5

2.3K 172 7
                                    

▪️flashback ▪️

"Kau mendapatkan berapa di hari pertamamu?" Yeri menatap Wonwoo yang sedang sibuk mengganti pakaiannya di ruang ganti, kini sudah empat hari sejak Wonwoo bekerja di sana dan ia sudah melayani beberapa orang selain Mingyu.

Wonwoo menoleh. "Dengan.. daddy Kim?" tanyanya kepada Yeri dan wanita itu menganggukkan kepalanya. "Daddy Kim memberiku sepuluh juta won." jawab Wonwoo kemudian.

Mata Yeri membulat lebar. "Kau mendapatkan sepuluh juta untuk pengalaman pertamamu?" serunya tidak percaya dan Wonwoo mengangguk kecil untuk menanggapi. "Astaga, itu banyak sekali Wonwoo, atau mungkin karena kau masih perjaka jadi Daddy Kim memberimu sebanyak itu?" gumamnya.

"Mungkin.." Wonwoo tersenyum dengan kaku, ia juga tidak mengerti, padahal malam itu, secara tidak langsung, Mingyu yang memimpinnya, mengajarinya ia harus bagaimana dan membuat Wonwoo lebih bisa melayani pelanggan lain selama beberapa kali ini.

Ia merapikan rambutnya dan menatap Yeri. "Noona aku akan keluar." ucap Wonwoo dan diberi anggukan kecil oleh wanita yang juga akan bersiap.

Wonwoo keluar ke club tersebut dan menatap sekeliling, ia harus mencari target. Setelah melihat hasil dari pekerjaannya yang sangat tidak ia sukai, Wonwoo mulai menerimanya dengan lapang dada. Mungkin memang itu adalah jalan hidupnya yang sudah di takdirkan oleh Tuhan. Jadi ia hanya bisa pasrah.

Ia berjalan untuk mencari target, tapi malah kedua matanya menangkap sosok Mingyu yang duduk di sofa pojok club tersebut sendirian. Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar lalu ia berjalan mendekati Mingyu, ia menatap pria Kim itu yang sudah terlihat mabuk padahal jam masih menunjukkan pukul sembilan malam.

Ia mendudukkan diri di samping Mingyu, menatap pria pertamanya yang mengambil keperjakannya yang belum tersadar akan kehadirannya. "Daddy Kim.." panggil Wonwoo sembari menepuk pundak kiri pria Kim itu.

Mingyu menoleh dan bertemu tatap dengan Wonwoo, ia menyunggingkan senyuman tipisnya lalu mendekat, bersandar begitu saja di bahu kanan Wonwoo yang mengerjap bingung. Ia meneguk alkoholnya lagi.

Wonwoo terdiam sembari menundukkan kepalanya, entah kenapa, dirinya merasa bahwa Mingyu tengah bersedih hati entah karena apa. Ia hanya diam sembari membiarkan Mingyu terus bersandar pada pundaknya dan terus meminum alkoholnya.

Sekian lama dirinya menunggu, Mingyu kian mabuk karena terus meneguk alkohol. Wonwoo memilih untuk menghentikan Mingyu dengan melepaskan gelas Mingyu dari tangannya. Ia lalu berdiri dan meraih tangan kiri Mingyu, menopang tubuhnya dan membawanya ke lantai tiga.

Pemuda Jeon itu membawa Mingyu memasuki sebuah kamar, ia membaringkan tubuh lemas Mingyu di atas ranjang. Menatap pria itu dengan bingung, ia duduk di sisi ranjang dan melepas dasi yang melingkar di leher pria Kim itu, melepas jas yang Mingyu gunakan lalu meletakkannya di sofa kamar tersebut.

Wonwoo duduk terdiam di sana, lalu kedua matanya tertuju pada dompet yang ada di saku belakang celana bahan yang Mingyu gunakan. Ia menariknya keluar dan membuka dompet tersebut, lalu mengambil kartu identitas Mingyu. "Oh, tiga puluh tiga tahun?" gumamnya.

Ia menoleh ke arah Mingyu dengan wajah terkejut, ia pikir Mingyu masih berumur dua puluh tahunan, tapi pria Kim itu ternyata sudah berkepala tiga. Ia menelan ludahnya dengan kasar lalu meletakkan dompet tersebut ke atas nakas samping ranjang.

Helaan napasnya panjang keluar dari Wonwoo, ia mendekat ke arah Mingyu yang terpejam. "Daddy Kim, daddy bisa tidur di sini.. aku akan keluar." ucapnya kemudian.

Begitu mendengar hal tersebut, Mingyu tiba-tiba membuka kedua matanya, membuat Wonwoo mengerjap bingung. Pria Kim itu menarik tengkuk Wonwoo dan tiba-tiba mencium bibirnya, membuat Wonwoo dapat merasakan pahitnya alkohol di mulut yang lebih tua.

The Conclusion of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang