▪️five years later▪️
"Bye-bye!" Wonwoo melambaikan kedua tangannya kepada anak-anak yang menatapnya dengan wajah penuh kegembiraan. Ia lalu memasuki mobil yang sudah terparkir di tempat parkir panti asuhan tersebut bersama Seokmin dan Jisoo.
Ia mendudukkan diri di jok belakang sementara sepasang suami yang sudah menikah dua tahun lalu itu duduk di depan. Seokmin mengendarai mobil tersebut untuk pulang karena hari sudah sore dan mereka sudah tak memiliki jadwal lagi.
Wonwoo menatap layar ponselnya, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul lima sore. Ia lalu mendongak dan menatap Jisoo dari posisinya. "Hyung, besok masih ada satu panti asuhan lagi kan?" tanyanya kemudian.
"Iya.." jawab Jisoo sembari menoleh ke belakang, menatap Wonwoo dengan senyuman tipis di wajahnya. "Kau tidak perlu ikut jika lelah Wonwoo." lanjutnya.
Wonwoo menghela napasnya, malah dirinya menatap keluar jendela tanpa menanggapi perkataan Jisoo.
Seokmin melirik Wonwoo dari spion tengah. "Wonwoo, kau tidak perlu ikut, apalagi besok tepat di hari kematian Mingyu." balasnya kemudian.
Mendengar hal tersebut, Wonwoo mengerjap kecil, mata rubahnya itu menjadi sendu ketika menatap gedung-gedung tinggi yang mereka lewati. "Aku akan sedih jika aku tidak ikut." balasnya.
Membuat Seokmin dan Jisoo saling menatap satu sama lain lalu Jisoo menganggukkan kepalanya. "Baiklah, setelah ini kau istirahat." balasnya.
Pria Jeon yang kini berumur dua puluh delapan tahun itu hanya mengangguk kecil untuk menanggapi Jisoo. Ia masih setia menatap keluar jendela dengan wajah datar tetapi tatapan yang begitu sedih.
Lima tahun telah berlalu dan besok tepat tahun kelima sejak kepergian Mingyu, sejak Mingyu meninggalkan Wonwoo. Selama lima tahun ini, Wonwoo tidak pernah sekalipun tidak melupakan Mingyu.
Namun di balik itu semua, ia merasa lebih lega karena bukan dirinya yang terlebih dahulu meninggalkan Mingyu. Ia tahu, masa-masa saat dirinya kehilangan Mingyu begitu sulit apalagi saat tahun pertama, Wonwoo sama sekali tidak bisa mengendalikan tangisannya sendiri. Tubuhnya menjadi kurus kering karena ia jarang makan.
Dan mulai tahun kedua, Wonwoo mulai melanjutkan kehidupannya yang sesungguhnya meskipun ada rasa kekosongan di benaknya. Harapan Mingyu setelah Mingyu pergi adalah dengan Wonwoo yang bahagia, itu sebabnya Mingyu memberikan seluruh hartanya kepada Wonwoo.
Sebuah kekayaan materi yang sekarang bahkan Wonwoo tak tahu jumlahnya berapa dan ia tidak pernah ingin tahu. Namun Jisoo bilang, apa yang Mingyu berikan padanya bisa menghidupi sampai tujuh keturunan. Hanya saja, bagaimana Wonwoo mendapatkan keturunan, sedangkan dirinya saja sama sekali tidak mau membuka hatinya untuk siapapun.
Itulah sebabnya selama beberapa bulan sekali, dirinya melakukan donasi ke beberapa panti asuhan yang tak terlalu jauh dari pusat kota. Meskipun tidak banyak, tetapi ia melakukannya sebagai bentuk terima kasih atas apa yang Mingyu tinggalkan kepadanya.
Selain itu, setelah kepergian Mingyu, banyak sekali orang mendatanginya dan ingin mengelabuhinya untuk bekerja sama, atau apapun itu. Hanya saja, Jisoo menegurnya, semua yang mengurus bisnis Mingyu adalah Jisoo dan Seokmin, ia hanya menumpang nama dan tidak tahu apa-apa.
Ia juga tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuanya lagi yang entah sekarang berada di mana. Wonwoo benar-benar seperti melupakan kedua orang tuanya. Jisoo memberitahunya bahwa orang tuanya pergi setelah Mingyu memberikan uang kepada mereka dan Wonwoo tak memedulikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conclusion of Desire
FanfictionMINWON • COMPLETED Fantasies Fanfiction Ketika Jeon Wonwoo dijadikan sebagai sumber keuangan bagi keluarganya, ia hanya menerimanya dengan lapang dada. Tidak ada penolakan sedikit pun sampai dirinya benar-benar menyukai pekerjaannya dan tak memikir...