two : Malik

169 39 2
                                    

Aku merasa dihargai banget kalo kalian ngevote ceritaku, gak maksa sih hehehe

Selamat membaca❣

🦊🦊🦊

Ku langkahkan kakiku menuju warung babeh yang ada didepan rumah, warung itu memang warung sederhana, tapi makanan disana enak enak.

Apa lagi ketoprak-nya, waah... bikin candu!

Ku lihat ada seorang pemuda sedang berbincang dengan Babeh, si pemilik warung. Alis ku bertaut, merasa asing dengan pemuda itu. Siapa dia? Begitulah kata hatiku.

"Eh, neng Juwi udah pulang?"

Pertanyaan yang dilempar oleh Babeh, ku jawab dengan anggukkan dan senyuman paling lebar yang jarangku tunjukkan.

"Kapan sampai?" Tanya Babeh memberiku duduk disebelahnya.

"Semalem, Babeh emang gak liat aku lewat?" Tanyaku, heran juga, padahal aku sempat lewat didepan warung Babeh, bahkan mengintipnya sekilas.

"Kagak, mungkin pas Babeh ke kamar mandi, Neng Juwi lewat."

Ku angguk anggukkan kepalanya, mungkin saja begitu.

Aku melirik pemuda yang tadi sedang asik mengobrol dengan Babeh namun obrolan mereka terputus karna aku datang. Apakah aku mengganggu?

"Oh iya, kenalin, namanya Malik, anak kosan baru, temennya si Agam."

Ku lempar senyum tipis pada pemuda itu, tampaknya dia lebih muda dariku. Jika ku perhatikan, wajahnya mirip mas Agam. Apa iya dia temannya mas Agam?

"Saya Malik, mba. Salam kenal," katanya dengan sopan.

"Oh iya iya, saya Juwi, terserah mau panggil apa aja." Balasku berusaha ramah.

Jujur, aku ini bukan tipe manusia yang ramah terhadap orang orang sekitar. Aku hanya akan ramah pada orang orang terdekatku, makanya tak banyak orang yang tak mengenalku mengatakan jika aku judes dan jutek.

Mungkin memang tampaknya wajahku terlihat Jutek, apa lagi saat tidak ada orang disekitar, aku akan memasang raut wajah datar dan tersenyum jika ada yang menyapa saja.

"Neng mau minum atau makan?" Tanya Babeh tiba tiba.

"Mau minum aja, beh. Udah kenyang makan bakso bikinan bunda." Jawabku.

Babeh mengangguk anggukkan kepalanya. "Oh, itu buatan bunda kamu ya? Enak lho, kenapa gak suruh Bunda buka usaha bakso aja?"

Aku terdiam, ya, ada benarnya juga kata Babeh, tapi... Bunda bukan tipe orang yang suka berjualan. Bunda lebih suka dirumah dan menunggu uang kiriman dari mba Vinka, kakak kedua ku dan aku. Katanya, dia sudah lelah bekerja, jadi ingin menikmati masa tua nya tanpa bekerja, istilahnya ingin santai santai.

"Nanti bunda capek, beh. Kasian. Apalagi aku juga gak tinggal sama bunda lagi, mas Fajar juga jarang pulang kerumah sejak tinggal dikosan dekat kantornya."

Mas Fajar itu kakak keduaku, dia memang sudah bekerja, usianya kini masuk 31 tahun. Belum menikah, katanya sih Mas Fajar belum tertarik cinta cintaan atau pernikahan.

Challenge in December || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang