HAPPY READING
"Njirrlah tuh guru, ngasih tugas gak ngotak, mana banyak banget lagi sampe 30 soal" ngomel Alkana sambil sesekali memakan bakso pesanannya yang sangat merah, bahkan dia masih menambahkan cabe kedalam mangkok baksonya.
"Gilak lu Kana! Tuh bakso lu udah merah bener anjirr, emang gak takut lu ketahuan bang Vano?" Tanya Liam menatap ngeri bakso milik Alkana.
"Gak, bang Vano lagi rapat OSIS" Ucap Alkana santai menyeruput kuah bakso yang sangat merah.
"Aah seger banget anjg" Alkana telah menghabiskan semua bakso bahkan sampai ke kuah yang sangat merah dia habiskan, Alkana mengambil esteh dan meminumnya sampai habis.
Kini Alkana mengedarkan pandangan menatap seisi kantin seolah meneliti sesuatu, tak lama kemudian dia berdiri dari tempatnya menuju ke arah kulkas yang berisi minuman dingin.
Alkana mengambil susu coklat kesukaannya yang wajib ia beli setiap hari, bahkan tak tanggung-tanggung Alkana mengambil 5 sekaligus susu kotak.
"Dasar bocill" ejek Liam pada Alkana, sedangkan sang empu tidak mempedulikan ejekan tersebut, ia lebih memilih meminum susu kesukaannya itu.
"Bolos yukk" Ajak Alkana pada Liam, Liam yang mendengar ajakan Alkana langsung memutar mata malas. Engga kapok-kapoknya emang si Alkana ini, pikir Lian.
"Emang lu gak takut ketahuan bang Vano?" Tanya Liam yang sudah hafal tabiat temannya ini.
"Ya jangan dikasih tau juga lah, lu mau ikut gak? Kalau gak gue sendiri aja" Ucapa Alkana yang kini berdiri dari duduknya.
"Iyaiya gue ikut" Ucap Liam yang mengikuti Alkana dari belakang, Liam sebenarnya juga malas belajar jadi ya ngikut ae.
2 langganan bk ini sekarang berada diatas pohon mangga belakang sekolah, pohonnya sedikit tinggi dengan daun yang lebat memudahkan persembunyian Alkana dari guru ataupun OSIS.
"Liam, liat deh itu ada mangga satu" Ucap Alkana yang menunjuk mangga yang berada disamping kepala Liam.
"Ini? Masih kecil gak enak" Ucap Liam yang tahu kalau Alkana mau mangga yang disampingnya ini. Tanpa menghiraukan ucapan Liam, Alkana segera memetik mangga kecil tersebut dengan cepat. Bahkan seragamnya kini terkena getah mangga yang ia petik, Liam hanya menghela nafas pasrah.
"Enak banget cokk mangganya, sayangnya cuma atu doang" Ucap Alkana dengan wajah cemberut, beberapa menit kemudian senyum Alkana kembali terbit dengan tangan mengambil sesuatu didalam sakunya. Liam yang melihat kelakuan temannya pun mengernyit bingung, tetapi hanya beberapa detik sebelum Alkana mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya.
"Ketahuan bang Vano habis lu, Kana" Ucap Liam memperingati Alkana, apakah Alkana akan mendengar ucapan Liam? Oh tentu tidak.
Hufff
Seketika Liam menutup matanya karena hembusan asap rokok yang tepat didepan mukanya langsung.
"Sialan lu, Kana!" Ucap Liam dengan menoyor kepala Alkana main-main, Alkana sendiri hanya tertawa kecil menampilkan gigi kelincinya.
"Katanya hari ini cepet pulang deh" Ucap Liam tiba-tiba dan muka Alkana yang langsung berubah bahagia setelah mendengar hal tersebut.
"KAPAN WOII" Teriak Alkana tanpa sadar, seketika guru yang sedang berpatroli menatap mereka berdua yang sedang duduk diatas pohon.
"HEH KALIAN! TURUN!" Teriak guru tersebut dengan muka garangnya, Alkana serta Liam langsung berpegangan pada pohon. Kaget mereka tuh, untung gak jatuh.
"TURUN KALIAN!!" Teriak guru tersebut kembali, dengan malas-malasan akhirnya mereka turun dari atas pohon.
"Aduhduh pak sakit pak" Pekik Alkana dan Liam yang telinganya dijewer oleh sang guru.
"Ikut saya" Ucap guru tersebut sembari menyeret Alkana dan Liam menuju ke lapangan yang luasnya nauzubillah.
"Lari 10 kali, SEKARANG!!" Teriak guru tersebut, dengan terpaksa Alkana dan Liam harus lari memutar lapangan yang sangat luas tersebut ogah-ogahan.
Pada putaran ke 3,bell pulang berbunyi menyelamatkan keduanya dari hukumannya. Bahkan tanpa mempedulikan sang guru yang berjaga dipinggir lapangan, Alkana berlari menuju kelasnya untuk mengambil tas dan diikuti Liam di belakang Alkana.
~~~~
Brum brum
Plak
"Thanks bestod" Ucap Alkana sembari menggeplak helm belakang Liam, sedangkan Liam hanya diam saja karena sudah biasa dengan kelakuan temannya satu ini.
Liam ditugaskan sama Revano untuk mengantar Alkana pulang, Revano sendiri masih ada rapat yang harus dilakukan makanya tidak sempat mengantar Alkana pulang.
"Hm, gue pulang dulu" Ucap Liam melajukan motornya untuk pulang kerumahnya sendiri.
Tap tap tap
"Eh aden, udah pulang?" Tanya bibi maid yang jelas-jelas Alkana sudah berdiri didepannya, malah ditanya pertanyaan yang tidak jelas.
"Menurut bibi aja" Ucap Alkana sembari berjalan kearah ruang keluarga, dan tidak lupa tas miliknya yang tergeletak begitu saja.
"Menurut bibi sih, aden udah pulang" Ucap bibi maid sembari memungut tas tuan mudanya, bibi maid mengikuti langkah kaki Alkana yang menuju kearah sofa panjang dengan TV.
"Mau bibi bikin jus, aden?" Tanya bibi maid pada Alkana yang menidurkan diri disofa, saking cape nya Alkana sampai langsung ketiduran saat badannya menyentuh sofa empuk tersebut.
Bibi maid hanya tersenyum melihat Alkana tertidur dengan mulut sedikit terbuka, tanpa berkata-kata lagi dengan segera bibi maid kembali kedapur.
Tidak lama kemudian, beberapa orang datang dan menatap bingung bocah yang tertidur disofa tersebut.
"Apa dia?" Tanya seorang remaja yang paling muda diantara mereka.
"Sepertinya iya" Ucap pria tua yang meneliti setiap inci muka Alkana.
"Biar aku menggendongnya kekamar" Ucap seorang pria berbaju kemeja hitam dengan jas senada yang terlihat seperti sugar daddy.
Yang lain menatap kepergian Alkana dengan pria tersebut dengan muka penasaran sekaligus gemess.
"Sleep well baby" Ucap pria tersebut tepat ditelinga Alkana, bahkan tidak lupa pria tersebut membubuhkan kecupan di kening mulus Alkana.
Alkana tidak terganggu sama sekali dengan perlakuan tersebut, bahkan ia mengeratkan pelukannya pada guling yang sangat amat empuk.
TBC
TYPO TANDAI!
VOTMEN!!

KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA
AléatoireAlkana si bocah polos tapi sangat nakal, hobi balapan, ngajak kejar-kejaran guru bk. Itulah keseharian Alkana si anak brokenhome, Orang-orang mengenalnya dengan senyum ceria tanpa tau bahwa Alkana banyak menyimpan luka. Sampai akhirnya Alkana diang...