Shani sedang tidur di brankar nya dengan tian yg duduk di kursi sampingnya.
Chika duduk di kursi samping enjel, sedangkan zean dan cio duduk di sofa dengan zean yg udah tidur."Buna buna" ngigo enjel pelan.
Chika yg mendengar gumamman adiknya dia mengusap kepala adiknya.
"Dek bangun sayang" ucap chika
"Buna buna buna" ngigo enjel.
"Kenapa kak.?" tanya tian yg melihat chika berdiri.
"Dedek ngigau" ucap chika.
Tian mendekat ke enjel, dan mendengar ngigau'an enjel.
"Bangunin bunda aja kak" ucap tian.
"Tapi bunda baru tidur kasian" ucap chika.
"Gpp kak, siapa tau dedek emang mau sama bunda" ucap tian.
"Yaudah kamu bangunin" ucap chika.
Cio yg melihat anak2 nya langsung menghampirinya.
"Ada apa kak.?" tanya cio.
"Dedek ngigau terus nyebut bunda" ucap chika
"Bun bunda" ucap tian pelan.
Shani terbangun dan melihat tian.
"Bun dedek ngigau terus nyebut2 bunda" ucap tian.
"Hah iya mana aws" ucap shani yg langsung bangun dan memegang kepalanya yg sakit.
"Pelan pelan bun" ucap tian membantu shani bangun.
"Dek" ucap shani lembut dengan duduk di brankar enjel.
"Buna buna" ngigau enjel.
"Ini bunda sayang bangun yuk" ucap shani mencium kening enjel.
Enjel bangun dan melihat shani yg melihat nya dengan tersenyum manis.
Mata enjel berkaca kaca.
Shani langsung memeluk enjel erat.
"Ini bunda sayang ini bundaa, dedek mau apa hemm" ucap shani
Shani menatap lagi enjel dan mengusap pipi enjel.
"Sakit buna" ucap enjel
"Apanya yg sakit dek bilang ke bunda" ucap shani.
"Ini" tunjuk enjel ke kepalanya.
"Ini yaa, dedek mau mimik.? Dedek dari kemaren belum mimik loh" ucap shani mengusap usap kepala enjel.
Enjel menganggukkan kepala nya tanda mau.
Shani langsung membenarkan duduk nya untuk bisa memangku enjel."Bang tolong angkat dedek kesini,bunda gak kuat" ucap shani menepuk paha nya.
"Biar papa aja" ucap cio.
Enjel yg melihat ada beberapa orang disana bukan hanya bundanya dia kaget terlebih melihat gracio. Badan enjel mulai bergetar
"Hiks no no" ucap enjel memejamkan matanya.
Cio langsung diem melihat reaksi anaknya
"Sayang kenapa.?" tanya shani
"Takut no malah" ucap enjel ketakutan.
Tian langsung mengangkat enjel ke pangkuan bundanya.
"Ini bunda sayang buka matanya nak" ucap shani.
"No no hiks" ucap enjel.
"Jangan nangis, nih mimik dulu ya" ucap shani membuka kancing baju nya dan ngasih mimik ke enjel.
Enjel menggelengkan kepalanya dan shani terus memaksa agar anaknya bisa minum asi karena enjel bisa sakit salah satunya gak minum asi.Enjel langsung minum asi dengan badan yg masih bergetar dan masih menutup matanya rapat.
"Bun bawa dedek ke psikiater aja kayanya dedek trauma" usul chika dan diangguki shani.
"Maafin papa ini semua salah papa, papa yg udah bentak2 bunda didepan dedek" ucap cio menyesali perbuatan nya.
"Sadar juga" ucap tian.
Cio mlihat kearah tian, "maafin papa bang udah bentak dan mau nampar abang, maafin papa yg gak bisa ngontrol emosi papa" ucap cio ke tian.
"Aku maafin tapi sekali lagi aku liat bunda dibentak dan dikasari sama papa aku bakal bawa bunda pergi" ucap tian tegas
"Wess ngeri kali" ucap chika
"Aku setuju dengan tian" ucap zean yg baru bangun.
"Iya papa janji, papa gak akan gitu lagi, maafin papa ya" ucap cio ke anak2 nya.
Cio melihat shani yg lagi menatap enjel yg lagi mimik.
"Bun maafin aku ya, maaf udah bentak2 kamu udah kasar sama kamu, maafin aku gara2 aku juga dedek jadi ketakutan gini" ucap cio mendekat ke shani.
"Aku yg harusnya minta maaf, aku yg udah maksa kamu biar ijinin aku mempertemukan chika dengan anin, maaf udah membantah omongan kamu" ucap shani melihat ke cio.
Cio mengecup kening shani lama.
"Maksud nya apa bun.?" tanya chika.
"Mama anin kemaren datang kerumah dan ingin bertemu kamu kak" ucap shani.
"Terus bunda mau nemuin aku sama dia gituh.?" ucap chika kaget.
"Iya itu kan kemauan kka juga yg minta dijemput sama mama anin" ucap shani.
"Kemauan aku.?" ucap chika heran.
"Iya dia ngasih liat chatt dari kka, kka minta jemput dan ingin tinggal sama dia, makanya bunda bantu bujuk papa biar di ijinin" ucap shani.
Chika dan cio sangat kaget mendengar itu.
"Kak apa benar kka ingin tinggal sama dia.?" tanya cio.
"Engga pah kka gak mau tinggal sama dia" ucap chika.
"Terus chat itu.? Apa dia bohongin kamu soal chat itu.?''tanya cio ke shani
"Gak mungkin, aku liat kalo itu beneran no kka" ucap shani.
Chika yg baru inget pun langsung melihat papa nya takut.
"Kka baru inget kka chat dia waktu kka masuk rs, kka kira kka udah gak dianggap waktu itu makanya kka chat dia, tapi beneran pah kka gak mau tinggal sama dia kka mau sama papa saka bunda sama adik2 juga" ucap chika.
Cio menarik nafas nya dalam, dia ngerti kenapa shani ngotot banget ingin mempertemukan anaknya dengan mantan istrinya ya itu karna anaknya sendiri yg minta.
"Maafin aku" ucap cio memeluk shani.
"Iya, udah ya sekarang fokus dulu ke penyembuhan dedek" ucap shani.
"Bun maafin kka yah" ucap chika lirih.
"Kka gak salah sayang" ucap shani.
"Tapi bunda minta sama kka, walaupun sekarang kka gak mau ketemu sama mama seenggaknya kka anggap mama anin mama kka mama kandung kka ya, bunda gak mau anak bunda durhaka sama ibu kandungnya bagaimanapun darah dia mengalir ditubuh kka, bunda mohon sayang pelan pelan pasti bisa sayang" ucap shani.
Chika melihat ke papah nya, dan cio mengangguk setuju.
''Iya bun akan kka coba" ucap chika.
Shani tersenyum manis "makasih kak" ucap shani.
•
•
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.Hari ini up 4 part dan ini yg terakhir untuk hari ini, besok kayanya gak bisa up banyak kerjaan.