five: Tantangan

120 35 0
                                    

Double updatee! Sanika insya Allah besok ya

🦊🦊🦊


Aku terkejut saat pintu terbuka dan tiba tiba saja Mas Dipta masuk kedalam rumah, melewatiku yang sedang duduk disofa seraya menonton TV.

Mas Dipta meletakkan kantong plastik berukuran besar diatas meja makan dan kembali melangkah kearahku. Ia duduk disamping lalu menghembuskan napas.

"Bunda belum pulang?" Tanya mas Dipta.

Aku menggeleng, bersikap biasa saja. Karna memang Mas Dipta sudah terbiasa seperti itu. Dia sudah menganggap rumah bunda seperti rumahnya sendiri, Bunda dan Aku juga tidak masalah. Karna mas Dipta tidak melakukan aneh aneh atau kurang ajar dirumahku.

"Bunda tadi nitip beliin makanan buat kamu, tuh." Tunjuknya pada kantong yang tadi dia bawa.

"Mas beliin aku apa?" Tanyaku dengan antusias.

"Pecel ayam."

Senyumku semakin lebar, "Makasih mas." Segera aku beranjak dari dudukku dan melangkah cepat kearah meja makan.

Aku membuka tak sabaran kantong plastik yang dibawa oleh Mas Dipta untukku. Senyumku melebar dengan mata terpejam seraya menghirup aroma khas pecel ayam.

Aku melangkah cepat kearah rak piring, mengambil nasi dan kembali ke meja makan. Duduk dengan tenang dan mulai memakan pecel ayam tersebut.

Kursi disampingku ditarik, aku menoleh dan mendapatkan Mas Dipta yang membawa piring berisikan nasi.

"Mas juga mau makan?" Tanyaku. Pertanyaan yang seharusnya tak ku ajukan. Dengar saja jawaban Mas Dipta yang membuatku kesal dan merutuki kebodohan sendiri.

"Kalau gak mau makan, ngapain aku bawa piring sama nasi?"

Mas Dipta mengambil satu potong ayam dan diletakkannya dipiring. Mas Dipta memang membeli 2 potong ayam, dan seharusnya dari awalpun aku tau, Mas Dipta akan makan bersamaku.

"Makasih ya, mas?"

Tak ada respon, Mas Dipta seakan tuli dan terus melahap makanannya. Aku mendengus, sama bunda aja ramah banget, giliran sama aku, cueknya minta ampun.


🦊🦊🦊

"Mas Dipta ngapain?"

Aku heran dengan manusia satu ini, dia sedang apa diruang tamu rumahku? Bukannya tadi saat setelah makan, Mas Dipta pamit pulang?

"Bunda nyuruh aku nemenin kamu, katanya bunda pulang sore." Jawab mas Dipta dengan mata yang tetap fokus ke laptopnya.

Aku hanya ber'Oh saja, lalu mengambil duduk disamping mas Dipta. Aku mengintip apa yang sedang dilakukan Mas Dipta pada laptopnya itu.

"Mas Dipta bikin lirik lagu baru ya?" Tanyaku.

"Iya."

Setelahnya hanya keheningan yang menyelimuti, Mas Dipta diam dan fokus pada laptopnya, sedangkan aku memilih untuk membuka salah satu grup yang beberapa hari selama dibekasi aku abaikan.

Grup yang bernama Pertuhjang = Perawan Butuh Bujangan itu ku sematkan dibawah grup kampusku, pesan disana sudah ada 90 pesan, entah apa saja isinya.

Bimbi: si nyai ilang nih, kemana tuh?

Cempaka: lagi nyari jodoh kali tuh dibekasi

Challenge in December || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang