"Harusnya kka yg ada diposisi kamu hiks,kenapa kamu lindungin kka waktu itu, hiks kka mohon kamu bertahan, kka tau kamu itu orang yg kuat." ucap chika.

"Maafin kka tian udah buat kamu masuk ke dalam masalah kka, udah buat kamu jadi seperti ini, kka emang pembawa sial kka yg udah buat semuanya seperti ini" ucap chika.

"Hiks zean udah benci kka, dia udah gak anggap kka sebagai kka nya, kka gpp kalo nanti kamu bangun kamu benci kka dan gak anggap kka seperti zean karna kka pantas dapetin ini semua, makasih ya tian udah jaga kka selama ini, udah lindungin kka, kka sayang banget sama kamu, sama zean, sama dedek." ucap chika.

"Maaf hiks kalo nanti kka jarang jengukin hiks kamu, tapi asal kamu tau kka akan selalu doain kamu, kamu cepet bangun ya cepet sehat kembali, kka pamit hiks" ucap chika mengusap tangan tian.

Dia berusaha membawa kursi roda nya keluar.

Shani yg melihat chika sudah selesai langsung menghampiri anaknya itu.

"Bunda tas kka masih ada.?" tanya chika.

"Ada kak bunda simpen" ucap shani.

"Dimana bun.?" tanya chika.

"Diruangan kka di laci" ucap shani.

"Kka mau balik ke ruangan bun" ucap chika.

"Yaudah ayok bunda bantu dorong" ucap shani.

"Gak usah bun, bunda kan belum masuk, kka bisa sendiri ko" ucap chika.

"Mau papa yg dorongin kak.?" tanya cio hati2

"Bo boleh" ucap chika.

"Yaudah yuk, bun kamu masuk aja kka biar sama aku" ucap cio semangat.

Setelah sampai diruangan cio mengangkat tubuh chika agar tiduran di brankar lagi.

"Tadi kka nyari tas ya, biar papa ambilin ya" ucap cio.

"Nih kak" ucap cio menyerah kan tas chika.

Chika cuman diem aja, cio yg merasa anaknya gak mau deket2 sama dia, dia memutuskan untuk duduk di sofa.

Chika mengotak atik hp nya, dia mengirim pesan untuk seseorang.

"Pah" ucap chika pelan.

"Iya kak, kka butuh sesuatu.?" ucap cio menghampiri chika.

Chika menatap dalam mata cio, orang yg didepannya ini udah ia anggap super hero nya, dia adalah cinta pertama nya, tapi kenapa dia memberikan rasa sakit ini.

"Kenapa kak" tanya cio ketika chika menatapnya dengan mata yg berkaca kaca.

"Boleh ceritain semuanya ke kka.?" ucap chika pelan.

"Huufft nanti papa ceritain kalo kka udah sehat" ucap cio mengusap lembut kepala chika.

"Sekarang pah kka mohon" ucap chika yg sudah mengeluarkan air mata.

Cio duduk didepan chika dan menghapus air mata chika.

"Apa yg kka pengen tau" tanya cio.

"Semuanya" ucap chika.

"Anindhita itu nama ibu kandung kka, dia seorang model terkenal, karir nya waktu itu lagi naik, dia sangat menyukai pekerjaan nya itu sampe dia tega ingin membunuh janin yg ada di kandungan nya...

"Mas" ucap shani menggelengkan kepala dia gak mau setelah chika tau semuanya dia jadi benci sama ibu kandung nya.

"Gpp bunda kka pengen tau semuanya, please jangan ada yg ditutupi lagi dari kka" ucap chika yg melihat shani menghampirinya.

Cio melihat kearah shani meminta persetujuan dan shani mengangguk pelan.

Gracio langsung menceritakan semuanya ke chika tanpa dia tutup tutupi.

"Maafin papa kak, papa sayang banget sama kamu, kamu kebahagiaan papa setelah rasa sakit itu tiba. Kamu penguat papa, kamu semangat nya papa, dan kamu hidupnya papa" ucap cio menahan sesak di dada nya.

Chika yg mendengar cerita dari gracio hati nya begitu sakit, dan dia juga merasa bersalah ke papah nya karna udah bersikap buruk, padahal papa nya yg berjuang untuk dirinya tetap hidup.

"Pah hiks maafin kka" tangis chika memeluk cio erat.

"Kamu gak usah minta maaf sayang, papa yg harusnya minta maaf ke kamu" ucap cio yg terus mengecup pucuk kepala chika.

Lega setelah mendapat maaf dari anaknya.

Shani yg mendengar dan menyaksikan itu rasanya campur aduk. Dia seneng akhirnya anak dan papah itu baikan, tapi di satu sisi dia juga takut, takut rasa benci chika terhadap ibu kandung nya kian besar, dia gak mau itu terjadi bagaimanapun anin adalah ibu kandung chika ibu yg melahirkan chika dia gak mau anaknya itu durhaka karna sudah membenci ibu kandungnya.

Cio menarik tangan shani untuk masuk ke pelukan nya.

"Sampe akhirnya papa ketemu bunda shani yg menambah kebahagiaan papa, dia sosok yg sangat lembut dan penyayang, bahkan dia yg ngasih asi pertama buat kka, dia rela badannya pegel karna harus ngasih asi buat 3orang anak, dia rela jam tidur nya rusak demi anak2 nya." ucap cio.

Chika melihat kearah shani dan memeluk erat bundanya itu

"Makasih bundaa udah sayang sama aku, udah anggap aku anak bunda, udah ngasih asi ke aku dan udah ngasih kebahagiaan buat aku. Kalo ada kata atau sesuatu yg lebih dari kata makasih akan kka lakukan itu bun'' ucap chika di pelukan shani.

"Iya sama sama sayang, bunda udah anggap kamu sebagai anak kandung bunda" ucap shani.

Chika mencium kedua pipi shani.

Chika menatap kedua orang tuanya bergantian, lalu dia menarik nafas dalam.

"Ijinin kka tinggal sendiri ya pah bun" ucap chika.

"Apa.? Engga engga bunda gak ijinin" ucap shani kaget.

"Kenapa kak.?" ucap cio.

''Bener kata zean kalo kka penyebab semua ini terjadi, kka pembawa sial buat keluarga ini. Tadinya kka mau tinggal sama ibu kandung aja tapi setelah kka denger semua ceritanya kka urungkan dan berniat buat ngekost aja" ucap chika.

"Kak jangan dengerin kata zean, dia lagi emosi makanya omongan nya gak ke kontrol" ucap cio.

"Kka pergi dari rumah. Bunda juga ikut pergi" ucap shani tegas.

"Tapi bun.."

''Gak ada bantahan" ucap shani yg langsung keluar.

"Ayoloh bundanya marah" ucap cio.

"Ish papa mah" rengek chika.

"Hehehe. Dengerin papa, semua akan baik2 aja pegang ucapan papa okey" ucap cio.



Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Guys besok saya gak up dulu ya, ada jadwal latihan silat. Doain lancar ya supaya cepet dapet sabuk merah🤭

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang