33

5.6K 509 18
                                    

"Papa berangkat kerja dulu ya sayang,,cepet sembuh. Muach" ucap cio pamitan ke enjel.

"Aku berangkat bun, muach" ucap cio mencium kening shani.

"Hati2 pah" ucap shani menggendong enjel yg masih sakit.

.
"Mam dulu ya bunda suapin" ucap shani

"No tulun, gendong buna" ucap enjel.

Shani pun menyuapi enjel dengan menggendong enjel.

"Pinter banget sih mam nya abis, nih minum" ucap shani

"Mimik bun" ucap enjel.

"Emang gak begah perutnya dek baru beres mam loh, nanti ya tunggu bentaran lagi" ucap shani.

.
Siang hari si kembar udah pulang sekolah.

"Assalamualaikum" ucap salam keduanya.

"Waalaikumsalam" ucap shani.

"Bun dedek gimana.?" ucap tian menyalimi tangan shani diikutin zean.

"Panas nya udah turun, cuman ya gini rewel dari tadi" ucap shani.

"Kenapa gak ditidurin dikamar bun" ucap zean.

"Gak mau dedek nya bang, malah nangis" ucap shani yg memandang enjel yg tidur di sofa.

"Yaudah abang ke kamar dulu ya bun" ucap tian.

"Ehh bentar kka mana.? Ko belum pulang.?" tanya shani

"Gak tau bun, di sekolah tadi gak liat kka, aku kira kka udah pulang duluan" ucap zean.

"Yaudah sana kalian bersih2 abis itu makan ya" ucap shani.

Shani langsung menelpon anak gadisnya itu.

"Gak aktif, kemana sih kak tumben gak ngabarin" gumam shani.

Shani melihat gracio pulang lebih awal gak kaya biasanya apa ada yg ketinggalan ya.

"Mas ko udah pulang" ucap shani.

Gracio gak mempedulikan ucapan shani dia langsung ke kamar dengan muka emosi nya.

"Kenapa dia" batin shani..

"Sus sus ida" ucap shani.

"Iya buk" ucap sus

"Tolong jagain dulu dedek" ucap shani langsung naik ke atas.

"Makan gih, bunda mau liat papa dulu dikamar" ucap shani ketika papasan dengan si kembar

"Papa udah pulang bun.?" tanya zean.

Shani gak menjawab melainkan langsung ke kamarnya.

Shani masuk kamar, dan melihat cio duduk di sofa dengan menunduk.

"Mas" ucap shani lembut sambil mengusap pundaknya.

Gracio melihat kearah shani, shani heran ada apa dengan suami nya itu dari raut wajahnya dia terlihat menahan amarah.

"Kamu kenapa.?" tanya shani duduk disamping cio.

"Aku gpp" ucap cio mengalihkan pandangan.

"Beneran gpp.?" ucap shani memastikan.

"Aku ketemu anin" ucap cio mengepalkan tangannya.

Shani lantas kaget mendengar itu, udah bertahun2 dia gak mendengar nama itu dan sekarang dia mendengar lagi.

"Dia nanyain anaknya" ucap cio.

Shani membawa tangan cio dan mengelus lembut.

"Terus mas jawab apa" ucap shani.

"Kalo anak dia udah mati" ucap cio.

Shani berenti mengelus tangan suami nya, dan menatap suaminya dengan tidak percaya.

"Mas" ucap shani.

"Gak salah kamu bilang begitu" ucap shani.

"Engga, itu kemauan dia kan kalo anaknya mati" ucap cio.

"Tapi kamu gak seharus nya bilang gituh, kka masih ada loh masih hidup masih sehat"ucap shani.

"Aku bilang gituh karna gak mau dia ngambil chika dari aku shan" ucap cio yg mulai emosi.

"Aku ngerti tapi gak seharus nya bilang kalo chika udah mati juga mas, gimana kalo ke denger sama anaknya apa gak sakit hati.?" ucap shani yg terbawa emosi juga.

"Kalo kamu ngerti yaudah diem aja ini masalah aku dan anak aku" ucap cio.

"Masalah kamu.? Anak kamu.? Lantas selama ini aku dianggap apa sama kamu dan chika kalo ada masalah gini aku gak dilibatkan.?" ucap shani.

"Dia bukan anak kamu shani" ucap cio emosi dan berdiri menatap shani.

"Iya memang dia bukan anak aku, tapi aku udah anggap dia sebagai anak kandung aku sendiri, aku sakit mendengar papa kandung nya bilang ke ibu kandung nya kalo anaknya sudah mati, apalagi dengan dia mas dia bakal lebih sakit dari pada aku" teriak shani yg berdiri juga dihadapan cio

"Dia udah disakitin sama ibu kandung nya dan kita gak tau reaksi dia seperti apa nanti kalo dia tau, dan sekarang papa nya sendiri bilang kalo dia udah mati, mas sadar gak sih ucapan mas itu nyakitin banget" ucap shani.

"Inget ucapan adalah do'a, dan semoga ucapan mu gak menjadi doa" ucap shani yg langsung pergi dari kamar itu.

Sedangkan cio dia merutuki kebodohannya, benar kata shani dia gak seharusnya bilang seperti itu.

Shani langsung ke dapur dan ngambil air dingin di kulkas, sebisa mungkin dia meredam kan emosinya.

"Haus banget bun" ucap zean yg melihat bundanya minum dengan cepat.

"Hehe iya bang" ucap shani terkekeh.

"Kka udah pulang.?" tanya shani.

"Udah bun tapi belum turun lagi buat makan" ucap zean.

"Yaudah bunda aja yg panggil" ucap shani.

.
"Kak, kka kenapa.?" ucap shani yg melihat chika dibawah selimut.

Shani membuka selimut yg menutupi badan anaknya, dan dia melihat anaknya nangis dan matanya sudah sembab.

"Kka kenapa sayang.?" ucap shani khawatir

"Hiks sakit" tangis chika.

"Apanya yg sakit sayang" ucap shani lembut merapihkan rambut chika.

"Hiks hiks bund hiks hug me please" ucap chika.

Shani langsung memeluk chika dia usap2 punggung chika dengan lembut.



Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Hari ini up 3part loh kurang baik apa aku wkwkw

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang