Part 14

2.6K 128 4
                                    

HAPPY READING

"PAGII!!" sapaan selamat pagi dari Alkana yang sangat menggelegar yang menandakan ia sedang berbahagia. Apalagi diiringi senyum manis yang terukir dibibir mungil miliknya.

"Bahagia banget dek" Ucap Allen menatap Alkana yang menarik kursi disampingnya.

"Oh jelas!" Balas Alkana sembari mengambil nasi goreng yang sangat menggiurkan.

"Sebegitu senangnya boy?" Tanya Felix mengangkat sebelah alisnya, ia terheran-heran dengan sifat ajaib bungsu barunya.

"Iya, seneng banget hari ini, apalagi kalau berangkatnya pake motor sendiri behh senangnya" Ucap Alkana disertai rayuan untuk dibelikan motor, emang ngelunjak nih anak.

"Tidak! Lebih baik kamu diantar saja" Ucap Felix dengan wajah datar andalan.

Alkana yang mendengarnya hanya pura-pura tidak peduli, padahal didalam hatinya sedang mengabsen kebun binatang.

Acara sarapan pagi pun berjalan lancar tanpa hambatan apapun, kini Alkana telah siap dengan seragam sekolahnya. Penampilannya saat ini sangat urakan, apalagi baju yang dikeluarkan dan juga dasi yang hanya dia sampirkan dileher tanpa diikat.

"Dekk! Ya ampun! Ini kamu mau sekolah atau mau ngemis hah?!" Ucap Allen terkejut dengan penampilan adiknya, Alkana yang sedari tadi tersenyum kini melunturkan senyum manisnya mendengar ucapan abangnya.

"Ini style badboy bang!!" Ucap Alkana menatap garang abangnya, sedangkan dua human lagi sedang menyaksikan drama pertengkaran tersebut hanya menghela nafas berat.

"Boy's! Lebih baik kalian berangkat sekarang, baby berangkat sama daddy" Ucap Felix lalu berjalan keluar dari mansion diikuti Verrel yang hanya diam.

"Gue bukan babi!" Ucap Alkana sambil menghentak-hentakkan kakinya, ia juga mengikuti Allen yang berjalan keluar.

Melihat sang daddy telah duduk santai didalam mobilnya, dengan segera Alkana masuk kedalam mobil yang ditempati oleh Felix. Ia masih kesal dengan panggilan sang daddy padanya, terlihat dari wajah cemberut Alkana. Felix sangat pelaku hanya terkekeh gemas melihat kelakuan anaknya, tanpa rasa bersalah Felix mencubit pipi chubby Alkana yang diiringi rengekan sang empu.

"Aaaaaa daddy!!" Rengek Alkana

Felix terkekeh pelan mendengar rengekan bungsunya, apalagi dengan wajah cemberut yang menambah kadar keimutan seorang Alkana. Oh tidak! Bisakah Felix mengurungnya saja?

Tanpa disadari, mobil memasuki pekarangan sekolah elit tempat Alkana menuntut ilmu. Bodyguard membukakan pintu untuk tuan dan tuan mudanya, semua mata menatap penasaran kearah mobil mewah tersebut.

Alkana bukannya malu menjadi pusat perhatian, malahan dia sekarang sedang menebar pesona kearah gadis-gadis yang menatap kearahnya. Sangat amat pede bukan? Itulah seorang Alkana.

"Yuk daddy anter ke kelas" Ajak Felix yang membuat Alkana menjadi cemberut, ayolah dia ini bukan anak kecil yang harus diantar kedalam kelas.

"Dad, Kana bukan anak kecil!" Ucap Alkana sambil menghentak-hentakkan kakinya, di mata Felix perbuatan Alkana sekarang sangatlah imut.

"Dahlah dad, Kana masuk dulu bye" Ucap Alkana lalu pergi meninggalkan Felix yang menatap sang anak, tiba-tiba Alkana teringat akan sesuatu.

"DADDY!!" Teriak Alkana sambil berlari kearah Felix yang akan masuk kedalam mobilnya, Felix yang mendengar teriakan tersebut menghentikan langkahnya dan berbalik menatap tajam Alkana.

"Kenapa berlari hm?" Tanya Felix dengan muka datar andalannya, jangan lupakan tatapan elang yang membuat Alkana menelan ludah susah payah.

"E-eee ehehhe maaf dad" Ucap Alkana disertai cengiran tidak jelas.

"Hm, why?" Tanya Felix dengan mengangkat alisnya sebelah yang membuat kadar ketampanan seorang Felix meningkat, cewe-cewe berteriak histeris melihat perbuatan Felix yang sangat hot di mata mereka.

Alkana yang tidak suka melihat Felix tebar pesona, langsung saja ia mengatakan niatnya memanggil sang daddy.

"Minta uang" Ucap Alkana dengan senyuman manis, langsung saja Felix mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari dalam dompetnya. Senyum lebar Alkana terbit melihat jumlah yang daddynya berikan.

"Udah daddy ke kantor sana hus hus" Usir Alkana setelah mendapatkan apa yang ia mau, sebenarnya ia iri karena cewe-cewe lebih menyukai daddynya daripada dirinya yang sangat ganteng ini.

~~~~

"YOOO SELAMAT PAGIII MY PREN"

Teriakan menggelegar yang membuat orang harus menutup telinga mereka, mereka sudah sangat hafal dengan suara cempreng seorang bocil yang sialnya sangat imut. Mereka tidak bisa marah dengan kelakuan bocil kesayangan mereka tersebut.

"Sakit banget telinga gue denger suara lu njirr" Ucap Lian dengan mengusap telingannya pura-pura sakit. Sedangkan Alkana sang pelaku tidak peduli sama sekali, bahkan dia membuang muka kearah lain.

"Kemana aja lu beberapa hari gak keliatan?" Tanya Lian penasaran.

"Lu tau?, bang Revano sampe marah-marah gak jelas didepan kelas gara-gara lu gak masuk" Lanjut Lian menceritakan kejadian beberapa hari lalu, sedangkan Alkana sudah merinding seluruh badan.

"Seriusan lu?" Tanya Alkana

"Lu kira gue boong hah?! Gue serius anjg, bang Revano sampe banting pintu kelas loh" Ucap Lian dengan menatap Alkana serius.

"Mati gue nih" Gumam Alkana pelan tapi masih didenger oleh Lian.

"Emang lu kemana sih?" Tanya Lian penasaran sahabatnya.

"Panjang ceritanya, ntar aja sekalian dikantin" Ucap Alkana yang mengundang tatapan kecewa Lian, Lian itu udah sangat penasaran padahal.

Tidak lama kemudian, guru mapel bahasa Inggris pun memasuki kelas. Sang guru menerangkan pelajaran nya dengan serius, sedangkan muridnya tidak ada yang serius. Bahkan ada yang lagi tidur, termasuk Alkana yang dibangku belakang. Dikarenakan badannya kecil, jadi Alkana bebas tidur karena ketutupan temannya yang memiliki badan bongsor hampir semuanya.

Jam pelajaran pertama pun sudah selesai, kini memasuki jam pelajaran kedua. Sedangkan Alkana masih mempertahankan posisinya, untung saja tidak ada tugas dijam pertama tadi.

"Itu yang tidur dibelakang siapa?" Tanya guru mapel biologi, perlu kalian tau mata guru ini sangat amat jeli jika ada muridnya yang tidak mematuhi peraturan.

"Stt kana, bangun anjirr ada buk Ida" Bisik Lian tepat ditelinga Alkana, hal tersebut membuat Alkana langsung melek.

"Kenapa kamu tidur?" Tanya guru tersebut pada Alkana yang baru saja bangun dari posisi telungkupnya.

"Gak kok buk, saya hanya nunduk doang hehe" Bohong Alkana dan tidak lupa cengiran khasnya.

"Baiklah anak-anak, buka buku halaman 163 selesaikan tugas dari no 1 sampe no 30 harus udah selesai sampe bel istirahat berbunyi!" Perintah mutlak tersebut membuat murid-murid kelas 10D menghela nafas berat, ayolah ini tugasnya tidak sedikit.





















Tbc

Allo semua
Kana kembali lagi nih

Jan lupa vote, komen, and follow akun author!

Typo tandai!!!!

ALKANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang