Aku tersenyum bahagia, akhirnya aku bisa selesain tantangan dari temen temenku. Dan ya, seperti perjanjian diawal, kalau aku mendapatkan pacar dibulan desember ini, aku akan mendapatkan tiket kekorea.
Kata Naya, "Nanti kan masih ada libur seminggu, nah, katanya Bimbi sama Cempaka juga udah sewa villa punya ayahnya Cempaka dikorea buat ditempatin lo sama cowok lo."
Jujur, aku sangat bahagia dan rasanya ingin mencium pipi pipi teman temanku. Tapi sayangnya kita masih jauh huhuhu.
Siang ini, aku sedang dalam perjalan menuju bandara. Diantar mas Fajar dan Bunda.
"Disana jangan ngapa ngapain, awas aja kalau pulang ngasih kejutan buat bunda."
Itu kalimat yang sudah ku dengar sejak tadi pagi, bunda mewanti wanti aku dan mas Dipta untuk tidak melakukan hal aneh aneh disana selain hanya berlibur.
"Iya, bundaa..." jawabku.
Aku melirik mas Fajar, lalu mendekat pada laki laki yanh sejak tadi hanya diam. Biasanya ia selalu mewanti wanti aku jika akan pergi bersama laki laki, tapi anehnya hari ini, dia hanya diam.
Aku mengusap bahu mas Fajar. "Juwi pasti jaga diri kok, mas. Kita janji gak ngapa ngapain disana selain liburan. Mas gak usah khawatir. Nanti, kalau ada apa apa pasti Juwi kabarin ke mas fajar."
Mas Fajar melirikku, mobil pun berhenti ketika lampu berubah merah. Mas Fajar meraih tanganku dan mengusapnya.
"Mas gak mau jadi abang yang gagal, Wi." Katanya dengan tatapan sendu.
Aku tersenyum, paham dengan kekhawatiran mas Fajar. "Dipta janji gak akan aneh aneh sama Juwi, mas."
Aku dan mas Fajar menoleh kearah mas Dipta. Aku bisa mendengar dengusan mas Fajar.
"Kalau kamu aneh aneh, saya lempar ke angkasa." Ancam mas Fajar.
Aku terkekeh, walau tampaknya mas Fajar itu selalu garang dengan laki laki yang dekat denganku, tapi sebenarnya mas Fajar bahagia aku bisa menemukan pasangan yang bisa membahagiakan ku.
Mas Fajar itu, tipe muka garang tapi lembut hati.
Aku membenarkan posisi duduk saat mobil kembali melaju, aku menoleh kearah mas dipta yang baru saja meraih tanganku dan menggenggamnya.
Mas Dipta tersenyum manis. Namun, tiba tiba saja teguran dari mas Fajar membuatku dan mss Dipta spontan melepaskan tangan.
"Dilarang mesra mesraan dimobil saya."
Bunda terkekeh dan memukul pelan lengan mas Fajar. "Kamu ini! Kalau iri ya saingi dong."
Kami pun tertawa, dan ini pertama kalinya aku melihat mas Fajar tertawa. Biasanya jika bunda sarkastis dengannya, mas Fajar akan cemberut.
Ya sudahlah, mungkin hati mas Fajar sedang baik baik saja.
"Wi."
"Ya, mas?"
Mas Fajar melirikku dari kaca spion dalam mobil. Ia tampak ragu berbicara. Aku tetap setia menunggu lanjutan ucapan mas Dipta.
"Bimbi... masih jomblo kan?"
•
•
•
"AAAAAAAKKH!! DEMI APA LO WI?!"
Aku merotasikan mata menatap kesal wajah Bimbi yang ada dilayar ponselku. "Gue serius, gak berjanda." Ketusku kesal.
"Gila gila! Terus gimana ini??? Kalau gue tiba tiba dilamar kerumah, gimana?! Akkkh! Belum siap, akuch belum siap!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Challenge in December || END✔
RomansaSi mageran tentang cinta dikasih tantangan sama temennya buat cari pacar dalam sebulan dibulan Desember? Yakin ketemu? Pernah deket sama cowok aja enggak, pernah jatuh cinta aja enggak, belum diajak pdkt aja udah nolak duluan, yakin bisa nyari pacar...