06 - PAWANG HUJAN

110 9 6
                                    

"NAWAITU SHOUMA GODIN SIALAN LO AH MAGADHIRR!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"NAWAITU SHOUMA GODIN SIALAN LO AH MAGADHIRR!!"

Jantung semata wayagnya Miqdad hampir tersungkur ke tulang rusuk ketika ia baru berbalik badan, di depan kulkas sudah ada Nadhir dengan pakaian cukup rapinya. Tapi cukup rapi untuk seorang Nadhir sudah pasti sukses menyita manik kaum hawa yang terpesona padanya.

"Bulan puasa udah lewat, Bang, terlambat lu niatnya." Nadhir menegak setengah botol air es.

"Lo ngagetin gue, Bonge!" rutuk Miqdad. "Mau kemana lo pagi-pagi banget?" wajar saja, sebulan tinggal disini, Miqdad sudah hapal bahwa ucapan selamat paginya Nadhir adalah jam 10 siang. Tapi ini? Belum juga genap jam tujuh.

"Ngampuslah. Dosen gue dadakan mau jam segini." Nadhir menerangkan sembari memasang kaos kakinya. Ya, liburan semester genap sudah berakhir, kini Nadhir sah menjadi mahasiswa semester 5 Teknik sipil.

"Tapi gue belum masak begimane neh?" sebagai koki tak tertulis, Miqdad sedikit panik saat mendapati Nadhir belum sempat makan.

Miqdad memang inisiatif bertanggung jawab perihal memasak di rumah ini, mengingat ia hanya menumpang secara gratis maka ia hanya bisa membalas budi semampunya, meski Nadhir sudah sering mengatakan bahwa Miqdad tak perlu merasa seperti itu, karena Nadhir sangat ikhlas bahkan senang mereka tinggal disini.

"Gampang, entar gue beli gorengan depan."

"Makannya gimana?"

"Di atas motor."

Miqdad membuang nafas jengah. "Kenyang angin yang ada."

"Nih bawa, buat ganjel bentar, entar kalo kelar kelas langsung makan di warteg ya, jangan ngutang tapi." peringatnya, sembari menyerahkan okkeh jeledrink rasa jambu. Miqdad memang punya stok banyak di kulkas dengan berbagai varian, antisipasi dalam situasi seperti ini.

"Thanks." Nadhir menerimanya di sertai senyum minat tidak minat. Tapi, Tidak buruk juga kok sarapan okky jeledrink, lumayan mengenyangkan.

"Uang saku ada?"

"Lo bokap gue bang? Mau ngasih uang saku segala," sahut Nadhir sambil menghidupkan Jefuynya, membuat asap dari knalpot itu mengelabui pemandangan beberapa detik.

"Oiyaya lupa gua," Miqdad mengangguk-angguk sendiri dan terkekeh sendiri. Entah kenapa sejak tidur disini, dia punya jiwa kebapak-bapakan.

"Yaudah gue berangkat ya, Bang, asalamekete."

"Yang bener nying salamnya, gue sabotase juga nih ginjal lu."

"Eh iya maap maap,"

"Eh Bang, lu tau nggak?" celetuk Nadhir tiba-tiba.

"Apaan?"

"UNBUSET buka jurusan baru."

UNBUSET: Univ. Bumi Selamat.

After HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang