18 = Obrolan cowok jam 1 malam

104 7 22
                                    

Imagine :

Imagine :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktunya bercebur di ladang makanan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktunya bercebur di ladang makanan!

Yap, setelah update story di akun instagram masing-masing (terkecuali Maher, karena bukan habbit dia mengupload hal semacam ini) mereka pun menikmati makanan yang memenuhi meja, bahkan piring makan pun hampir tak mendapatkan tempat untuk berlabuh di meja bundar yang hanya setinggi lutut ini.

Pukul 1 dinihari bukan lah kendala untuk melahap hidangan hasil jerih payahnya Chef Miqdad dengan 2 asisnya yakni Yafi dan Keenan. Junot? Sudah ingin membantu tapi saat mendekat api tiba-tiba berkobar tinggi hingga daging hampir gosong, walhasil, Junot di suruh menata gelas dan piring-piring saja di meja.

Dan seperti yang kita tahu, Obrolan pada tongkrongan cowok semakin malam semakin absurd. Dari membahas club bola favorit, teknologi canggih seperti Hp snapdragon 888 yang katanya bisa di pakai untuk setrika, mitologi Yunani, berkeinginan untuk membuktikan rumus phytagoras, mengkritik politik negara wakanda, membahas buku serat Dharmo gandhul, bahkan sampai dimana letak tempat persembunyian cacing alaska pun tak luput untuk di bahas.

Tidak papa, efek samping dari tongkrongan ini akan semakin meningkatkan keakraban antar penghuni rumah Tuan Radit dan nyonya Ganesa. Percayalah!

Yang satu ini pun tak tertinggal untuk di bahas. Yaitu, tentang perempuan.

"Menurut lu cewek cantik itu kaya gimana?" Keenan bertanya seusai menelan daging yang sudah ia bungkus dengan daun selada.

"Cewek cantik itu ... " Semua menunggu kalimat yang terlontar dari Nadhir yang tengah mengetukkan jari di dagunya, berpikir. "Yang sehat."

Karena celetukan polos itu membuat Miqdad tertawa.

"Dih, benerkan?" respon Nadhir. "Secakep-cakepnya Dasha taran kalo pincang males juga gua."

Gelak tawa terdengar dari mereka yang membayangkan seperti ucapan Nadhir tersebut.

"Anying," umpat Yafi di sisa tawanya.

"Emang sehat versi lo tuh gimana, Bang?" tanya Maher.

Nadhir mengedikkan bahunya. "Ya.. Sehat aja gitu lah yang nggak harus ... Nggak harus di rawat. Yang dia gak harus nebus resep dokter tiap minggu."

After HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang