Selamat membaca😉
🦊🦊🦊
"Juw, aku suka kamu.""Ha?"
Dahiku mengerut saat merasakan percikkan air yang jatuh diatas wajahku. Segeraku buka mataku seraya berteriak. "HUJAN HUJAN!"
Anehnya, aku malah mendengar suara gelak tawa hingga aku tersadar, yang tadi itu hanyalah halusinasiku.
Ah, kenapa bisa aku berhalusinasi kalau Mas dipta menyatakan perasaannya? Ck, untuk pertama kalinya aku berhalusinasi seperti itu, biasanya aku berhalusinasi bisa jalan jalan bersama idolaku, Kim Jisoo Blackpink.
"Ngehaluin apasih, Juw? Sampe senyam senyum gitu?" Tanya Mas Tio, ternyata dia pelakunya.
Yang memercikkan air kewajahku sampai aku tersadar dan keluar dari dunia halu. Aku menatap Mas Tio, teh Nana, babeh, Malik dan Mas Dipta secara bergantian. Mereka tampak menatapku dengan wajah jenaka.
Kecuali si wajah datar yang tampak cuek, siapa lagi kalau bukan Mas Dipta?
"Pasti lagi ngehaluin cowok ganteng ya, mba?" Tanya si Malik.
Aku menggeleng, pipiku terasa panas. malu sekali!! Aku pun berniat beranjak karna baru mengingat ada yang akanku kerjakan, walau juga sebagai alasan untuk kabur dari mereka karna kepalang malu.
"A-aku pamit pulang ya, baru inget ada yang mau dikerjain." Ucapku. Tanpa menunggu jawaban mereka, aku langsung pergi dari sana.
Samar samarku dengar suara tawa mereka, aish, memalukan sekali. Rasanya aku tidak ingin keluar kamar setelah ini.
Saat langkah sudah memasuki rumah, aku menutup pintu dan bersandar dipintu dengan rasa malu yang semakin besar mengingat wajah mereka tadi. "Arrgghh! Mau pulang ke jakarta aja!"
Ku langkahkan kakiku menuju kamar, namun sebelum sampai dikamar, aku bertemu dengan Bunda. Beliau sedang memegang mangkuk yang berisikan sayur asam. Sepertinya akan dibawa ke meja makan.
Bunda melirikku sekilas, lalu tersenyum seraya mengedipkan matanya dengan gaya centil. Aku tertawa melihatnya, niatku yang akan memasuki kamar jadi urung saat melihat bunda sibuk menata makanan dimeja makan.
Langkah kakiku menghampiri bunda dan berdiri disamping bunda. "Wow, banyak banget bunda masak, Mas Fajar sama Mba Vinka mau makan disini ya?" Tebakku.
Biasanya, kalau bunda masak banyak, pasti karna mas Fajar dan Mba Vinka akan berkunjung dan makan bersama.
"Salah, bunda ngundang Dipta, Malik sama Tio makan bareng bareng." Kata Bunda menyalahkan tebakkanku.
"Soalnya, selama kamu, fajar sama Vinka gak pulang, yang selalu temenin bunda makan itu si Dipta sama Agam. Karna Agam gak ada, jadi gantinya Malik. Mumpung si Tio juga ada dikosan."
Aku memanggut manggut saja, sedekat itu ya bunda sama Mas Dipta? Bunda juga pernah cerita, Mas Dipta pernah menemani bunda dirumah, dan Mas Dipta juga pernah menginap, dia tidur dikamar Mas Fajar bersama Mas Agam juga.
Kata bunda, dia sudah menganggap Mas Dipta dan Mas Agam seperti putranya sendiri. Aku sih senang mendengarnya, setidaknya kalau aku tidak pulang, ada Mas Dipta dan Mas Agam yang menemani Bunda.
"Kamu panggilin Dipta sama Malik sana, bilang, bunda udah selesai masak." Titah Bunda sambil meninggalkanku.
Aku menghela napas berat, rasa malu'ku membuat diri ini berat rasanya untuk keluar dari rumah. Aku takut akan ditertawakan kembali. Aish, itu menganggu kenyamananku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Challenge in December || END✔
Storie d'amoreSi mageran tentang cinta dikasih tantangan sama temennya buat cari pacar dalam sebulan dibulan Desember? Yakin ketemu? Pernah deket sama cowok aja enggak, pernah jatuh cinta aja enggak, belum diajak pdkt aja udah nolak duluan, yakin bisa nyari pacar...