one : Pulang

299 47 0
                                    

Asikkin aja ya gak?

Selamat membaca ketikkan yang terselip typo hhew

🦊🦊🦊

"Juwi?"

Ku tolehkan kepalaku kesamping, dan ya, seorang pria berdiri dengan pakaian santainya sembari menatapku dengan satu alis terangkat.

Mas Dipta- Salah satu anak kosan milik bundaku, diantara banyaknya anak kosan, hanya Mas Dipta lah yang dekat dengan keluargaku, ada satu lagi, namanya Mas Agam, tapi dia jarang ada dikosan.

Kosan Bunda terletak persis disamping rumah, jadi, itu alasan mengapa aku bisa bertemu dengan Mas Dipta.

Tampaknya dia akan pergi ke warung yang berada didepan rumah.

"Baru pulang?"

Aku mengangguk. "Iya, baru ada kesempatan pulang."

Wajar wajahnya tampak heran, karna aku baru pulang kerumah setelah satu tahun tinggal diasrama kampus. Satu tahun aku tak pulang, karna terlalu sibuk dengan tugas tugas kampus, belum lagi aku seorang Photographer yang memiliki banyak langganan minta difoto.

"Mendadak? Bunda gak bilang kamu mau pulang. Biasanya kalau kamu pulang, bunda nyuruh Mas jemput kamu distasiun." Jelasnya.

Aku mengangguk, memang benar, biasanya kalau aku pulang, bunda akan menyuruh Mas Dipta menjemputku distasiun. Kali ini karna dadakkan, jadi Bunda tidak tau kalau aku pulang.

"Mas mau kemana?" Tanyaku.

Dilihat lihat, ada yang berubah didiri Mas Dipta, tubuhnya tampak berisi dan tinggi, terdapat kumis tipis juga diatas bibirnya. Rambutnya juga, bergelombang dan mulai memanjang.

Ouh, beda sekali dengan Mas Dipta yang dulu.

"Ke warung babeh, mau ikut?"

Aku tersenyum simpul dan menggeleng. "Nggak deh, mas. Aku mau masuk aja, udah gerah sama capek banget."

"Oh, oke. Selamat malam." Ucapnya dengan senyuman tipis.

"Iya, selamat malam. Aku masuk ya mas?"

Ku lihat hanya anggukkan saja yang Mas Dipta lakukan, jadi aku memilih untuk membuka pagar rumah dan segera masuk kedalam. Saat aku menutup kembali pagar rumah, aku melambaikan tangan sekilas kearah Mas Dipta sebelum benar benar masuk kedalam rumah.

Mas Dipta membalas lambaian tanganku, dia juga pergi setelahnya.

Aku menghela napas sebelum menekan bell rumah, rasa lelah dan kantuk membuatku merasa tak sabaran ingin masuk kedalam rumah dan berlari kekamar setelahnya meloncat keatas ranjang.

Membayangkan kenyamanan ranjangku saja sudah membuat kedua mataku terpejam, sebelum kembali terbuka karna ucapan salam dari bunda.

"Waalaikumussalam, eh ada tamu."

Suara bunda terdengar seperti sindiran, sepertinya bunda kesal karna aku pulang tanpa memberi tahu dirinya terlebih dahulu.

"Tamu kapan sampai?" Tanyanya.

Ku hembuskan napas lelah. "Bun, Juwi capek. Jangan nyari masalah dulu ya? Juwi mau bobo cantik." Ucapku berharap bunda mengerti.

Challenge in December || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang