20

1.5K 136 11
                                    

▪️flashback 1498▪️

"Hamba sungguh tidak melakukannya raja Jeon, bagaimana mungkin hamba melakukan hal keji seperti itu terhadap pangeran Wonwoo.." Dengan gestur kedua tangan yang memohon, Mingyu dengan wajah yang basah akan air mata menatap seorang pria paruh baya yang berdiri di hadapannya.

Ia sudah bersimpuh cukup lama, terus memohon kepada sang raja yang menatapnya penuh dengan amarah. "Kau jangan berbohong Mingyu! jika bukan kau yang melakukannya siapa lagi?!" tanyanya seru, membuat orang-orang di pelataran istana tersebut hanya bisa diam termasuk keluarga Mingyu sendiri.

Mingyu menggigit bibir bawahnya yang sampai bergetar, ia menelan ludahnya kasar. "Hamba berada di tempat karena hamba mencari pangeran Wonwoo, yang melakukannya adalah ayah saya sendiri." jawabnya.

Mata raja Jeon membulat lebar, ia kemudian mengarahkan pedangnya ke arah leher Mingyu hingga menggores leher pria Kim itu. "Bagaimana mungkin kau malah menyalahkan ayahmu sendiri!" serunya marah, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang Mingyu katakan. "Kau melecehkan juga membunuh pangeranmu Mingyu! Kau membunuh orang yang sudah kau jaga bertahun-tahun hanya karena nafsumu itu!" serunya lagi, air matanya mengalir begitu saja.

Pria Kim itu menggelengkan kepalanya. "Tidak.. hamba sungguh tidak melakukannya.." ucap Mingyu lagi, ia tidak tahu harus bagaimana sekarang karena tidak ada satu pun orang yang mempercayainya.

"Kubilang jangan berbohong!!" seru sang raja, kini mengarahkan ujung pedang tersebut ke dada kiri Mingyu. Tepat di jantungnya. "Aku tahu bahwa kau memiliki perasaan terhadap anakku! Kau mencintainya Kim Mingyu!" serunya dan membuat orang-orang di sana merasa begitu terkejut.

Tidak hanya Mingyu yang memiliki perasaan seperti itu, tetapi juga pangeran Wonwoo. Keduanya saling mencintai dan mereka menutup hubungan mereka di belakang orang-orang termasuk orang tua mereka sendiri.

Bagaimana tidak, Mingyu mencintai seorang pangeran seperti Wonwoo. Yang sudah ia jaga sejak keduanya remaja, sejak dirinya menyelesaikan pelatihan prajurit dan ditugaskan untuk menjaga Wonwoo.

Sebelum Wonwoo pergi tidur, dirinya sudah berpamitan kepada Wonwoo untuk kembali ke rumahnya untuk menemui sang adik karena kemarin, adiknya tepat berulang tahun. Namun saat kembali, ia tidak menemukan Wonwoo di kamarnya dan pergi mencari. Sampai dirinya menemukan Wonwoo dalam keadaan meninggal dengan tubuh penuh luka dan keadaan yang begitu mengenaskan.

Tak hanya itu, dirinya menemukan sang ayah yang berada di lokasi tersebut. Sebuah gudang penyimpanan istana yang letaknya di belakang istana. Dan ketika Mingyu diarungi rasa keterkejutannya dan kepanikannya, ayahnya pergi begitu saja tanpa rasa bersalah atau apapun. Mingyu mendekat dan memeluk tubuh dingin Wonwoo.

Namun setelah itu, prajurit yang lain berbondong-bondong datang dan langsung menangkap dirinya, menyalahkan atas kejadian yang menimpa Wonwoo. Dan Mingyu mengetahui bahwa yang menyalahkan hal tersebut karenanya di mulai dari sang ayah, yang melapor pada ketua prajurit bahwa ia membunuh Wonwoo. Dan hingga pagi ini tiba, dirinya sudah dihakimi oleh rajanya sendiri bersama orang-orang yang berada di pelataran istana tersebut.

Mingyu menghela napasnya dengan panjang, ia kembali mengalirkan air matanya. Ia hanya tidak mengerti bagaimana sang ayah membawa Wonwoo pergi ke gudang padahal di depan kamar Wonwoo ada dua prajurit yang berjaga.

Ia mendongak, menatap sang raja dengan mata yang memerah. "Hamba bersumpah tidak melakukannya raja Jeon, meskipun hamba memiliki perasaan terhadap pangeran Wonwoo. Hamba tidak akan pernah melakukan hal seperti itu." ucapnya lagi penuh penekanan.

The Conclusion of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang