8

2.1K 174 11
                                    

Mata Woobin menangkap sosok Wonwoo yang duduk di kursi-meja bartender dengan wajah murung dan sedikit memerah. Ia menatap pria Jeon itu dengan dahi mengernyit sembari berjalan mendekat. "Wonwoo-ssi?" panggilnya dan Wonwoo menoleh.

"Oh.." Wonwoo menatap sekeliling, ia tersenyum tipis. "Kenapa anda di sini?" tanyanya kemudian.

Woobin mengambil duduk di samping Wonwoo. "Untuk minum tentu saja." jawabnya dan Wonwoo mengangguk kecil untuk menanggapi. "Bagaimana denganmu? Kenapa kau di sini?" tanyanya kemudian.

Pria Jeon itu menghela napasnya panjang. "Aku bosan di rumah daddy Kim, jadi aku pergi ke sini untuk minum." jawabnya kemudian lalu menyesap alkohol yang ada di gelasnya.

Woobin terus memperhatikan Wonwoo, ia menatap pria itu yang wajahnya terlihat sedih. "Bagaimana kau bisa bosan di rumah kekasihmu sendiri hm?" tanyanya kemudian.

"Daddy Kim selalu menghabiskan waktunya bersama istrinya jika istrinya berada di rumah, dan aku di abaikan begitu saja." Wonwoo menatap sendu Woobin, ia menunjukkan wajah memelasnya. "Jadi aku bilang padanya aku ingin mengunjungi orang tuaku.."

"Kau berbohong padanya?" Woobin mengernyitkan dahinya bingung.

Yang lebih muda terkekeh kecil. "Ini bukan kali pertama.. aku sering melakukannya." balasnya, ia mendekat ke arah Woobin. "Tapi.. jangan bilang ke daddy Kim hm? Aku tidak ingin dia tahu.." ia menunduk dan mengusap paha kanan milik Woobin dengan gerakan sensual. "Daddy tahu.. bagaimana menakutkannya daddy Kim saat sedang marah.." gumamnya lirih.

Woobin terdiam sembari terus memperhatikan Wonwoo, ia lalu mendekat ke arah telinga kiri Wonwoo. "Kalau begitu.. apakah Wonwoo-ssi mau menghabiskan malam ini bersamaku?" tanyanya dan Wonwoo mendongakkan kepalanya. "Kita habiskan waktu bersama di rumahku." ucapnya kemudian.

Senyuman tipis terukir di wajah Wonwoo, ia bangkit dari duduknya dan mendekati Woobin, melingkarkan kedua tangannya di leher Woobin dan mengusap tengkuknya dengan lembut. "Daddy ingin aku mencoba daging milik daddy?" tanyanya dengan senyuman menggoda.

Pria Kim di hadapannya itu terkekeh kecil. "Lebih dari itu.." balasnya sembari mengusap pinggang ramping Wonwoo. Ia kemudian mengajak pria Jeon itu pergi dari club tersebut, masuk ke mobilnya dan melaju pergi dari sana untuk ke rumahnya.

"Wonwoo.. daddy sedang menyetir.." ucap Woobin karena Wonwoo tengah sibuk mengulum daun telinga kanannya, tapi pria Jeon itu tak mendengarkan dan terus mengulum daun telinga kanan Woobin dengan tangan kirinya sibuk meremas-remas gundukan di tengah selangkangan Woobin yang masih tertidur.

Mobil berhenti di depan rumah Woobin dan pria itu mendorong Wonwoo. "Kita ke dalam.." ucapnya dan diberi anggukan kecil oleh Wonwoo. Keduanya keluar mobil dan berjalan memasuki rumah tersebut.

Mata rubah Wonwoo menatap sekeliling, melihat rumah yang tak terlalu besar itu penuh dengan berbagai interior di dalamnya. Wonwoo lalu berbalik. "Aku haus.." ucapnya dan Woobin yang tengah melepas jasnya menunjuk sebuah pintu. Wonwoo berjalan ke sana yang membawanya ke arah dapur, ia kemudian mengambil sebuah gelas dan menuangkan air putih di sana.

Sementara Woobin, ia melepaskan kemeja yang ia gunakan dan membuat dirinya kini telanjang dada, ia berjalan ke arah dapur untuk menghampiri Wonwoo. Mendekat ke arah pria Jeon itu dan memeluknya dari belakang.

Wonwoo berbalik, menatap pria Kim yang melingkarkan kedua tangannya di pinggangnya itu dengan lekat, ia kemudian mengecup bibir Woobin dengan singkat. "Apa kita akan langsung melakukannya?" tanyanya kemudian.

Woobin terkekeh kecil. "Kau sudah membangkitkan adik kecil di bawah sana Wonwoo-ssi.." ucap Woobin, ia menekan tubuh Wonwoo dengan counter dapur di belakang Wonwoo. Ia mendekat untuk mencium Wonwoo lagi tapi Wonwoo menghentikan gerakannya dengan menjauh.

The Conclusion of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang