14

2.1K 173 6
                                    

Mingyu menurunkan tangannya dari wajah Wonwoo yang malah kini menangis tersedu. Ia kemudian merobek bajunya dan membuatnya telanjang dada. Ia bangkit berdiri dan meraih jas yang ia gunakan tadi dan dilepas oleh anak buah Seungcheol agar rantai besi itu lebih mudah menyentuh kulitnya.

Lalu ia bersimpuh di hadapan Wonwoo, memakaikan jas tersebut dan mengusap kepala Wonwoo. "Aku tidak akan mati, kau bukan keturunan keluargaku." ucapnya kemudian.

Wonwoo langsung mendongakkan kepalanya, menatap Mingyu penuh harap. "Sungguh? daddy tidak akan--" kalimatnya terhenti karena ia tidak sadarkan diri begitu saja.

Mingyu menidurkannya dan kini Wonwoo jatuh begitu saja di tubuhnya, pria Kim itu memangku Wonwoo, ia kemudian mulai menyembuhkan luka di tubuh Wonwoo dengan kedua tangannya. Sedikit mengeluarkan cahaya berwarna biru di tubuh pria Jeon itu.

Sembari melakukannya, Mingyu juga berpikir kenapa Wonwoo sama sekali tidak merasa takut dengan dirinya yang bukan manusia seperti Wonwoo sendiri. Mungkin karena kejadiannya begitu cepat dan Mingyu tak sempat menunjukkan wujud aslinya. Wonwoo malah khawatir bahwa dirinya akan benar-benar mati karena menelan darah Wonwoo tadi.

Ia menghela napasnya, melihat luka di tubuh Wonwoo yang mulai sembuh. "Aku tidak mengerti kenapa kau bisa menyukai seseorang sepertiku Wonwoo.." ucap Mingyu lirih, mendengar lenguhan kecil dari pria Jeon di pangkuannya yang masih terlelap. "Aku harap perasaanmu tidak benar-benar ada." lirihnya sebelum dirinya terbaring di lantai karena tak sadarkan diri dengan tubuh Wonwoo berada di atas tubuhnya.

▪️🍑🍑🍑▪️

"Daddy!" Wonwoo yang terbangun dari tidurnya langsung berseru dan bangkit duduk. Ia menghela napasnya dengan kasar, mengusap wajahnya yang berkeringat. Menatap sekeliling dan sadar bahwa dirinya berada di kamarnya. "Oh.." Wonwoo mengerjap kecil saat tak merasakan sakit lagi pada tubuhnya.

Ia lalu menatap pergelangan tangan kirinya yang baik-baik saja  tak diperban apalagi tak ada bekas luka. Ia menelan ludahnya dengan kasar, hal terakhir yang ia ingat adalah dirinya berada di ruangan entah di mana, ia tidak tahu apa yang terjadi sampai dirinya berada di kamarnya sekarang.

Wonwoo segera turun dari ranjang, ia bergegas keluar dari kamar tersebut dan menatap sekeliling. Melihat Jisoo yang melangkah turun di tangga. "Hyung.." panggilnya seru sembari berjalan mendekat. "Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa di sini sekarang? Di mana daddy?" tanyanya kemudian.

"Setelah kau dan tuan Kim tak sadarkan diri, kami masuk dan membawa kalian berdua kembali. Tuan Kim ada di kamarnya, ia belum sadar." jawab Jisoo lalu berjalan meninggalkan Wonwoo. Sebenarnya dirinya mengikuti Mingyu tadi, hanya saja menunggu di luar dan ketika tuannya itu tidak kunjung keluar, ia dan anak buah yang lain masuk.

Wonwoo sendiri langsung bergegas menaiki tangga, bahkan masih dengan rasa bingungnya kenapa ia tidak merasakan sakit sedikit pun. Padahal saat kejadian, dirinya benar-benar tak bisa bergerak banyak, tubuhnya remuk, penuh lebam apalagi lubang analnya. Tapi kini, seluruh luka itu menghilang entah bagaimana.

Ia membuka pintu kamar Mingyu, melihat pria Kim itu berbaring di ranjangnya dengan bertelanjang dada. Ia menutup pintu dan melangkah masuk, melihat jelas kulit tubuh pria itu yang terbakar. Ia menaiki ranjang dan duduk di sisi kanan Mingyu, menatap wajah pucat itu dengan terdiam.

Wonwoo meraih wajah Mingyu dan mengusapnya. "Kenapa dingin sekali.." lirihnya, Mingyu benar-benar terlihat seperti mayat hidup. Ia juga teringat akan perkataan Mingyu bahwa dirinya benar monster seperti apa yang Seungcheol katakan. "Mana ada monster setampan daddy Kim.." lirihnya lagi.

The Conclusion of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang