HAPPY READING
Eugh
Terdengar lenguhan seseorang yang membuat pria dewasa yang mengecup tangan mungil milik orang tersebut kaget, dengan segera pria tersebut menekan tombol yang berada samping ranjang pesakitan tersebut.
"A-ai-r" Terdengar lirihan kecil dari Alkana yang kini mulai membuka matanya dengan perlahan-lahan.
Si pria tersebut langsung memberikan air kepada Alkana yang sudah siuman dan juga membantu Alkana meminum air dari gelas yang terdapat sedotan.
Egh
Setelah merasa tenggorokannya tidak seret lagi, Alkana melihat siapa yang membantunya minum. Diteliti wajah pria tersebut sampai tidak berkedip, bahkan ia juga menyipitkan matanya guna melihat dengan jelas wajah pria tersebut.
Akhh
"Kenapa?" Tanya pria tersebut panik tapi tertutupi wajah datarnya.
'Anjg sakit banget punggung gue, apa patah tulang gue? OH NO BIG NO' Batin Alkana menduga-duga hal yang tidak jelas.
Ceklek
"Maaf tuan saya terlambat, ada sedikit masalah dengan pasien lain" Ucap dokter yang baru saja masuk, dokter tersebut berkeringat dingin melihat tatapan dingin yang dilayangkan orang yang ia panggil tuan tersebut kearahnya.
"Periksa dia" Perintah pria tersebut dengan mutlak dan langsung diangguki sang dokter.
Alkana hanya diam dan sesekali meringis pelan merasakan punggungnya nyeri sampai ketulang-tulang rasanya, Alkana takut kalau tulangnya patah bisa-bisa ia tidak bisa berdiri lagi. Oh tidak!
"Kondisi tuan muda sudah stabil, kalau bisa tuan muda jangan terlalu banyak bergerak terlebih dahulu agar tidak merasakan nyeri. Kalau bisa dipasangkan kateter saja biar tidak banyak gerak" Saran dokter tersebut, Alkana yang tidak paham apa itu kateter hanya diam.
"Pasangkan" Perintah pria tersebut tanpa menanyakan pendapat Alkana, kalau Alkana tahu bisa-bisa ia marah-marah tidak jelas.
Dokter tersebut langsung menyuruh suster untuk membawa kateter, Alkana sebenarnya ingin menanyakan apa itu kateter tapi ia memilih diam saja soalnya sakit banget cuy punggungnya.
Suster yang diperintahkan oleh dokter tapi membawakan kateter untuk dipasangkan pada Alkana, Alkana yang memejamkan mata sontak membuka matanya saat merasakn seseorang membuka celananya.
"Eh eh kenapa dibuka?" Tanya Alkana dengan nada lemas, tangannya menutupi adik mungilnya yang tidak memakai kolor.
Pria yang sedari tadi melihat dengan cepat memegang tangan Alkana, agar memudahkan pekerjaan dokter dan suster tersebut.
HUAAAA
ANJINGG SAKITT COKK
LEPASSS ANJINGGG
Berbagai umpatan terdengar dari kamar rawat Alkana dengan sang empu yang menangis keras saat dipasangkan kateter, bahkan para suster dan dokter kesusahan dengan pemberontakan Alkana.
~~~~
'Kamu dimana Kana, kenapa ponselmu tidak aktif' Batin Revano yang sedari tadi menghubungi Alkana, tapi ponsel Alkana tidak aktif. Ponsel Alkana sudah ia kembalikan tadi pagi sebelum berangkat sekolah, bahkan ponsel Alkana sudah ia charger biar batrenya full.
Revano mondar mandir dikamarnya sambil sesekali nelpon Alkana, hari sudah gelap tapi Alkana tidak mengangkat telponnya. Revano memutuskan untuk mencari Alkana, tadi sepulang sekolah ia kerumah Alkana tapi rumahnya kosong bahkan kata tetangganya Alkana tidak pulang dari semalam.
"Kana hilang, cari" Tut panggilan diputuskan sepihak oleh Revano tanpa mendengar jawaban diseberang sana, Revano menyuruh teman-teman gengnya untuk ikut mencari Alkana yang tiba-tiba menghilang.
Revano menyambar kunci motornya yang tergeletak diatas meja dengan kasar, dengan segera ia pergi keluar dengan terburu-buru. Kalau sampai besok dia tidak menemukan Alkana, ia akan meminta bantuan keluarganya untuk mencari Alkana.
Sedangkan sang empu yang dicari, sedang tidur dengan tenang setelah tadi menangis keras. Pria yang menjaga Alkana duduk disofa mengerjakan pekerjaannya sambil sesekali melirik kearah bayi besar tidur.
Ceklek
"Dad!! Siapa yang sakit?!" Ucap remaja yang baru saja masuk kedalam ruang rawat Alkana, tersemat rasa panik saat sang Daddy menyuruhnya untuk kerumah sakit tanpa memberi tahu siapa yang sakit. Langsung saja remaja tersebut melajukan motornya kerumah sakit tanpa mengganti seragam sekolahnya yang terlihat acak-acakan.
"Come here boy!" Ucap Pria tersebut pada putranya yang masih mematung didepan pintu masuk, tanpa ber lama-lama remaja tersebut menuju kearah sang Daddy.
"Dia siapa dad?" Tanya remaja tersebut bingung, dia tidak kenal dengan bocah yang sedang tertidur pulas diranjang pesakitan itu.
"Dia adikmu, Allen" Ucap pria tersebut dengan santai, sontak remaja yang bertanya langsung terdiam mendengar ucapan Daddy nya. Ia bingung kenapa ia punya adik, sedangkan dirinya anak bungsu pria tersebut dan juga Mommy nya udah meninggal. Apa jangan-jangan Daddy nya punya anak diluar nikah?! Oh noo big no.
"Dia bukan anak kandung Daddy, tapi dia Daddy angkat menjadi putra bungsu Axelion" Ucap pria tersebut dengan smirk menakutkan miliknya. Sontak Allen yang mendengar ucapan Daddy nya terkejut, semudah itu Daddy nya mengangkat seorang anak?!.
"YOU ARE SERIOUS DAD?!" Ucap Allen tidak percaya dan tanpa sengaja meninggikan suaranya.
"Allen" Peringat Pria tersebut yang tidak lain Daddy nya, Allen langsung tersadar atas apa yang barusan ia lakukan. Sontak saja ia melirik keranjang pesakitan guna melihat apakah bocah yang sedang sakit tersebut terbangun.
Huff
Allen bernafas lega melihat bocah yang akan menjadi adiknya itu masih tertidur dengan tenang tanpa gangguan, berarti ia selamat dari hukuman sang Daddy dudanya.
"Dad serius?!" Tanya Allen kembali, ia masih tidak percaya atas tindakan Daddy nya itu yang diluar nalar.
"Daddy tidak pernah bermain-main dalam ucapan Allen" Ucap Daddy nya yang diangguki Allen, berarti dia tidak akan menjadi bungsu lagi. Jadi ia bebas keluar untuk bermain bersama temannya tanpa gangguan, ah memikirkannya saja rasanya Allen ingin memeluk bocah yang sebentar lagi menjadi adiknya itu dengan erat dan berterimakasih atas kehadirannya.
"Buang pemikiran tidak jelasmu itu Allen Zey Axelion"
Lagi-lagi Allen terkejut atas perkataan Daddy nya, sepertinya Daddy nya ini bisa membaca pikiran. Mungkin saja Daddy nya cenayang?! OH NOO
Tbc
Votmen jangan lupa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA
LosoweAlkana si bocah polos tapi sangat nakal, hobi balapan, ngajak kejar-kejaran guru bk. Itulah keseharian Alkana si anak brokenhome, Orang-orang mengenalnya dengan senyum ceria tanpa tau bahwa Alkana banyak menyimpan luka. Sampai akhirnya Alkana diang...