Part 17

5.2K 263 8
                                    

HAPPY READING

"A-abang" Panggil Alkana pada Allen yang sedang melamun dengan muka cemberut, Alkana merasa bersalah sedikit. Ingat ya sedikit!

"A-bang, Ka-Kana minta maaf" Ucap Alkana sambil menunduk menyesal, Allen tidak menjawab bahkan bergerak pun engga sedikitpun.

Dukk

Senggolan bahu dari Aufar menyadarkan Allen dari lamunannya, mata tajam Allen yang kini sendu menatap sepupunya sebentar lalu kembali menunduk.

"Udahlah Len, cuma motor murahan itu kebakar doang lo sampe sedih begini, kita kan kaya jadi tinggal beli lagi apa susahnya" Ucap Aufar dengan enteng yang langsung digeplak kepalanya oleh Allen.

Plakk

"ENAK BENER MULUT LO NGOMONG GITU! MOTOR ITU HADIAH DARI MOMMY ANJG!!" Teriak Allen tepat ditelinga Aufar yang kini berdengung.

Deg

Alkana merasa sangat bersalah terhadap kelakuannya yang membakar motor sang abang sampai membuat abangnya marah besar, air mata mengalir dipipi milik Alkana yang menetes mengenai tangan Zerafa yang sedang memeluk Alkana.

Seketika sang mami langsung membalikkan tubuh Alkana untuk menghadap diri.

"Baby? Kamu nangis sayang? Sudah ya tak apa nanti mami belikan motor baru untuk abang" Ucap Zerafa menenangkan ponakan bungsunya.

Allen menatap Alkana sendiri, ia sedih melihat adik barunya menangis. Ia tidak berani memarahi adiknya walaupun itu motor kesayangannya, lebih baik ia pergi menyendiri terlebih dahulu untuk menenangkan pikirannya.

Tap tap tap

Melihat Allen pergi membuat Alkana semakin menangis, ia kira abangnya marah kepadanya gara-gara motornya ia bakar.

Semua yang ada disana kelimpungan mencari cara agar Alkana tidak menangis, jika terus menangis seperti ini bisa-bisa ia akan demam.

~~~~

Ceklek

Tap tap tap

"Baby, maafin abang yang sudah membuatmu menangis" Bisik Allen sambil mengelus pipi gembul Alkana dengan perlahan.

Huff

"Abang gak bisa marah sama baby, abang udah anggep baby sebagai adek kandung abang sendiri, emang motor itu hadiah terakhir dari mommy tapi mommy datengin abang dimimpi untuk jangan marahin kamu" Ucap Allen tanpa sadar meneteskan air matanya, buru-buru Allen menghapus jejak airmata.

Cup

"Abang sayang kamu, baby" Ucap Allen sambil menyium dahi mulus Alkana sedikit lama.

Setelah menyelesaikan ucapannya, Allen keluar dari kamar Alkana dengan menutup pintu perlahan agar tidak mengganggu tidur sang adik.

Puk

Allen terkejut dengan tepukan di bahunya, ia berbalik mendapati abang ketiganya berdiri sambil menatap bingung dirinya.

ALKANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang