twenty: ending

237 42 0
                                    

Khusus END, aku perpanjang. Harap jaga jantung biar gak lompat.

🦊🦊🦊

Kita sudah sampai dikorea, saat dibandara, aku dan mas Dipta dijemput oleh supir ayah cempaka yang bertugas untukku dan mas Dipta selama disini. Sengaja katanya, agar aku dan mas Dipta tidak tersesat.

"Oh, Juwita dan Dipta ya?" Tanyanya.

Dia orang korea, tapi bisa bahasa indonesia. Woah, hebat.

"Iya." Jawabku dengan senyuman.

Pria baya itu pun mempersilahkan aku dan mas Dipta masuk kedalam mobil, dan dibantu memasukkan koper koper kita kedalam bagasi.

Mobil pun melaju, aku menatap keluar jendela. Kota Seoul adalah pilihanku untuk berlibur. Aku diam diam mengeluarkan air mata haru. Ini impianku, sejak kecil. Namun harus pupus karna aku belum bisa mengumpulkan uang untuk pergi kesini.

Tapi, aku merasa sangat beruntung karna memiliki sahabat seperti Naya, Bimbi dan Cempaka. Mereka benar benar sahabat yang pengertian dan selalu berbagi kebahagiaan.

Tiba tiba notifikasi dari ponselku berbunyi, aku meraih benda itu dari saku jaketku dan membaca sebuah pesan yang dikirim oleh Naya.

Naya: lancar ya honeymoon-nya

Aku mendengus dan terkekeh. Dasar Naya.

"Sepertinya musim dingin akan tiba."

Aku terkejut ketika mas Dipta berbicara menggunakan bahasa korea, lalu pria baya yang sedang mengemudikan mobil langsung menyahut dengan semangat.

"Ya, tuan benar. Musim dingin akan tiba, makanya udara terasa dingin sekali."

Aku hanya diam, aku mengerti sedikit dengan apa yang sedang mereka bahas. Aku kagum dengan mas Dipta. Dia benar benar sempurna dimataku.

"Apakah kau tinggal divilla juga?"

"Ah, tidak tuan. Aku tinggal dirumah yang tak jauh dari Villa. Jika kau butuh aku, bisa menelfonku. Nanti akan ku berikan nomor telfonnya."

"Hm. Tapi, sepertinya aku akan jarang memanggilmu. Karna, aku ingin pergi berdua saja dengan kekasihku. Tenang, aku sudah tau kota ini. Ini bukan pertama kalinya aku kesini."

Mataku terbelalak. Apa katanya? Bukan pertama kalinya??

Wow

Jelas saja

Ayahnya memiliki perusahaan dibeberapa negara.

Pasti korea termasuk.

"Apakah tuan penduduk asli korea? Wajah tuan seperti bukan penduduk indonesia, dominan korea."

"Ibuku penduduk asli disini, ayah penduduk asli jepang."

"Kau kenal CEO KTR Group kan?"

Pria baya itu mengangguk. "Kenal, dia salah satu pebisnis sukses disini."

"Dia ayahku." Jawab mas Dipta.

"B-benarkah? Senang bertemu denganmu, tuan."

"Hm, senang bertemu denganmu juga."

Lagi lagi, aku hanya diam dan menyimak saja. Aku sempat tersenyum bangga, ternyata keluarga mas Dipta benar benar terpandang. Bahkan, orang korea saja tau siapa ayah mas Dipta.

Tiba tiba saja sesuatu yang menyulitkan muncul dalam pikiranku.

Apakah keluarga mas Dipta akan menerimaku?

"Kenapa?" Tanya mas Dipta saat kita sudah sampai divilla milik ayah Cempaka.

Challenge in December || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang