13 = Maher : Nephelium lappaceum

88 6 7
                                    

Maaf seunyu-unyunya atas keterlambatan saya ngepublish kapter ini karena di ril lifeu lagi full jadwal bgt🙏🏻 semoga kalian terima maaf saya dengan unyu juga  langsung aja kalo gitu selamat membaca dengan enjoy

Imagine kapter ini :

Imagine kapter ini :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Terajana~
Terajana~

"B-bang, ada t-tamu," kata Junot sambil menahan sakitnya di atas kasur lantai 2. Miqdad yang sedang mencari obat penahan sakit perut di laci itu pun terhenti.

"Hah? Yaudah gue bukain bentar." Miqdad menuruni anak tangga di sela suara bell yang sudah di setting Nadhir itu terus teralun.

Terajana~
Terajana~

"Oh, elo, Di,— anjir dia siapa?"

Didi menerobos masuk ke rumah dan membaringkan seseorang yang tadi berada di punggungnya ke atas sofa.

"Bang, ceritanya gak panjang-panjang banget sih, tapi ini bukan waktu yang tepat. Lo tolongin gue dulu buat panggilin dokter atau apa kek buat periksa ni anak. Gue takut dia kenapa-napa."

"I-iya iya sabar gue panggilin dokter."

Miqdad tertular kepanikan Didi, ia lekas ke atas mengambil ponsel dan menelpon orang yang terlintas di benaknya.

Pukul 7. 15.

Saat ini mereka kecuali Junot berkumpul di ruang tengah alias markas utama. Tatapan semua yang ada disana sedikit cemas melihat siswa SMA itu belum juga siuman dari pingsannya.

"Thanks, brodi, gue gak tau harus manggil siapa kalo bukan lo. Secara gue gak punya dokter pribadi kaya di pilem-pilem. Anak crazy rich apalagi."

Miqdad menepuk pundak sahabatnya yang bernama Candra yang bernotabane sebagai dokter umum itu sembari mengantarkannya ke depan pintu.

After HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang