thirteen: Sakit?

122 35 0
                                    

Karna mas Leo menelfon semalam, aku jadi gagal mengetahui alasan mas Dipta mengapa menyimpan banyak fotoku. Kata mas Dipta, siang ini akan ia beri tahu.

Jadi, karna aku orangnya yang amat amat penasaran, aku langsung saja ke kosan mas Dipta untuk menagih janji mas Dipta.

Saat langkahku sudah ada dikosan, aku tiba tiba saja berhenti melangkah saat melihat mas Dipta dan mas Agam sedang berbincang dengan wajah serius.

Aku segera bersembunyi dibalik mobil yang entah milik siapa. Aku mendekatkan diri agar bisa mendengar apa yang dibicarakan dua pria itu.

"Jangan sok tau, gue gak suka sama dia." Itu suara mas Dipta, iya benar.

"Terus, kenapa dihp lo banyak foto dia?" Nah, ini suara mas Agam.

Tunggu. Mereka sedang bahas siapa?

"Bukan foto dia aja kan yang dihp gue? Ada foto orang lain juga. Mas, nyimpen foto doang jangan lo simpulin kalau gue suka sama dia. Gue udah bilang, bukan dia orangnya."

Tunggu, mengapa, aku merasa, mereka sedang membahas diriku ya?

Aku terdiam, kenapa rasanya sakit mendengar ucapan mas Dipta?

Apa, aku yang terlalu percaya diri? Sampai sampai mengira mas Dipta menyukaiku.

"Lo tau gak sih, Dip? Yang lo lakuin bisa aja bikin Juwi salah paham. Dia perempuan, bro. Hatinya mudah luluh. Kalau Juwi suka sama lo, gimana? Lo mau ngelakuin apa?"

Benar dugaanku, mereka sedang mebahasa diriku. Dan yap, apa yang dikatakan mas Agam itu ada benarnya. Sebenarnya, aku sadar. Sejak dulu, memang aku memiliki perasaan pada mas Dipta. Tapi aku selalu menyangkalnya.

Dan, mengetahui beberapa fakta kalau mas Dipta pernah menceritakanku kepada teman temannya, menyimpan fotoku bahkan ada berkata kalau namaku mirip dengan nama gadis yang disukai mas Dipta. Aku, jadi mengira mas Dipta menyukaiku.

Entah kenapa aku sangat senang, tapi... setelah mendengar pembicaraan mas Dipta dan mas Agam, rasa senang itu hilang entah kemana.

"Gue yakin, Juwi pasti punya rasa sama lo."

Aku hanya mendengarkan, tanpa berniat pergi dari sana.

"Itu hak Juwi, gue gak ada hak ngelarang dia suka sama gue."

Hening seketika.

"Lo emang gak punya otak, Dip. Kalau Juwi tau, dia pasti menjauh dari lo."

Sayangnya aku udah tau, mas.

Rasa sakit membuatku tidak mood kemana mana, bahkan mengisi perut saja rasanya aku malas. Aku memilih mengurung diri dikamar seraya mendengarkan beberapa musik galau.

Yang kini, berputar lagu fabio asher berjudul Hati lain dihatimu. Aku menghela napas, lagunya ternyata kisahku.

"Juwi?!"

Aku menoleh kearah pintu, berdecak pelan dan berteriak membalas panggilan bunda. "Ya bunn, kenapaaa?"

"Itu, ada temenmu mencari. Cepetan keluar!"

Aku menghembuskan napas malas. Ih, tau tidak sih? Aku sedang galau, kenapa harus datang bertamu?! Menyebalkan.

Siapa sih?! Mengganggu kegalauan ku saja.

Saat aku mengintip keruang tamu, mataku terbelalak melihat mas Leo yang duduk dengan tenang dan sedang berbincang bersama bunda.

"Aish, aku lagi males banget ketemu sama orang. Bunda, usir aja dia." Gumamku lirih.

Challenge in December || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang